Part 3

Others Series 1994

Klek....

(Sekarang kita panggil Ayana sebagai Ayara)

Suara pintu terbuka terdengar oleh pendengaran Ayara, Ia menoleh kearah pintu terlihat kedua orang tua Ayara yang asli.

Orang tuanya bergegas menghampiri anak mereka yang sekarang sudah bangun.

"Sayang kamu sudah bangun nak? Ada yang sakit?" Tanya Mommy Rasti seraya mendekat kearah Araya.

Saat akan menggapai tubuh sang anak, Ayara tersentak kaget refleks memundurkan tubuhnya seolah enggan disentuh sang ibu.

Melihat respon anaknya, Rasti tersenyum sendu.

Sejak kejadian kelam itu, Ayara semakin menjadi pribadi yang dingin dan tertutup bahkan terhadap orang tuanya termasuk ketiga Abang nya.

Dulu Ayara adalah anak yang sangat manja walaupun orang tua Ayara jarang ada waktu untuk nya Ayara tetap jadi anak yang manja apalagi saat bersama Dave.

"Ada yang sakit sayang?" Tanya Dave.

Hanya gelengan kepala Ayara sebagai jawaban nya. Sekarang Ayara merasa bersalah kepada Mommy nya.

"Mm.. Mom, Ara mau peluk boleh?" Cicit Araya yang biasa disapa Ara.

Mendengar cicitan Ara, Rasti kaget sekaligus bahagia, setelah kejadian itu Ara tidak pernah mau berdekatan dengannya jangankan sekedar berpelukan, berbicara hanya seperlunya saja.

Rasti menangis bahagia akhirnya anaknya mau memeluknya lagi.

"Boleh sayang." Ucap Rasti seraya merentangkan tangannya yang disambut hangat Ayara.

Dave yang melihatnya tidak bisa menyembunyikan bahagianya. Akhirnya anak bungsu nya kembali seperti dulu.

Tak terasa cairan bening jatuh disudut mata Dave dengan cepat Dave menghapus nya.

"Princess Daddy gak mau meluk Daddy?" Ucap Dave dengan nada merajuk.

"Emang Daddy mau Ara peluk?" Cicit Araya seraya menunduk kepalanya.

Lihatlah sekarang Araya terlihat semakin menggemaskan, wajah putih alami dengan pipi chubby, bibir tipis penuh yang berwarna merah Cherry walaupun sekarang bibir tersebut terlihat pucat tapi tidak mengurangi wajah imutnya.

Tidak Ayara maupun Ayana sifat mereka sama, sama-sama manja dengan orang yang disayangi nya. Jadi Ayana tidak susah menyesuaikan sifat Ayara sekarang.

"Mau banget princess." Dave berjalan kearah Rasti dan Ayara dengan merentangkan tangan bersiap memeluk mereka berdua.

"Mayan meluk Daddy ganteng." Batin Ayara senang

Mereka berpelukan dengan rasa bahagia dihati mereka, Ayana sekarang bisa merasakan pelukan orang tua walaupun diraga yang berbeda.

"Mm... Dad kapan Ara pulang? Ara bosen disini terus." Rajuk Araya.

"Kamu kan baru sadar kemarin sayang, kamu harus pulih dulu baru boleh pulang." Ucap Resti

"Tapi Ara bosen Mom."

" No princess, kamu gak boleh pulang dulu." Ucap Dave tegas, menandakan bahwa ucapan tidak ada bantahan lagi.

"HM, yes Dad." Ucap Ayara lesu.

"Good girl." Ucap Dave seraya mengusap rambut panjang sang anak.

°°°°°°°°°°°°°°°°°

Tak terasa sudah 4 hari semenjak Ayara bangun dari koma dan masih menetap di rumah sakit untuk pemulihan, hari ini adalah hari terakhir Araya dirawat.

Sebelum diperbolehkan untuk pulang Ayara harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu, seperti saat ini dokter tengah memeriksa Ayara apakah sudah diperbolehkan pulang atau belum.

"Bagaimana dokter, apakah sudah diperbolehkan pulang hari ini?" Tanya Mommy Rasti.

"Setelah saya cek dan semua kondisi nona Ayara sudah pulih hari ini nona Ayara diperbolehkan untuk pulang. Tapi nona Ayara jangan dulu melakukan aktivitas berat apalagi sampai nona kelelahan, akan berakibat pada kesehatannya." Jelas dokter.

"Baik dokter, terima kasih banyak ya dok." Ucap Mommy Rasti.

"Sama-sama Nyonya Rasti, Saya pamit dulu."

Setelah dokter keluar, Mommy Rasti menatap Sang anak sayang.

"Bagaimana sayang, kamu senang hari ini pulang?"

"Ya Mom, Ara seneng banget akhirnya Ara bisa pulang." Ucap Ara berbinar.

Mendengar ucapan Araya, Mommy Rasti sangat senang dan bahagia akhirnya putri kecilnya lebih banyak berbicara dengan berbagai ekspresi.

"Oke sayang sekarang Mommy mau beresin barang-barang dulu, sebentar lagi Daddy akan jemput kita pulang."

"Mau Ara bantu Mom?"

"Gak usah sayang kamu istirahat saja."

"Y udah deh." Ucap Ara lesu. Padahal dirinya ingin membantu Mommy nya beberes tapi dilarang.

Selang beberapa menit pintu berbuka perlahan dan tampaklah Sang Daddy yang sedari tadi ditunggu mereka.

"Bagaimana, boleh Pulang hari ini?"

"Sudah dong Dad." Ucap Ara senang.

"Sudah semua sayang?" Ucap Daddy Dave yang menatap Mommy Rasti.

"Sudah semua mas."

"Oke. Jonny masuk."

Seseorang laki-laki berbadan besar dan berpakaian serba hitam masuk setelah mendengar sang tuan memanggilnya.

"Siap tuan."

"Anjayy... Bokapnya Ara ternyata holang kaya, pakai bodyguard segala cuk." Batin Ayara

"Angkat tas-tas ini dan masukkan mobil."

"Baik tuan."

Setelah mendapat perintah, bodyguard yang bernama Jonny itu langsung mengangkat tas-tas yang berisi pakaian kotor dll dengan dibantu temannya yang lain.

"Sekarang kita pulang."

Mereka keluar dari rumah sakit dan pulang kerumah, dengan dikawal beberapa mobil sedan dibelakang nya.

~~~~~~~~~

Sampai di mansion yang megah dengan gaya eropa, mobil yang ditumpangi oleh Ayara dan Kedua orang tuanya memasuki mansion megah tersebut.

Ayara yang melihat pun dibuat kagum, betapa besar dan megahnya mansion yang sekarang akan ditinggalinya.

"Anjayy... Ni rumah gede amat. Bener-bener holang kaya. Ni harta pasti gak akan habis tujuh turunan nih." Batin Ayara

"Ayo masuk sayang." Ucap Daddy Dave seraya menggandeng Ayara.

"Ah iya Dad."

Mereka semua memasuki mansion tersebut, mereka disambut oleh beberapa maid yang sudah berjajar rapi dan membungkuk hormat.

"Buset dah, pembantu nya banyak banget. Gila nih mah, baru kali ini gue disambut kayak jadi ratu." Batin Ayara berdecak kagum.

"Mau mommy anterin kekamar sayang?" Ucap Mommy Rasti lembut.

"Boleh Mom."

Ayara dan Mommy Rasti berjalan menaiki tanggu menuju lantai 2 dimana kamar Ayara berada.

Saat berada dilantai 2 ada beberapa kamar dan ruang seperti ruang keluarga atau tempat santai.

"Mom ini kamarnya siapa?" Tunjuk Ayara kesalah satu kamar dengan pintu bercat hitam.

*Oh iya Mommy lupa, yang ini kamarnya Abang Pertama kamu Zafier, sebelah sini yang bercat hitam juga punya Abang kembar kamu Elzan sama Alzaf dan kamar kamu yang Pintu bercat putih di tengah-tengah antara Abang twins." Jelas Mommy Rasti.

"Oke Ara paham Mom." Ucap Ayara seraya tersenyum manis.

"Trus mereka kemana Mom?"

"Abang twins belum pulang sayang, Abang Zafier masih diluar negeri."

"Oh gitu, ya udah Ara mau istirahat dulu ya Mom."

"Ya sayang, kamu istirahat nanti makan malam Mommy bangunin."

"Siap Mommy." Ucap Ayara seraya mengangkat tangan kanannya memberi hormat ala tentara dengan senyum manisnya.

"Udah masuk sana."

Ayara berjalan masuk ke kamarnya, baru beberapa langkah Ayara berhanti dan berbalik berjalan cepat kearah Mommy dan memberikan kecupan singkat dipipi Mommy nya setelah itu Ayara langsung berlari kekamarnya dan menutup kamarnya.

Rasti yang mendapat kecupan singkat tersebut hanya berdiri mematung, Rasti benar-benar kaget anaknya mencium Pipinya singkat. Tak terasa air mata nya mengalir. Ia bahagia anak nya kembali ceria, putri kecilnya kembali.

•••••••••••••

Ditempat lain........

Disebuah kamar yang minim pencahayaan terdapat seorang laki-laki yang tengah memandangi foto seorang perempuan cantik dengan sorot mata penuh kesedihan dan penyesalan.

"Lo ninggalin gue sendiri Ay? Lo gak kasihan sama gue? Lo gak kasihan sama anak Red Eagle?" Ujar laki-laki tersebut.

"Gue nyesel banget gak ngikutin Lo waktu itu hiks gue nyesel gak nganterin Lo waktu itu hiks." Tangis laki-laki itu.

"Gue masih gak percaya kalo Lo ninggalin gue gitu aja."

Tok.. tok..

Suara ketukan pintu mengalihkan atensinya. Dia hanya diam tanpa membuka ataupun berbicara.

"Sayang ini bunda nak."

Mendengar suara bundanya laki-laki tersebut berdiri, berjalan menuju pintu dan membukanya.

Wanita paruh baya yang melihat anaknya begitu rapuh segera memeluk anaknya erat.

"Sayang udah, jangan gini bunda sedih liat Gara sedih seperti ini." Ucap wanita paruh baya tersebut.

Ya, laki-laki yang tengah dilanda kesedihan yang mendalam adalah Nagara Rahardian Sahabat bahkan sudah seperti seorang Abang bagi Ayana Abigail.

Gara membalas pelukan bundanya tak kalah erat. Seraya menangis dalam diam.

"Gara nyesel bunda, gak ikutin Ayana dari belakang, Gara nyesel gak nganterin Aya waktu itu."

"Sekarang Aya ninggalin Gara selamanya Bun hiks, Gara hiks Gara....."

"Sutttss..., Sudah sayang, kalo kamu sedih seperti ini terus Ayana juga pasti sedih liat kamu kayak gini sayang."

"Ikhlaskan kepergian nya sayang, kalau kamu ikhlas Ayana akan bahagia disana."

"Benarkah Bun?" Tanya Gara seraya menatap bundanya yang dibalas senyum manisnya.

"Nanti akan Gara coba bunda."

Double up nih gaes... Semoga suka.... Jangan lupa beri Vote ataupun komen ya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience