Chapter 10 : Ungkapan perasaan

Romance Series 292

????????????????

Shin sedang berada di rumah sakit dengan wajahnya yang pucat. Seharian ini kepalanya terasa pusing dan sudah terjadi selama sebulan penuh.

"Apakah kamu merasa demam?" Seorang dokter wanita kini tengah memeriksa Shin. Shin membenarkannya kemudian mengangguk. "Tidak Dok. Hanya pusing dan lemas."

Dokter itu mengangguk. Sekali lagi, dengan raut wajah serius ia mengecek hasil pemeriksaan lab tes darah Shin.

"Kamu lagi terkena migren saja. Disisilain ada vertigo juga."

Dokter pun mulai menjelaskan secara detail sambil menuliskan obat resep untuk shin. Aktivitasnya yang padat di Casanova inc membuatnya sibuk dan kurang istrirahat sehingga menyebabkan dirinya tidak sehat.

Setelah dokter tersebut menjelaskan secara detail beserta resep obatnya, Shin pun segera pulang dan tidak memberitahukan penyakitnya terutama kepada Irma dan Levi.

Mereka three Sister's dan Shin tidak ingin membuat kedua temannya itu khawatir. Lagian emang mereka khawatir? Ck belum tentu. Yang ada mereka akan membullynya meskipun hanya bercanda. Ckckck.

Untuk sekarang, yang harus ia lakukan hanya beristirahat dengan cukup dan meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter lalu sebisa mungkin ia mengendalikan diri agar tidak dan memperparah kondisinya.

????????

Beberapa hari kemudian.

Shin, Levi dan Irma seperti biasa. Dengan hobi mereka yang suka nge mall dan berbelanja pun tetap saja dilakukan sejak dulu meskipun Shin berusaha menyembunyikan raut wajahnya ketika menahan rasa sakit ditubuhnya.

"Shin, kamu baik-baik saja kan?" tanya Levi khawatir.

"Hah? Em iya aku baik-baik saja."

"Tapi wajah kamu pucat. Kamu sakit?"

Shin berusaha tenang. "Aku baik-baik saja. Ayo kita lanjutkan cari daleman. Kamu bilang lagi ada diskonan kan?"

"Iya tapi-"

"Ah sudahlah! Incess jalan duluan aja. Gak tanggung jawab kalau kalian sampai kehabisan!" dan Shin pun pergi berlalu meninggalkan Levi dan Irma.

Irma dan Levi hanya melongo menatap shin. Kemudian Levi pun berkata. "Aku merasa Shin lagi sakit ir. Makin hari dia makin pucat. Kemana wajahnya yang sok kecantikan itu ya?"

Irma menghela napasnya. "Bahkan diapun gak mau makan ini makan itu. Biasanya dia mau aja kalau kita ajak makan ketempat lain. Dia seperti sedang menjaga pola makannya. Idih sok diet ah."

Baik Irma dan Levi, keduanya pun terbahak namun tetap saja mereka merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada Shin.

????????

Sebulan Kemudian..

Pagi menjelang ketika Kalvin melangkahkan kakinya menuju lift Casanova inc. Seperti biasa, ia akan melakukan aktivitas pekerjaan hingga selesai. Semalam, setelah melakukan sholat istikharah, ia  bermimpi panjang dan terasa nyata meskipun sedikit menyakitkan.

Kalvin bermimpi Levi, Shin, dan Irma menyukainya secara bersamaan hingga berakhir dengan tragis. Namun. Satu hal yang tidak ia lupakan. Levi mengungkapkan perasaanya.

Awalnya Kalvin merasa ragu dengan jawaban dari mimpi tersebut. Ia hanya was-was jika hal itu hanyalah gangguan dari syaitan. Maka, ia pun mengulangi sholat istikharah nya selama seminggu. Dan lagi, sosok Levi hadir kembali di dalam mimpinya dengan ungkapan perasaannya padanya meskipun berbeda alur dalam mimpinya.

Dari kejauhan, Kalvin menatap Levi yang baru saja masuki loby perusahaan. Kalvin pun langsung mendekatinya hanya untuk sekedar menyapa.

"Asalamualaikum. Hai Levi."

"Wa'alaikumussalam. Hai juga Pak. Selamat pagi."

"Em pagi. Sudah sarapan?"

Levi mengangguk. "Alhamdulillah sudah Pak. Sama anak-anak."

"Anak-anak?"

"Iya. Tadi pagi habis sholat subuh saya masak terus bawa makanan nya kesana untuk di bagikan ke anak-anak."

Kalvin mengangguk. "Alhamdulillah. Kamu sangat baik ya sama mereka. Em, malam ini aku boleh kerumah kamu?"

"Ke-kerumah saya? Ngapain pak?" Lia terkejut ketika Kalvin akan kerumahnya malam ini? Untuk apa? Jantungnya pun berdebar sangat kencang. Ia memang menyukai Kalvin, namun tidak berani mengungkapkannya selama ini.

"Saya, ingin bertemu dengan Ayah kamu."

"Buat apa?" Levi semakin gugup. Bahkan raut wajahnya merona merah. Kalvin menyadari Levi yang bersemu merah dan ia pun tersenyum.

"Saya ingin meminta izin sama kedua orang tua kamu untuk meminang kamu. Saya suka sama kamu dan saya-"

Brak!

Suara beberapa berkas yang terjatuh membuat Kalvin dan Lia menoleh ke sumber suara yang ternyata ada Irma disana. Irma terkejut ketika mendengar ungkapan perasaan Kalvin pada Lia.

Levi pun segera mendekati Irma dan membantu wanita itu membereskan berkas-berkas yang ia bawa namun tanpa diduga Irma menepis pergelangan tangannya.

"Nggak perlu sok mau bantuin aku!"

Levi terkejut. "Ir kamu kenapa? Aku-"

"Lebih baik kamu jawab aja ungkapan perasaan Pak Kalvin sama kamu sana!"

"Irma, aku.. ka-kamu kenapa sih? Itu-"

"KAMU SUKA KAN SAMA PAK KALVIN?! KAMU GAK USAH BOHONG! SELAMA INI DIAM-DIAM KALIAN JALAN BARENG! MAKAN SIANG BARENG! BAHKAN SERING MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA DILUAR JAM KANTOR!!"

Irma meluapkan semua amarahnya. Ia merasa sensitif dan membentak Levi akibat hormon pms nya. Ia memang menyukai Kalvin sejak dulu tapi berusaha menahan diri untuk tidak mengungkapkannya.

Kalvin terkejut mendengar amarah Irma. Bahkan kali ini beberapa pekerja yang sedang lalu lalang pun menghentikan langkahnya untuk melihat Irma dan Levi yang bahkan mulai berbisik-bisik.

"Ir, apa yang kamu lihat gak seperti yang kamu pikirkan kok. A-aku bukan jalan sama Pak Kalvin, tapi kami memang sedang mengurus pekerjaan. Dan-"

"Tolong!!! Tolong, ini ada yang pingsan!!" suara pekikan dan teriakan dari salah satu pekerja membuat Levi menghentikan penjelasannya pada Irma.

Mereka pun menoleh ke sumber suara bahkan hal tak terduga kembali terjadi ketika Shin ditemukan pingsan dengan darah yang keluar dari hidungnya.

????????

Mereka itu sahabatan. Tapi runyam karena satu pria ????

Makasih sudah baca. Sehat selalu buat kalian.

With Love ????
LiaRezaVahlefi

Instagram
lia_rezaa_vahlefii

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience