Part 7

Others Series 1994

Part 7

Sampainya dikantin sekolah, terlihat kantin tersebut telah ramai dikunjungi oleh para siswa, bahkan meja kantin pun telah penuh.

Talitha terus melihat meja mana yang masih kosong, setelah mendapat meja yang kosong Talitha memapah Ayara sampai ke meja yang masih kosong tersebut.

"Lo duduk disini, biar gue yang pesenin makanannya. Lo mau makan apa?" Tanya Talitha.

"Gue bakso sama susu kotak rasa strawberry aja ya, yang dingin." Ujar Ayara yang tengah duduk di bangku kantin.

"Oke. Lo tunggu sini ya." Ayara hanya memberikan jempol nya pertanya setuju.

Sambil menunggu Talitha memesan makanan mereka, Ayara bermain ponselnya mengusir bosan.

Tak berapa lama Talitha datang membawa pesanan mereka, Talitha duduk disebelah Ayara.

"Nih pesenan lo, bakso sama susu strawberry."

"Oke. Makasih Tata." Ucap Ayara tersenyum manis.

"Dah makan. Keburu bell masuk."

Mereka makan dengan lahap dengan diselingi obrolan ringan. Sampai suara gebrakan meja yang mereka tempati mengagetkan mereka berdua.

Brak

"Anj.. nih orang. Bikin kaget aja." Batin Ayara

"Apa maksud Lo bully Farah lagi?" Tanya Hanzel marah.

Ayara hanya menatap hanzel bingung berganti menatap gadis disamping Hanzel yang tengah menangis yang berpakaian Acak-acakan seperti gembel. Disana juga terdapat teman-teman Hanzel termasuk Abang kembarnya.

Ah! Sekarang dirinya ingat jadi gadis ini yang bernama Farah Diba. Gadis polos-polos bangsat, oke, sekarang kita main dramanya.

"Sorry nih ya, Lo datang-datang langsung gebrak meja ngagetin gue, maksud Lo apa heh?!" Ucap Ayara sinis.

"Pake nanya lagi, Lo gak budeg kan gue bilang apa tadi ha?" Teriak Hanzel.

"Biasa aja dong Lo sama cewek!" Ucap Talitha

"Gue gak ada urusan sama Lo!" Ucap Hanzel seraya menunjuk Talitha.

"Gak usah tunjuk-tunjuk temen gue." Ucap Ayara datar seraya menepis telunjuk Hanzel.

"Kagak usah teriak segala, gue gak budeg ya. Lagian kenapa cewek lo? Lagi ngegembel?" Ucap Ayara sarkas seraya melirik sinis Farah.

Farah yang mendengar ucapan Ayara mengepalkan tangannya tanpa disadari oleh yang lain.

Sedangkan Ayara melihat kepalan tangan Farah hanya tersenyum tipis.

"Wah.. wah ternyata polos polos bangsat nih cewek, cocok ama mukanya kek lonte." Batin Ayara tertawa.

"Jaga ya omongan Lo! Lo kan yang bully Farah? Gue kira Lo udah berubah ternyata masih sama aja."

"Heh! Lo kira gue Ultraman pake acara berubah segala, ngadi-ngadi nih orang." Decak Ayara kesal.

Jay dan Dean yang mendengar ucapan Ayara terkikik geli, disaat-saat seperti ini cewek didepan mereka malah sempat-sempatnya ngelawak. Hanzel menatap tajam kearah Jay dan Dean menyuruh mereka diam. Mereka yang ditatap tajam oleh bos nya langsung diam. Hanzel kembali menatap Ayara, setelah mendengar ucapan Ayara lagi.

"Lagian gue gak bully cewek lo. Mana buktinya gue bully cewek tersayang Lo itu heh?" Lanjut Ayara, dirinya benar-benar kesal dengan cowok didepannya ini, dia merusak mood makannya sekarang.

"Gue gak punya bukti, tapi Farah sendiri yang bilang bahwa Lo yang bully dia!"

"Udah kak, Farah gak papa, Farah udah maafin Ayara kok."

"Bentar. Gue nanya sama Lo, kapan gue bully Lo?" Tanya Ayara menatap Farah.

"T-tadi ditoilet pas pelajaran pertama." Ucap Farah lirih.

"Jangan asal nuduh lo, Ayara gak kemana-mana dari masuk ke kelas sampai istirahat, Ayara hanya keluar saat ini itupun sama gue." Jelas Talitha.

"Lo denger sendiri kan apa kata temen gue?
Gue gak kemana-mana saat pelajaran berlangsung. Kalo gak percaya tanya temen-temen sekelas gue." Ucap Ayara sinis seraya menatap Hanzel dan Farah bergantian.

"Halah gue gak percaya sama Lo! Lo itu licik! Lo juga cewek murahan, Lo ngelakuin berbagai cara buat bully Farah karna Farah bisa deket sama gue kan?!." Ucap Hanzel seraya menatap Ayara remeh.

Ayara yang mendengar hinaan itu hanya menatap Hanzel dingin dengan mengepalkan tangannya kuat-kuat demi meredam emosinya yang memuncak.

Farah hanya menatap Ayara dengan senyum kemenangan tipisnya.

Sedangkan dibelakang Hanzel, Sikembar hanya bisa menahan dirinya untuk tidak ikut campur urusan mereka. Mereka berdua mati-matian menahan diri agar tidak menghajar Hanzel karna telah menghina adik kecil mereka.

Ayara maju perlahan dengan langkah tertatih. Ayara menatap Hanzel dingin menusuk. Mereka yang dikantin hanya menonton merasakan aura dingin yang begitu menusuk.

"Ngomong apa Lo tadi?" Tanya Ayara dingin saat sampai didepan Hanzel.

"Lo itu mu...."

Bugh...

Belum selesai perkataan Hanzel sebuah bogem mentah mendarat disudut bibirnya. Dapat Hanzel rasakan sudut bibirnya sedikit robek, pukulan Ayara bukan main-main.

Seluruh kantin bahkan memekik kaget melihatnya. Mereka kaget bagaimana seorang Ayara selalu dihina dicaci maki bahkan ditampar oleh Hanzel sekarang telah memukul nya. Dan pukulan Ayara tidak main-main, pukulan Ayara layangkan benar-benar keras.

Bahkan Jay dan Dean hanya bisa melongo kaget melihat Ayara yang memukul kuat Hanzel, sedangkan Sikembar hanya tersenyum miring melihat adiknya melawan Hanzel.

"Awss.... Pasti sakit itu." Ringis Jay berbisik di sebelah Dean.

"Ngilu gue liatnya." Balas Dean dengan berbisik juga.

"Gila pukulan Ayara gak main-main Weh." Ucap Jay berbisik.

"Kekuatan tuh cewek kuat juga ya, gue baru liat Ayara berani bales si bos." Ucap Dean.

Jay dan Dean asyik berbisik sambil menonton

Hanzel berdiri Menatap Ayara seraya menusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Sekali lagi Lo ngehina gue, abis Lo." Ucap Ayara dingin.

Mendengar ucapan Ayara, Hanzel hanya terkekeh meremehkan.

"Gue bukan ngehina Lo tapi emang Lo aja yang murahan. Lo dulu cinta mati sama gue bahkan ngejar-ngejar gue kek cewek murahan."

"Itu dulu sialan!"

"HEI KALIAN SEMUA DENGERIN GUE BAIK-BAIK MULAI SEKARANG DAN SETERUSNYA GUE AYARA RAQUEL AKAN BERHENTI NGEJAR-NGEJAR COWOK BANGSAT INI." Teriak Ayara seraya menunjuk Hanzel.

Mereka yang dikantin hanya mengangguk kepala mendengar teriakkan Ayara, mereka tidak berani mengucapkan satupun suara, mereka takut akan aura mencekam ini.

"Anggap aja gue dulu ngejar-ngejar Lo karena gabut." Lanjut Ayara santai.

"Gabutnya bukan maen Weh." Bisik Dean.

"Gabut doang katanya." Bisik balik jay melongo.

Mereka berdua hanya berbisik-bisik takut bos mereka mendengar ucapan mereka.

"Alah, paling juga ini akal-akalan Lo kan biar gue suka sama Lo?"

"Sekali murahan tetap murahan." Lanjut Hanzel.

Sikembar hanya mendengar itu tidak bisa menahan diri lagi, mereka berdua maju dihadapan Ayara demi melindungi adik kecil mereka.

"Sekali lagi Lo ngehina adek gue, gue hajar Lo." Ucap Elzan dingin begitu menusuk.

Lagi-lagi mereka kaget akan fakta ini, seorang Ayara ternyata Adik dari Sikembar. Talitha yang mendengar itu juga kaget ternyata sahabat barunya itu anak bungsu Alexander. Talitha ingin bertanya memastikan apakah itu benar tapi waktunya tidak pas seperti ini, biarlah dirinya tahan dulu.

"Ha! Jadi berita itu bener Ayara adik Sikembar?"

"Gue gak salah dengerkan tadi?"

"Gue kira Ayara dari keluarga biasa ternyata dari keluarga konglomerat Weh"

"Gila, ternyata Ayara anak perempuan keluarga Alexander yang gak dipublis itu."

"Udah cantik imut dari keluarga terpandang pula."

Bisik-bisik mulai terdengar,

"Gue selama ini diem gak ikut campur masalah Lo karna permintaan Ayara sendiri. Gue gak akan berfikir dua kali buat hajar Lo hanya karna Lo sahabat gue." Ucap Elzan dingin menahan amarah.

"Tapi dia emang bersalah, dia udah bully Farah. Liat kondisi Farah kek gimana!" Ucap Hanzel menahan amarahnya.

"Lo udah denger sendiri kan adek gue gak bully cewek lo! Cari bukti dulu, jangan hanya percaya dari omongan orang aja" Ucap Alzaf dingin.

Antara Alzaf dan Elzan hanya Alzaf yang bisa mengendalikan emosi nya sedangkan Elzan tidak bisa mengendalikan emosi nya apalagi jika menyangkut orang-orang yang disayanginya.

"Dengerin gue baik-baik, persetan tentang Lo kakak kelas gue, Ayara gak bisa jalan, Kakinya terkilir. Ayara dateng kekantin sama gue aja gue papah biar bisa ke kantin. Gimana ceritanya Ayara bully cewek Lo? Jalan aja gue papah, mikir pake otak Lo yang katanya pinter itu, heran gue, Lo itu aslinya pintar apa bego sih?" Jelas Talitha.

"Lo denger sendiri kan apa kata temen gue? Gue yakin Lo gak buta soal tadi pagi gue sama Bang Zaf kan?" Terang Ayara meremehkan.
Hanzel tersentak mendengar penjelasan sahabat Ayara, dirinya juga melihat tadi pagi Ayara digendong sampai kelas oleh Zafier. Apakah Farah berbohong padanya? Tapi apa tujuannya? Kenapa Farah memfitnah Ayara?

Hanzel menatap Farah intens, Farah yang ditatap intens Hanzel gugup sendiri. Dirinya takut akan kebohongannya yang akan terbongkar.

"Aku tanya sama kamu, siapa yang bully kamu?"

"A-ayara kak." Ucap Farah gugup seraya menunduk.

"Lo gak budeg kan tadi dia jelasin apa?" Ucap Alzaf dingin.

"Aku tanya sekali lagi Farah, jawab jujur siapa yang bully kamu?" Tekan Hanzel.

"Anu... K-kak."

"SIAPA?" Teriak Hanzel.

"Kak Sheila sama teman-temannya kak hiks." Ucap Farah seraya menangis.

"Lo denger sendiri kan bukan gue yang bully, makanya sebelum nuduh yang enggak-enggak cari bukti dulu." Ucap Ayara datar.

Hanzel pergi meninggalkan kantin dengan amarah yang tertahan, Farah mengikuti langkah lebar Hanzel dengan tergesa-gesa seraya menjelaskan kejadian itu.

Jay dan Dean bingung ikut Hanzel pergi atau bertahan disini dengan Sikembar. Akhirnya mereka berdua memilih mengikuti sikembar.

"Kamu gak papa kan?" Tanya Alzaf khawatir.

"Ara gak papa Bang." Ucap Ayara tersenyum manis.

"Aduh... Aduh senyum neng Ayara manis banget deh, Bang Jay suka senyum neng Ayara." Ucap Jay seraya tersenyum tengil.

"Buaya darat mode on." Ucap Dean Memutar bola matanya malas.

Ayara hanya menatap datar Jay tanpa menjawab ucapan nya.

"Duduk dek, makan lagi gih. Makanan nya kan belum abis tuh."

Mereka duduk di meja yang sama.

"Jay, pesenin kita makanan." Ucap Elzan.

"Lah kok gue?" Tunjuk Jay ke dirinya sendiri.

"Ck, gue traktir Lo sepuasnya." Ucap Elzan malas.

"Oke. Mana duitnya?" Jay tersenyum sumringah mendengar kata "traktir sepuasnya" dari Elzan, lumayankan makan gratis sepuasnya.

"Kok cuma Jay doang yang Lo traktir? Lo mah gak adil, gue juga dong!" Sungut Dean.

"Ck, Lo berdua. Puas! Nih duitnya." Ucap Elzan seraya menyerahkan uang lima lembar berwarna merah.

"Seperti biasa." Lanjut Elzan.

"Oke." Jawab Jay semangat seraya pergi meninggalkan meja untuk pesan makanan.

Ayara dan Talitha hanya terkikik geli melihat teman Abangnya.

"Temen Abang twins lucu." Ayara terkekeh geli.

"Biasa mereka kan otak miring." Ucap Elzan dengan mulut pedasnya.

"Lo, kalo ngomong sekate-kate yah El!! Jahat banget Lo sama gue! Apa salah gue El? Lo tega bener." Ucap Dean mendramatisir.

"Halah. Lebay Lo." Ucap Sarkas Elzan.

"Tau ah! Gak like sama lo!"

"Idih, jijik gue."

"Bodo. Eh, Ay Lo beneran adik si kunyuk ini? Tanya Dean menatap Ayara seraya menunjuk ke arah Abang kembarnya.

"Iya." Jawab Ayara santai seraya meminum susu kotaknya.

"Adik kandung apa adik pungut?" Tanya Dean dengan tampang polos tak berdosanya.

Plak

"Aww... Kenapa Lo pukul kepala gue?" Tanya Dean marah seraya mengusap kepalanya yang baru saja dipukul Elzan.

"Oh, ada nyamuk gede dikepala Lo tadi." Jawab Elzan santai.

"Sialan Lo El, sakit dodol."

"Bang, Lo tanya apa ngajak ribut?" Tanya Ayara seraya melotot tajam.

"Hehehe..... Gue tanya Ay." Jawab Dean kikuk.

"Gue anak kandung Daddy Dave Alexander sama Mommy Rasti Alexander ya, bukan anak pungut." Ucap Ayara sinis.

"Hehe.. maaf Ay."

"Ay ... Ay... Ay dikira gue ayang Lo apa!." Ucap sinis Ayara.

"Boleh dek Aya, Jadi Ayang tercinta Aa' Dean yang ganteng ini." Ucap Dean percaya diri seraya menyugar rambut hitamnya.

"Sok kecakepan lo, ganteng kagak jamet iya!" Ucap sinis Ayara kearah Dean.

"Astoge... Mulut nih cewek pedes amat. Fiks gue sekarang percaya kalo Lo adik sikunyuk. Sama-sama bermulut pedes." Ucap Dean terkejut.

Dean kira Ayara akan berbeda dari Sikembar yang notabene nya Abang Ayara, Dia kira Ayara adalah orang yang manis, lemah lembut eh ternyata sama seperti Abang nya bermulut pedas.

Alzaf dan Elzan hanya tersenyum miring mendengar ucapan pedas adik kecilnya itu. Sekarang adik kecilnya sudah berubah, Ayara yang sekarang berani melawan orang yang menindasnya, lebih cerewet dan manja.

Dulu Ayara selalu ditindas tidak pernah melawan bahkan terkesan menerima tanpa mau melawan, Alzaf dan Elzan yang ingin maju menolong harus mereka urungkan setelah mendapat tatapan tajam dan gelengan kepala yang seakan menyuruh mereka diam dan tidak membantunya. Alhasil, Alzaf dan Elzan hanya menonton Adik kecil mereka yang ditindas dengan menahan amarah mereka.

Tak berapa lama, Jay muncul membawa pesanan mereka kecuali Ayara dan Talitha.

"Nih, punya Lo berdua dan ini punya Lo Yan." Ucap Jay seraya meletakkan pesanan masing-masing.

"Thanks Jayludin." Ucap Dean tersenyum sumringah.

"Sialan Lo, gue siram bakso panas gue Lo kalo masih manggil gue itu lagi." Ucap Jay marah.

"Elah, berjanda Jay."

"Bercanda Weh."

"Iya, maksud gue itu."

"Makan kalian, 10 menit lagi bell." Ucap Alzaf mutlak.

"Injehh,, Raden." Ucap mereka serempak.

Double up nih.... Semoga suka cerita nya.....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience