Part 10

Others Series 1994

Ayara tengah berbaring di ranjang sambil scroll ponsel nya. Dari setelah makan malam Ayara hanya ada dikamar bermain ponselnya.

"Hah... Bosan." Ucap Ayara yang tengah berbaring terlentang menghadap langit-langit kamarnya.

"Kangen Gara, Bunda sama Ayah. Kangen temen-temen juga." Ucap Ayara sendu.

"Keadaan mereka gimana ya sekarang?"

"Apa gue kasih tau Gara aja ya? Tapi kalau Gara gak percaya apa yang gue alami gimana?" Monolog Ayara.

"Coba aja dulu lah, gue kangen mereka banget."

Ayara mengambil ponsel nya yang tadi Ia letakkan di sisi nya.

Mengetik nomor yang dia hapal diluar kepala dan mengesave nomor tersebut.


Me

Gara.

Gara
Siapa?


Me
Gue pengen ngomong sesuatu sama Lo.

Gara
Siapa Lo? Kenapa Lo bisa tau nama gue?


Me
Gak penting Lo tau siapa gue, nanti Lo juga tau sendiri.

Gara
Jangan main-main sama gue!! Siapa Lo?


Me
Nanti Lo juga tau. Gue mau ngomong tentang Ayana. Ini penting.

Gara
Apa hubungan Lo sama Ayana sialan! Siapa Lo?


Me
Besok di cafe Roses jam 2 siang, kalo lo pengen tau.

Gara
Oke.


Read

Ayara kembali meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur nya.

Ayara bangkit dan keluar kamar, tujuannya sekarang adalah dapur untuk mengambil air putih, Ayara lupa mengisi gelas nya tadi.

Saat tepat didepan kamar Abang pertamanya yaitu Zafier, Ayara berhenti melihat kamar Zafier tengah terbuka sedikit.

"Kok pintu kamarnya kebuka dikit? Apa Abang Zaf udah balik ya? Jadi kepo gue, ke kamar Abang sendiri gak papa dong, ya kan!?" Monolog Ayara.

Perlahan tapi pasti Ayara melangkah mendekati kamar Zafier, lihatlah sekarang Araya seperti maling berjalan mengendap-endap seakan takut ketahuan oleh orang lain.

Ayara membuka pintu kamar tersebut pelan-pelan, Ayara menyembulkan kepalanya sedikit menengok apakah kamar tersebut ada sang Abang.

"Bang Zaf?" Panggil Ayara.

"Kok sepi?"

"Mungkin Bang Zaf ada didalam kamar mandi."

"Abang Ara masuk ya, permisi."

Ayara melangkah masuk lebih dalam ke kamar Abang nya. Ayara melihat-lihat kamar Zafier, kamar yang didominasi warna hitam abu-abu benar-benar nuansa laki-laki. Kamar Zafier juga luas seperti kamarnya, kamar Zafier terdapat lemari buku dan berkas-berkas kantor disampingnya terdapat meja kerja.

Perlahan Ayara mendekati meja kerja Zafier.
Dimeja kerja tersebut hanya ada berkas-berkas kantor. Tak sengaja Ayara melihat berkas yang menarik intensitas nya.

Ayara mengambil berkas tersebut dan mulai membacanya.

"Apa ini Weh, gue gak bisa bahasa Rusia. Ini kayak sejenis berkas kerjasama deh."

"Gambar berlian? Tapi kok warnanya hitam?" Ayara terus mengamati gambar berlian berwarna hitam tersebut pasalnya dibawah gambar tersebut ada nama Zafier beserta tanda tangannya.

"Apa lambang perusahaan? Tapi lambang perusahaan Daddy kan kan bukan ini?" Ayara terus memperhatikan gambar tersebut dengan teliti.

"Oke cari tau nanti deh." Ayara meletakkan berkas tadi ketempat semula berada, bisa gawat kalau Abang pertama nya tau dirinya membuka-buka berkas penting.

"Woaaa.... Look that. Gue nemu harta Karun Weh." Ucap Ayara berbinar senang.

"Kok bisa Abang gue punya pistol kek gini sih." Ucap Ayara senang seraya memainkan pistol tersebut.

"Hehe... Pinjam bentar ya Bang, nanti Ara kembaliin. Kapan-kapan tapi." Ucap Ayara seraya memasuknya pistol tersebut kedalam saku celana nya.

Tak sengaja Ayara tadi melihat pistol tersebut diatas nakas, mungkin Zafier lupa meletakkan pistol tersebut ditempat tersembunyi.

Clek

Tak berapa lama bunyi pintu terbuka mengalihkan perhatian Ayara. Keluarlah Zafier dengan keadaan rambut basah dan tidak berpakaian, Zafier hanya mengenakan celana pendek diatas lututnya.

Lihatlah Body Abangnya benar-benar menggoda iman. Perut sixpack, badan kekar rambut basahnya, benar-benar hot.

"Anj, nikmat Tuhan yang tidak boleh terlewat kan ini mah. Gila, Abang gue hot banget. Kalau gue masih Ayana gue kejar nih orang sampe dapet. Aaa... Pengen pegang roti sobek nya Weh." Batin Ayara berdecak senang.

Ayara terus memandang Zafier tanpa berkedip dengan mulut terbuka.

Sampai Zafier menyadari adik tersayang nya ada dikamarnya. Zafier perlahan mendekati Ayara dengan alis terangkat tanda dirinya bingung dengan Ayara yang melihat dirinya tanpa berkedip sama sekali.

"Ara..." Panggil Zafier sedangkan yang tengah dipanggil tetap tidak merespon sama sekali.

"Baby..." Ucap Zafier seraya menepuk pipi gembul ayara dengan pelan.

Mendapat tepukan pelan tersebut Ayara tersadar dari lamunannya. Ayara sontak berkedip-kedip lucu, Zafier yang melihat itu hanya terkekeh lucu. Adik perempuan Kesayangan nya benar-benar lucu.

"Ada apa hm?" Tanya Zafier lembut dengan senyum hangatnya.

"Anj, meleyot gue. Aaaaa.. gak bisa, gak bisa ini. Meleyot anjir." Batin Ayara.

"Abang gue meresahkan, bangsat." Umpat Ayara didalam hati.

"Hehe... Ara mau main disini." Ucap Ayara, hanya alasan itu yang ada di pikiran Ayara.

"Boleh Abang?" Lanjut Ayara.

"Boleh." Ucap Zafier seraya berjalan ke lemari pakaian nya dan mengambil kaos putih untuk dipakainya.

"Oh iya Bang, Ara pengen laptop buat nonton my bubu, Ara lagi males keluar rumah bang" Ucap Ayara.

"My bubu? Siapa?" Tanya Zafier.

"Lou Yunxi sama Lee Min Ho." Jawab Ayara, Zafier hanya terkekeh.

Zafier berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Belikan saya laptop sekarang."

"....."

"Hm......"

Zafier memutuskan sambungan telepon itu dan beralih menatap Ayara yang tengah menatap nya.

"Udah Abang beli nanti bodyguard Abang yang bawa ke sini."

"Gila, minta apa pun langsung diturutin dong." Batin Ayara senang.

"Aaaa.... Makasih Abang." Ucap Ayara senang seraya memeluk Zafier. Zafier pun membalas pelukan sang adik.

"Mayan meluk cowok kekar." Batin Ayara terkikik geli.

Zafier perlahan melepas pelukan nya dan menatap Ayara hangat. "Udah malem, kenapa belum tidur hm?" Tanya Zafier.

Ayara menepuk pelan dahi nya, lupa akan tujuan awal keluar kamar.

"Duh Ara lupa, Ara kan mau ambil air minum." Zafier terkekeh gemas.

"Ara mau ambil minum dulu Bang." Ucap Ayara yang dibalas anggukan singkat dan gumaman Zafier.

Ayara keluar dari kamar Zafier dan melangkah menuju dapur tujuan nya sekarang adalah untuk mengambil air minum.

Sampai nya di dapur Ayara langsung mengambil air minum dan meminumnya, setelah air di gelas itu habis Ayara menuang air minum lagi digelas nya.

Suasana di dapur benar-benar sudah sepi, seluruh maid sudah diharus kan tidak ada di mansion lagi kecuali kepala maid, seluruh maid maupun penjaga sudah ada tempat tinggal sendiri letaknya di belakang mansion Alexander.

Setelah selesai Ayara berjalan kembali ke kamar nya, saat melewati ruang keluarga Ayara melihat Abang kembarnya sedang berada disana duduk di sofa dengan televisi menyala.

Tiba-tiba ide jahil terlintas di kepala, Ayara tersenyum licik akan ide itu.

Berjalan mengendap-endap menuju sofa dimana sang Abang kembar masih fokus menonton film entah film apa yang mereka tonton hingga begitu fokus akan film tersebut.

DORR...,

"Ajing."

"Monyet Lo."

Begitu lah latah mereka saat dikagetkan oleh Ayara, Ayara hanya tertawa terbahak-bahak.

"Anjir... Lucu banget." Ucap Ayara berusaha untuk menghentikan tawa nya.

"Lo tuh ya dek, bisa gak jangan ngagetin?" Ucap Alzaf kesal.

"Tau tuh, orang kita lagi fokus nonton film yang bikin deg-deg Lo malah ngagetin." Lanjut Elzan.

"Gak bisa Bang, sesuatu yang sudah terlintas di kepala harus segera dilakukan, termasuk ngagetin kalian udah terlintas di otak gue yang pintar ini." Ucap Ayara seraya terkikik geli.

"Sekarepmu." Ucap Elzan memutar bola matanya malas.

"Mending kamu ikut nonton sama kita dek, dijamin nih film bikin jantung maraton." Ucap Alzaf semangat.

"Emang film apaan Bang?" Ucap Ayara penasaran.

"Udah jangan banyak tanya mending langsung nonton, sini duduk." Ucap Elzan tersenyum tipis licik.

Ayara yang penasaran langsung saja duduk ditengah-tengah Abang kembar nya.

Awal-awal masih menunjukkan film biasa tapi selang beberapa waktu, film berubah menegangkan. Ayara yang melihat itu mulai ketakutan dan tanpa aba-aba apa sesuatu muncul dan........

"AAAAA...... MOMMYYY DADDYYY."

Jumpa lagi sama Aku ....... Semoga suka sama cerita ini

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience