Hari-hariku masih sama dengan hari biasanya. Ku duduk ditaman yang beda hanya tidak ada nana disampingku. Aku hanya bisa berdiam diri, melihat sekeliling sekolah yang tidak ada yang berubah. Tiba-tiba randy duduk disebelahku.
“ mengapa kamu diam saja. Melihat kesana kemari tiada berarti, baiknya kamu di kelas saja. Dari pada melihat hal-hal yang tak berguna.” Jelas randy.
“Bukannya begitu randy ini berarti bagiku, dengan melihat sekelilingku aku bisa merasakan arti syukur bagiku.” Kataku sambil menatap randy.
“ bersyukur?” randy bertanya kembali.
“ iya, bersyukur, Lihat diatas sana ada langit begitu indah begitu cerah dipandang mata. Coba aja kalau tidak ada langit. Mungkin bumi ini terlihat aneh bukan. Coba kamu lihat kesana randy. Disana ada pohon, yang indah, rindang, memberikan kehidupan bagi kita dan hewan-hewan yang hidup disana. Mungkin tidak ada pohon kita tidak akan bisa hidup. Memang tuhan itu maha adil.” Jelasku.
“mungkin itu salah satu bukti kebesaran tuhan.” Kata randy.
Bel masuk pun berbunyi aku dan randy memasuki kelas bersama, sedangkan nana begitu asyik dengan roy.
***
Sepulang sekolah aku mengajak nana pulang bersama namun dia lebih memilih roy.
“maaf ya beb, aku mau menemani roy beli buku. Besok kita pulang barengnya ya. Maaf ya”. Jelas nana.
“udah gak papa kok. Lagian aku bisa pulang sendiri.” Kataku.
Nana pun meninggalkan ku sendiri.
Aku berjalan sendiri tanpa nana. Terasa sangat berbeda. Aku mulai berfikir bahwa nana mulai melupakan diriku secara pelan-pelan. Namun lamunanku mulai buyar. Randy mengagetkan ku dengan klaskon motornya dia mengajak ku untuk pulang bersama. Aku pun bersedia untuk pulang bersamanya.
(Diperjalanan)
“war, aku lapar nie ayo mampir ke kedai biasa kita kumpul.” Ajak randy
“tapi ran...” ucapan ku terputus.
“udah deh aku yang bayarin.” Kata randy.
Aku pun cukup menganggukkan kepalaku.
Sesampainya di kedai makanan. Randy memesankan makanan untuk dirinya dan untukku.
Randy begitu lahap mek yang makanan lezat itu. Namun emosiku menghalangi diriku untuk memakan makanan yang sudah di pesan sama randy. Dalam fikiran ku selalu berputar-putar akan nama nana.
“Kamu kenapa mawar, dimakan dong. Hargai makanan yang aku belikan untuk kamu. Kamu ada masalah? Cerita aja deh, kita kan sahabat. Gak perlu ditutup-tutupin. Ini lah gunanya sahabat.” Kata randy.
“baiklah randy, aku yakin kamu teman yang dapat aku percaya. Aku takut ran..” kataku, seketika itu air mataku mengalir.
“kamu takut kenapa?.” Tanya randy.
“Aku takut randy jika nana akan melupakan diriku. Coba kamu lihat nana. Disaat dia dekat dengan roy. Dia lupa dengan diriku. Yang dulu kita selalu bersama. Istirahat bersama, pulang bersama semuanya bersama. Namun mengapa hari-hari akhir ini dia tidak ingin bersamaku lagi.” Jelasku.
“emmm. Mawar, ini sebenarnya masalah yang begitu kecil tapi dengan dirimu yang gampang emosi seperti ini, maka masalah ini menjadi besar. Coba kamu berfikir dewasa. Sebuah hubungan persahabatn tidak bisa dikalah dengan apapun, tetapi kesalah fahaman mungkin lebih mudah untuk merusak segalanya termasuk persahabatan, emang kamu mau persahabatan kalian hancur begitu saja? Tidak mau bukan. Ini kehidupan mawar, pasti ada masalah. Tapi jangan sampai masalah itu merusak hubunganmu dengan nana. Jangan jadikan hubungan yang sudah terjalin begitu lamanya seperti kertas yang sudah diremas oleh tangan-tangan yang tak merasa berdosa. Coba kamu lihat kertas yang telah teremas itu apakah bisa di dikembalikan seperti semula? Tidak kan! Maka dari itu mawar, kamu harus bisa menjaga persahabatan itu dengan baik-baik” kata randy sambil tersenyum.
Aku pun mengusap air mataku dan melanjutkan makanan yang telah dipesan oleh randy.
Setelah itu randypun mengantarkanku pulang.
(Didepan rumah)
“randy makasih ya, sarannya tadi aku sangat terinspirasi sama kata-katamu tadi.” Ucap terima kasihku.
“sudahlah jangan pakek kata terima kasih, kita kan sahabat. Yaudah aku pamit dulu ya, hilangin ya salah fahamnya.” Kata randy.
Randy pun pulang kerumah sedangkan aku pun memasuki rumah.
***
Malam hari begitu sepi. Tanpa ada hanphone yang berdering dan bunyi ketukan pintu. Ku tatap layar hp ku. Dan kutunggu bunyi ketukan pintu. Namun tidak ada hasilnya untuk menunggu.
Tiba-tiba handphone mawar berbunyi. Mawarpun langsung mengangkatnya.
(Di telephone)
Mawar :halo nana!
Randy : ini randy kali.
Mawar : oww aku kira..
Randy : kamu pasti merindukan nana kan?
Mawar : iya..
Randy : tenang lah mawar dikemudian hari nana
pasti ngertiin kamu. Dan dia akan berubah.
Mawar : iya randy. Makasih ya kamu selalu ada
Dan selalu ngertiin aku.
Randy : Whatever makes you happy I will do it
Akupun merasa kebingungan aku tidak mengerti apa yang dikatakan randy. Karena aku tidak memahami bahasa inggris. dan diwaktu itu randy langsung mematikan telefonnya
Kemudian aku pun tertidur pulas di atas ranjangku.
***
Keesokan harinya, aku tiba di depan kelas suasananya sangat berbeda dari sebelumnya. Yang dulu nana menyambutku di depan kelas namun sekarang dia lebih sibuk dengan pacarnya.
Aku pun hanya diam, melihat perubahan pada sikapnya.
“pagi mawar, kenapa hari ini kamu? Masih pagi begini udah bengong ajah.” Sapa randy.
“Emm tidak ada apa-apa kok ran.” Jawabku.
“Sekarang aku duduk sini ya?.” Tanya randy.
“Terserah kamu aja ran.” Kataku dengan raut wajah tak perduli.
(Tiba-tiba nana datang menghampiri)
“eh, elu ran. Lu duduk disini?”tanya nana.
“ iya emang kenapa? Ada masalah. Toh kamu terlalu
sibuk sama pasanganmu ketimbang sahabatmu iya kan?” kata randy sambil menyindir.
“Apa yang kamu maksud.” Tanya nana.
“Kalau elu pengen tau jawabannya, gue tunggu lo ke taman sekolah nanti.” Jawab randy.
Nana pun merasa kesal dan dia langsung duduk disebelah roy.
“Eh kamu ran, gak boleh nyindir kayak gitu. Kalau dia tersinggung bagaimana?” tanyaku.
“udah lah mawar, kalau masalah kayak gini kamu biarin nantik jadinya malah berantakan gak bakal kelar-kelar.” Jelas randy.
Dan akupun hanya diam.
***
Waktu istirahatpun dimulai.
Aku dan randy menunggu kedatang dua sejoly ini.
Dan tak lama kemudian mereka pun datang dan duduk tepat berhadapan dengan ku dan juga randy.
“eh nana, kamu tau gk kalau ada yang berubah dari sikap mawar ke kamu” tanya randy.
“Yaa...gua gak tau lah. Gue liat ya..biasa-biasa ajah” jelas nana
Aku pun hanya terdiam dan mulai menangis.
Nana pun langsung menatapku dan mendekap tanganku.
“aku tau na, kalau kalian berdua menjalin asmara. Tapi setidaknya kamu juga bersikap adil kepadaku. Aku sahabatmu aku juga butuh perhatianmu. Aku sahabatmu, coba kau menjadi aku. Aku yang selalu menunggumu sepulang sekolah aku mengharapkanmu pulang bersamaku. Tapi perkiraanku salah kau malah selalu bersama roy. Dan aku....di pagi hari aku selalu merindukan pelukan hangat dari nana. Yang dulu setiba didepan kelas kau selalu menyambut dan memelukku tapi kini kah lebih bahagia dengan roy. Yang dulu aku terbiasa berdua bersamamu kini aku lebih berdua bersama randy. Sekarang ini aku ingin kamu seperti dulu lagi. Walaupun kini kau memiliki kekasih. Tapi jangan lupakan aku.” Jelasku sambil menangis.
Nanapun langsung mendekap tubuhku dan merasa bersalah.
“Iya mawar maafkan aku sayang. Aku salah, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan yang seperti ini lagi aku tidak akan membuatmu menangis kembali” jawab nana.
Randy pun senang melihat aku dan nana sudah baikan.
(Sepulang sekolah)
Aku pun mengajak randy ke taman sekolah
“randy, beberapa hari ini. Aku selalu dekat dengan dirimu rand. Entah mengapa aku merasa sangat bersyukur memiliki sahabat yang sangat baik seperti mu. Entah apa yang harus aku katakan padamu. Terima kasih pun tak cukup untuk kebaikan mu rand” ucap terimakasihku
“Sudahlah mawar. Kita kan sahabat, jadi sudah kewajibanku membantu semua masalah yang terjadi pada sahabat-sahabatku” jelas randy.
“(tersenyum) wah kamu ini ran, sahabat paling terbaik.” Rayuku.
“ah, kamu ini bisa ajah. Kamh juga seperti itu, bukan aku aja.” Jelas randy.
Dan aku pun hanya tersenyum lebar.
“And now until later ... your smile is the best and sweetest smile in the world. Yaudah deh gua mau balik duluan. Tuh kasian nana nungguin kamu.” Kata randy.
“Yaelah kebiasaan banget ya kamu ran, kamu kan tau sendiri kalau aku lemah dalam bahasa inggris. Jangan bikin aku penasaran deh rand.” Gerutu ku.
“Udah lah gakpenting. Anggap aja itu angin lalu.” Jawab randy sambil berjalan menuju halte.
Dan aku pun harus pergi, ke kelas mengambil barang-barang ku.
***
“Mawar, kamu kok lama banget sih. Ngomongin apaansih sama randy serius amat.” Tanya nana.
“Ah urusan lama yang belum kelar-kelar yaudah yuk kita pulang. Gue udah letih nih na!” kataku
.
“baiklah aku juga lelah.” Jawab nana sambil memasang wajah letih.
(Tiba-tiba ada seorang anak yang menyodorkan selembar kertas yang digulung dan diikat oleh pita cantik. Kemudian seorang anak kecil itu memberikan beberapa mawar putih kesukaanku. Aku dan nana pun terkejut)
“Selamat siang kakak. Yang namanya kak mawar manis itu yang mana?.” Tanya anak kecil.
“Siang juga adek. Mawar itu nama kakak tapi gk pakek manis, emang ada apa ya?.” Kataku.
“ini kak, untuk kak mawar.” Ujar adek kecil.
“emang ini dari siapa dek?.”tanyaku.
“Emmm...siapa ya...oh, dia namanya penggemar rahasia kak. Iya itu.” Kata anak kecil sambil berpikir.
“oh yaudah dek, makasih banyak ya!.” Jawabku.
Dan anak kecil itupun langsung pergi berlari meninggalkan nana dan mawar.
“ngomong-ngomong, ini dari mana ya beb?.” Tanyaku.
“boro-boro tahu..orang aku baru tahu, sama kayak kamu beb. Ngomong-ngomong, cie-cie sahabat gue ada yang suka”. Ejek nana.
“eh apaan sih lo na. Yaudah deh itu kak andre sudah menjemput. Ayo kita pulang, awas yaa kalau kamu nanti bilang-bilang sama kak andre.” Kataku.
“Sudahlah beb, pasti aman deh. Tapi gak tau lagi kalau besok. Wkwkwk.” Kata nana.
Dan akupun hanya melirik kemata nana.
***
Dimalam sunyi, aku duduk di sebuah balkon untuk belajar. Entah mengapa aku terfikirkan oleh suray dari seorang penggemar rahasia.
Aku pun mulai membukanya. Dan kubaca isinya
“ matahari tenggelam bersama cahaya.
Datanglah bulan sebagai penggantinya.
Jika kau ada masalah cinta.
Cepat perbaiki di kemudian hari wahai yang
kudamba.” Tertuliskan sebuah puisi singkat
.
Aku pun ikut hanyut dalam puisi tersebut, dan aku merasa dia mengetahui semua tentang diriku.
Aku pun terus menatap bulan dan bintang yang sungguh indah. Ku berharap bahwa siapapun penggemar rahasianya itu. Aku ingin dia hadir dihadapanku dan membacaka beribu-ribu syair dalam ucapannya. Dan aku bisa tau siapa yang mampu membuatku akan jatuh cinta pada kata-katanya yang indah.
...
Share this novel