Episode 3

Romance Series 5402

Dua hari kemudian.. 

Purwokerto 

Di rumah Irfandi 
Di kamar Chindy..
"Bu..," seru Chindy. 

"Inggih Chindy, ana apa ?," tanya Santi. 
(Iya Chindy, ada apa ?) 

"Bapak kok durung ana kabar e nggih bu, bapak dadi mantuk saiki apa mboten ta ?," tanya Chindy juga. 

(Bapak kok belum ada kabarnya ya bu, bapak jadi pulang sekarang apa tidak ?) 

"Ibu uga mboten mangertos nduk, oh ya sebentar lagi acara ulang tahunmu di mulai ya, mangga awake marang ruang tengah," jawab Santi. 

(Ibu juga tidak mengerti nak, oh ya sebentar lagi acara ulang tahun mu di mulai ya, yuk kita ke ruang tengah) 

"Tapi bapak, bu..," seru Chindy yang bersedih karena Irfandi tidak memberikan kabar padanya. 

Chindy pun memulai acara ulang tahunnya di saat Irfandi berada di perjalanan menuju ke rumahnya bersama Titah, istri keduanya. 

Dan di saat Irfandi memperkenalkan Titah sebagi istri keduanya Santi merasa marah dan tidak terima kalau dia di madu oleh Irfandi. 

Dan seminggu kemudian Santi bisa menerima Titah sebagai madunya atau istri kedua Irfandi, karena Santi teringat oleh masa lalunya yaitu lima tahun yang lalu Titah pernah menolongnya dengan cara Titah yang menggantikan Santi di penjara selama tiga hari, kemudian Santi membantunya membebaskan Titah dari penjara, karena Santi pernah melakukan kesalahan yaitu Santi tidak sengaja mendorong sepupu Irfandi ke jurang dan kemudian meninggal dunia. 

Dua minggu kemudian saudara kembarnya Irfandi yaitu Arfan datang ke Purwokerto yang sebelumnya Arfan bekerja di Jakarta menggantikan sepupunya yang sudah meninggal dunia karena Santi. 

Tujuan Arfan pulang ke Purwokerto adalah untuk menyelidiki siapa pembunuh sepupunya. 

Arfan melihat Titah di rumah Irfandi, awalnya Arfan tidak mengetahui kalau Titah adalah istri kedua Irfandi, lalu Irfandi pun memperkenalkan Titah sebagai istri keduanya. 

Masih di rumah Irfandi 
Di teras depan rumah.. 
"Nah Titah disini lah rumahku, yuk masuk," kata Irfandi. 

"Iya mas..," sambung Titah. 

Di ruang tengah.. 
"Assalamu'alaikum bapak pulang..," kata Irfandi. 

"Wa'alaikumussalam, bapak kemana sih, kok gak ada kabarnya, Chindy fikir bapak gak jadi pulang hari ini," sambung Chindy. 

"Tentu jadi dong, bapak gak lupa dengan janji bapak, oh iya hampir saja lupa, Titah sini masuk," kata Irfandi. 

"Iya..," seru Titah. 

"Siapa dia mas, cantik sekali, klien ya ?," tanya Santi. 

"Bukan, dia..," jawab Irfandi yang terpotong oleh Titah. 

"Saya istrinya mas Irfandi," jawab Titah yang memotong jawaban dari Irfandi. 

"Apa !!, Kamu istrinya Irfandi, apa benar itu mas ?," tanya Santi lagi. 

"Iya benar Santi, Santi kenalkan ini adalah Titah istri kedua saya, dan Titah perkenalkan ini adalah Santi istri pertama saya," jawab Irfandi yang memperkenalkan Titah sebagai istri keduanya pada Santi dan memperkenalkan Santi istri pertamanya pada Titah. 

"Mas Irfandi, kamu tega dengan saya ya mas..," kata Santi yang nangis meninggalkan Irfandi dan Titah. 

"Dasar kamu perempuan yang tidak tau diri, Irfandi sudah mempunyai istri kenapa kamu masih menggodanya, harga diri kamu sudah gak ada apa gimana hah ?," tanya ibu Santi dan ibu Santi pun menampar Titah. 

"Ibu, cukup.., Titah tidak tau apa-apa, bahkan juga Titah tidak tau kalau saya sudah punya istri," jawab Irfandi yang membela Titah. 

"Tapi Irfandi..," seru ibu Santi. 

"Cukup ya bu, satu lagi ini urusan keluarga saya bukan urusan keluarga ibu, ingat bu, Santi sudah menjadi istri ku jadi jangan ikut campur, ibu paham," kata Irfandi dengan tegas pada ibu mertuanya. 

"Kamu ya..," seru ibu Santi kesal yang menunjuk-nunjuk ke arah Titah dan Irfandi yang kemudian ibu Santi pergi dari rumahnya. 

Di kamar Irfandi dan Santi.. 
"Santi, maaf, saya hanya bertanggung jawab, dan saya hanya menghormatinya saja, tidak ada rasa cinta sedikit pun padanya, saya mohon kamu bisa terima dia ya," kata Irfandi. 

"Baik mas, saya akan coba untuk menerima dia sebagai istri kedua mas Irfandi yaitu maduku," sambung Santi. 

Seminggu kemudian.. 

Masih di rumah Irfandi 
Di ruang keluarga.. 
"Ada apa Santi, kamu mengumpulkan kami disini ada apa ya ?," tanya Irfandi. 

"Saya mau memberitahu mas, kalau saya sudah bisa menerima Titah sebagai maduku atau istri mas Irfandi," jawab Santi. 

"Benar kah itu Santi ?," tanya Irfandi lagi. 

"Iya mas..," jawab Santi lagi. 

"Alhamdulillah..," kata Irfandi. 

Dua minggu kemudian.. 

Masih di rumah Irfandi 
Di meja makan.. 
"Mas sudah mau berangkat ya ?," tanya Santi. 

"Iya Santi, Titah mana ?," tanya Irfandi lagi. 

"Itu, Chindy ini bekal untuk kamu," kata Titah yang memberikan bekal pada Chindy. 

"Terimakasih ya bunda, muah..," sambung Chindy dan mencium Titah. 

"Muah..," Titah juga mencium Chindy. 

"Hayuk Chindy berangkat, Titah, kamu antar mas Irfandi seperti biasa ya," pinta Santi. 

"Iya mbak Santi..," seru Titah. 

Di depan rumah.. 
"Aku berangkat ya Titah," kata Irfandi. 

"Iya mas Irfandi, oh iya ini bekal makan siang untuk mas Irfandi," sambung Titah memberikan makan siang pada Irfandi lalu Titah mencium tangan Irfandi. 

"Terimakasih ya sayang, istriku, muah," Irfandi pun mencium kening Titah. 

"Dada, hati-hati," kata Titah lagi. 

Di dapur.. 
"Mas Irfandi sudah berangkat tah ?," tanya Santi. 

"Sudah mbak, sudah berangkat," jawab Titah. 

"Mbak biar saya saja yang mencuci piring dan masak," kata Titah. 

"Oh iya ini, oh ya aku mau ke ATM dulu untuk berlanja bulanan nanti, kamu ikut juga ya ke mini market, sekalian menjemput Chindy," sambung Santi. 

"Oh iya mbak Santi..," seru Titah. 

"Ya sudah kalau begitu, saya berangkat sekarang saja, assalamu'alaikum," kata Santi lagi. 

"Iya wa'alaikumussalam," sambung Titah lagi. 

Di depan rumah Irfandi.. 
"Akhirnya sampai juga gua di rumahnya Irfandi," kata Arfan. 

"Assalamu'alaikum," Arfan memberikan salam pada Titah. 

"Wa'alaikumussalam," Titah menjawab salam dari Arfan. 

"Loh mas Irfandi sudah pulang, mobilnya mana mas ?," tanya Titah. 

"Irfandi, saya bukan Irfandi, saya Arfan, saudara kembarnya," jawab Arfan. 

"Oh, maaf mas Arfan, saya kira mas ini mas Irfandi," kata Titah. 

"Iya tidak apa, elu asisten rumah tangga di rumah ini kan, nih bawakan koper saya," kata Arfan yang tidak mengetahui kalau Titah adalah istri kedua Irfandi. 

"Iya mas..," seru Titah. 

Di ruang tv.. 
"Ambilkan minum dong haus nih..," kata Arfan. 

"Iya mas..," sambung Titah. 

"Assalamu'alaikum," Santi memberikan salam pada Arfan dan Titah. 

"Wa'alaikumussalam," Arfan dan Titah menjawab salam dari Santi. 

"Kamu siap-siap gih, karena kita mau langsung ke mini market sekalian menjemput Chindy," pinta Santi. 

"Iya mbak Santi," Titah melaksanakan perintah dari Santi. 

"Cantik juga asisten rumah tangga lu, San..," kata Arfan. 

"Eh ada mas Arfan, maksudnya asisten rumah tangga siapa mas, mas Arfan kan tau sendiri kalau saya tidak pernah menggunakan jasa asisten rumah tangga apalagi pengaruh anak ?," tanya Santi. 

"Yang tadi siapa ?," tanya Arfan juga. 

"Oh itu..," jawab Santi yang di potong oleh Titah. 

"Saya sudah siap mbak Santi," kata Titah yang memotong jawaban dari Santi. 

"Ya sudah yuk kita berangkat nanti kesiangan, mas Arfan titip rumah ya," sambung Santi. 

"Iya..," seru Arfan. 

"Assalamu'alaikum," Titah dan Santi memberikan salam pada Arfan. 

"Wa'alaikumussalam," Arfan menjawab salam dari Titah dan Santi. 

"Pintar sekali Santi atau Irfandi cari asisten rumah tangga, yang cantik kaya gitu mah gak pantes jadi asisten rumah tangga di rumah ini, pantasnya jadi istri gua, mumpung gua lagi cari istri nih," kata Arfan lagi.

Episode 3 sudah up dan selamat

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience