Part 2

Others Series 1994

Diruangan serba putih dan berbau obat-obatan terdapat gadis yang tengah terbaring lemah, sudah 2 bulan gadis tersebut terbaring dibangkar rumah sakit tanpa ada tanda-tanda akan bangun.

Beberapa saat kemudian jari jemari gadis tersebut bergerak perlahan seakan menunjukkan bahwa gadis tersebut sebentar lagi akan bangun dari koma nya.

Wanita paruh baya yang wajahnya terlihat masih muda terus menatap sang gadis dengan tatapan sendu.

Engh...

Secara perlahan kelopak mata sang gadis terbuka, mengerjapkan mata nya demi menyesuaikan cahanya ruangan tersebut.

Wanita paruh baya yang melihat itu terkejut sekaligus bahagia, wanita tersebut langsung memencet tombol disamping bangkar tersebut.

Selang beberapa menit dokter dan perawat bergegas masuk dan memeriksa sang gadis.

"Syukurlah kamu sudah sadar." Ucap dokter

"A-ir." Ucap gadis tersebut lirih.

Wanita paruh baya tersebut langsung mengambil air yang sudah tersedia di nakas.

"Minum dulu sayang."

"Ini dirumah sakit? Gue selamat? Gak mungkin gue selamat, kecelakaan yang gue alami parah. Trus siapa ini tante, gue enggak kenal sama sekali. Bunda, ayah sama Gara kemana?" Batin gadis tersebut yang tak lain Ayana.

"Ada yang sakit?" Tanya dokter.

Ayana hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan sang dokter.

"Syukurlah sayang kamu sudah sadar, mommy takut kamu gak bangun-bangun." Ucap wanita paruh baya dengan terharu.

"Wait, Mommy? Kapan gue punya nyokap?" Batin Ayana bingung.

"Tante siapa?" Tanya Ayana, Ayana bingung kenapa ada wanita paruh baya yang mengaku-ngaku sebagai ibunya sedangkan dia saja tidak mempunyai orang tua.

"Kamu gak inget mommy sayang?" Tanya wanita tersebut. Ayana hanya menggeleng kan kepala.

"Ya gimana mau inget, orang gue aja gak punya orang tua." Batin Ayana.

"Ayara, ini mommy sayang!?" Wanita tersebut menangis mendengar anaknya tidak mengingatnya.

"Ayara? Siapa sih? Orang gue Ayana. Nih, Tante pasti salah orang." Batin Ayana.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka, terlihat pria paruh baya yang masih terlihat muda dan gagah tergesa-gesa menghampiri bangkar tersebut.

"Ara gak inget sama aku mas."

Mendengar itu pria baruh baya tersebut melihat Ayana dan mendekat kearahnya

"Sayang, kamu ingat Daddy nak?" Ayana hanya menggeleng sebagai jawaban.

Ayana semakin bingung siapa dua orang paruh baya tersebut yang mengaku-ngaku sebagai orang tuanya. Lagipula namanya Ayana bukan Ayara?!.

"Dokter anak saya kok gak ingat saya mama nya? Anak saya kenapa?"

"Biar saya periksa dulu."

"Nona, apa nona ingat nama nona?" Ayana langsung mengangguk

"Siapa?" Tanya dokter tersebut.

"Ayana dok."

"Bukan, nama nona Ayara Raquel Alexander. Dan ini kedua orang tua nona Tuan Dave Alexander dan Nyonya Rasti Alexander."

"Bukan dok, nama saya Aya..... Akh.." tiba-tiba kepala Ayana terasa sakit, kepingan ingatan tiba-tiba bermunculan secara mendadak membuat kepalanya sakit. Dokter yang melihat itu langsung mengambil tindakan memberikan obat penenang untuknya.

Sekarang Ayana tertidur pulas setelah diberi kan obat penenang.

"Kenapa anak saya dokter?" Ucap Rasti yang menagis dipelukan Dave Alexander.

"Dari gejala tersebut nona Ayara mengalami amnesia sementara. Lambat laun ingatan nona akan kembali tapi jangan dipaksa untuk mengingat."

"Mas anak kita." Tangis Rasti.

"Udah kamu sabar sayang, lambau laun ingatan Ara pasti akan kembali percaya dengan dokter sayang."

"Terima kasih dokter."

"Sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi."

"Iya."

Dokter beserta perawat keluar dari ruang inap Ayana.

Rasti masih saja menangis melihat putrinya, dia tidak menyangka putri kecilnya akan mengalami ini.

"Sudah sayang, kita tunggu Ara bangun kamu istirahat ya."

"Waktu Ara koma aku takut mas, Ara gak akan bangun lagi dan akan pergi ninggalin aku seperti keyra, cukup keyra yang ninggalin kita, aku gak mau Ara ninggalin aku mas." Ucap Rasti seraya menangis mengingat masa lalu yang kelam.

"Gak akan terjadi lagi sayang, aku janji akan menjaga putri kecil kita."

"Janji mas."

"Janji. Udah jangan nangis lagi."

°°°°°°°=°°°°°°°

Kelopak mata terbuka secara perlahan memperlihatkan mata cantiknya, Ayana mengerjapkan mata nya menyesuaikan cahaya.

Dia tidak menyangka bahwa raganya akan nyasar ditubuh gadis ini.

"Gue gak nyangka kalo gue transportasi eh transisi ehh.... Apa sih lupa gue."

"Pokoknya itulah."

"Gue akan cari tau penyebab kematian kakak perempuan Lo Ara, gue juga bakal ubah pandangan orang-orang ke elo, gue juga harus cari dalang dibalik kematian lo."

"Oke gue bakal bongkar siapa sang rubah licik sebenarnya."

"Hah! Gue balik SMA lagi dah, padahal gue bulan depan wisuda anjirr."

"Sial bener ah! Nunggu gue wisuda trus kerja diRumah Sakit dulu kek."

"Ah, orang tua Ayara mana ya? Mungkin sedang keluar."

"Thanks Ra, Lo ngasih kesempatan gue buat ngerasain rasanya punya orang tua."

"Dengan gue ditubuh ini gue bisa cari tau siapa yang udah berani sabotase si blacky, gak boleh ada yang macem-macem sama si blacky berani bener tuh orang otak atik motor kesayangan gue."

"By the way gimana raga gue yang asli ya? Udah koid apa koma ya?"

"Pikir nanti deh."

Saat tidur Ayana bertemu dengan Ayara yang asli, Ayara menceritakan semua bebannya kepada Ayana, Ayara sudah menyerah akan kehidupan nya.

Flashback

Ayana berjalan perlahan melihat sekeliling dengan tatapan bingung, Bagun dari tidurnya mendapati dirinya ditempat asing.

Tempat ini seperti taman yang indah, suasana nya tenang dan sejuk, bahkan dirinya betah berlama-lama disini.

"Gue dimana ini? Apa jangan-jangan ini surga?"

"Gak mungkin ini surga!? Ya kali orang kek gue banyak dosa masuk surga?! It's impossible."

"Hai Aya." Ucap seorang gadis tepat dibelakang Ayana.

Mendengar suara seseorang Ayana langsung menoleh kebelakang.

"Siapa Lo?"

"Aku adalah raga dari tubuh yang sekarang kamu tempati."

"Lo Ayara?"

"Benar, maaf aku menarik jiwa kamu ketubuh aku, aku ingin meminta bantuan mu, tolong ungkap siapa pembunuh kakak perempuan yang paling aku sayang, dan aku minta tolong cari dalang dibalik kematian aku. Mobil aku disabotase. Kecelakaan ini udah direncanakan."

"Gue kasihan sama Lo Ra, oke gue bantu sampai tuh pelaku ketemu, aku bakal berikan keadilan buat Lo dan kakak Lo.

"Terima kasih Ayana, sekarang tubuh aku milik kamu sepenuhnya. Terserah kamu mau melakukan apa tapi aku mohon jaga keluargaku."

"Oke gue jaga keluarga lo, boleh gue anggap orang tua Lo seperti orang tua gue?"

"Boleh Ay, Aku serahin semua kehidupan aku sama kamu."

"Terima kasih."

"Waktu aku udah habis, sampai jumpa."

"Oke bye.

Back Again sama aku

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience