BAB 1

Horror & Thriller Completed 98

SEKUEL KERETAPI

“Kok, jam segini Bu Maya belum datang, yah?” lirih Dimas yang duduk di bangku sebelah kananku. Aku mengernyitkan dahi. Benar, dalam hati aku juga bertanya kenapa wali kelas kami sekaligus guru Matematika itu belum juga mengajar. Apa dia sakit? Wajah teman-teman tampak jengah menunggu. Kembali aku melihat goresan tinta di atas kertas putih. Tangan ini tak berhenti-hentinya melukis sebuah pemandangan aneh yang kerap aku temui dalam mimpi malamku. Membuat sketsa seorang remaja seusiaku terikat pada tiang besar di atas dolmen. Hanya mengenakan kain putih penutup kemaluannya.

de ja vu

“Pagi anak-anak…” sontak aku terkesiap mendengar suara Bu Maya tatkala ia memasuki ruang kelas, namun mataku masih mengamati lukisan itu. “Pagi, Buuu….” teman-teman menyahut, di susul suara ribut-ribut khususnya kaum adam yang entah mengapa terlihat begitu semangat saat Bu Maya menampakkan diri, tidak seperti biasanya. Aku mengalihkan perhatian ke arah bu Maya sejenak.

Damn! Sontak hatiku berdesir hebat ketika mataku melihat seorang gadis anggun dan tinggi semampai berseragam SMA berdiri di depan kelas tepat di sisi bu Maya. Gadis itu berkerudung sebahu. Anak baru? Cantik juga dia. Tapi…

“Kelas kita, kedatangan murid baru pindahan dari SMA Negeri 3 Jambi. Ainara, silahkan memperkenalkan diri…” kelakar bu Maya lalu berbisik pada gadis itu. Mata kami tak lepas mengamati gadis yang bagiku agak sedikit berbeda dari gadis lainnya. Sambil memperhatikan dia berceloteh, aku mendapati banyak teman-teman lelaki yang mengobrol atau lebih tepatnya membicarakan Ainara yang menarik simpatikku itu. Termasuk Dimas dan Randi.

“Ainara? Sudah punya pacar atau belum?” tanya Randi pada anak baru itu. Entah sengaja atau tidak, sejenak Ainara menatap wajahku. Dia tersenyum manis. Manis sekali. Aku salah tingkah kerana tatapannya itu.

“Hmm, aku belum punya pacar. Tapi….” Ainara masih menatapku.

“Tapi apa?” sambung Riska penasaran.

“Tapi aku sudah, tunangan!”

“Apaaaaa?!” sontak kami semua terkejut. Gila! Kelas 3 SMA sudah jadi tunangan? Huhhh. Beberapa teman ku lihat menggelengkan kepalanya. Termasuk aku. Lagi-lagi Ainara menatapku, tersenyum. Bu Maya mempersilahkan Ainara duduk di sebelah Riska. Sebelumnya, aku seperti pernah mengalami kejadian pagi ini. Ada anak baru berjilbab dan cantik masuk di kelasku, lalu memperkenalkan diri dan duduk di sebelah Riska. Yah, aku memang seperti sudah mengalami kejadian pagi ini di lain waktu. Ainara? Dia sesekali masih menatapku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience