BAB 1

Family Completed 6049

Waris di mimbar abah
Aku manusia biasa,Tuhan…
Sampai masanya aku akan pergi,
Andai dia bukan yang tercipta,
Aku reda andai rahmat-Mu yang Kau pilih…

“Abah, Iskandar bukan orangnya. Pasti ada orang lain yang lebih layak, dan Tuhan masih tidak menunjukkan siapa dia. Percayalah…”

“Siapa?”

Di tanah indah, singgah sang beburung, kelelawar, dan manusia. Semuanya sedang sibuk menikmati hari yang seterusnya dengan langkah yang baru. Dalam ketenangan angin fajar yang bertiup sepoi-sepoi bahasa, dia resah sendirian di dalam mihrab itu.

Sujud lamanya menyatakan sebuah perasaan dan harapan. Gugur setitis demi setitis mutiara jernih benar-benar menggambarkan naluri ad-dinnya yang dirobek. Bukan salah siapa,hanya sebuah kemahuan. Dia terus meminta, terus memohon, terus berharap…

Bicara zuhud anaknya masih segar di ingatan. Sekaligus, menolak segala permintaan hatinya. Tiada sebuah kepastian melainkan sama ada benar-benar tidak mahu ataupun mainan kata semata-mata. Sehinggalah kini.

Sehingga anaknya sedang menuntut segenap ilmu usuluddin dan tahfiz Al-Furqan di kota cinta Mesir, nun jauh di sana, jawapan tidak muncul jua. Namun imam Abu Said yakin dia bukan sekadar seorang penagih sepi.

Seusai Solat Subuh berjemaah tadi, Imam Abu Said beriktikaf. Membuka kejernihan ketenangan batinnya. Saat mendongak,mimbar usang itu menyapa pandangan. Kabur penglihatannya dengan air mata jernih mengalir lesu seiring dengan jari-jemarinya yang sibuk menterjemah bilangan zikrullah yang diucapnya melalui setiap butir-butir tasbih cinta itu. Wajah Iskandar al-Qasam jua yang memenuhi minda uzurnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience