Episode 06

Romance Series 5402

Di halte bus.. 
"Haduh bagaimana kalau Titah tidak ketemu pasti mas Irfandi semakin marah padaku, karena mama dan papa yang berbicara seperti tadi sehingga Titah pergi dari rumah, lagian juga kenapa sih papa dan mama harus ikut campur urusan rumah tangga aku dan mas Irfandi, itu dia, Titah, tah, Titah, tunggu," kata Santi yang mencari Titah. 

"Haduh mbak Santi, saya harus pergi," sambung Titah yang lari ketika melihat Santi. 

"Titah, loh kok lari sih, Titah tunggu, saya harus dapatkan Titah dan bawa pulang Titah lagi," kata Santi lagi yang keluar dari mobilnya. 

"Aku harus menghindari mbak Sinta, mas Irfandi, dan keluarga nya," sambung Titah lagi yang terus berlari dan menghindari Santi. 

"Nah akhirnya tertangkap juga kan kamu," kata Santi lagi yang berhasil menangkap Titah yang lari darinya. 

"Mbak Santi," sambung Titah lagi. 

"Titah sudah ah jangan menghindar dan lari lagi, capek tau ngejar kamu nya, oh ya kamu harus ikut saya," kata Santi lagi. 

"Kemana mbak ?," tanya Titah. 

"Pulang lah tah ke rumah," jawab Santi. 

"Pulang mbak, enggak mbak, saya gak bisa kembali ke rumah itu lagi," kata Titah. 

"Kenapa tah, tah kamu itu masih bagian dari keluarga kami, kamu jangan dengarkan apa kata mama dan papa, mama dan papa memang seperti itu, yang menjalani pernikahan ataupun rumah tangga itu adalah kamu, saya, dan mas Irfandi, bukan mama dan papa saya kan, sudah hayuk ikut pulang, nanti kalau mas Irfandi mencari kamu bagaimana, saya gak bisa jawab, belum lagi kalau Chindy mencari kamu, saya harus jawab apa juga, kamu tau kan Chindy itu tidak bisa tidur kalau belum mendengarkan dongeng dari kamu, kamu tidak kasihan pada saya, tah ?," tanya Santi. 

"Baik mbak, saya akan ikut mbak Santi pulang," jawab Titah. 

"Benar tah, ya sudah yuk sekarang masuk ke dalam mobil," kata Santi lagi. 

"Iya mbak," sambung Titah lagi. 

Di rumah Irfandi, 
Di ruang tv.. 
"Chindy, hai Chindy," kata Arfan. 

"Ya uncle," sambung Chindy. 

"Kamu kenapa ?," tanya Arfan. 

"Chindy mencari bunda, uncle lihat bunda tidak, Chindy ada PR dari sekolah dan sudah selesai biasanya yang koreksi PR Chindy itu bunda, uncle ?," tanya Chindy. 

"Waduh uncle tidak melihat bunda," jawab Arfan. 

"Oh gitu, kalau ibu lihat tidak uncle ?," tanya Chindy lagi. 

"Ibu juga sama, uncle tidak lihat," jawab Arfan lagi. 

Di depan rumah Irfandi.. 
"Assalamu'alaikum," Titah dan Santi memberikan salam pada Arfan dan Chindy. 

Di ruang tv lagi.. 
"Wa'alaikumussalam," Arfan dan Chindy menjawab salam dari Titah dan Santi. 

"Siapa yang datang ya uncle ?," tanya Chindy. 

"Uncle tidak tau, coba lihat yuk ke depan," jawab Arfan. 

"Yuk uncle," kata Chindy. 

Di depan rumah Irfandi lagi.. 
"Ibu, Bunda..," kata Chindy. 

"Iya," sambung Santi. 

"Iya sayang," sambung Titah juga. 

Di ruang tamu.. 
"Pah, Santi sudah pulang bersama dengan istri keduanya Fandi, kita pulang saja yuk pah," kata ibu Santi. 

"Yuk mah..," sambung ayah Santi. 

Di depan rumah Irfandi lagi.. 
"Santi, mama dan papa pulang ya, oh ya cucu kesayangan oma, oma dan opa pulang ya sayang," kata ibu Santi. 

"Iya oma," sambung Chindy. 

"Iya mah, hati-hati ya di jalan," sambung Santi juga. 

"Iya sayang," kata ibu Santi. 

"Assalamu'alaikum," ibu dan ayah Santi memberikan salam pada Chindy, Titah, Santi, dan Arfan. 

"Wa'alaikumussalam," Chindy, Titah, Santi, dan Arfan menjawab salam dari ibu dan ayah Santi. 

"Ya sudah yuk sayang kita masuk ke dalam," kata Titah. 

"Iya bunda, cek PR Chindy ya bunda," sambung Chindy. 

"Iya sayang," kata Titah lagi. 

Di kamar Chindy.. 
"Ini bunda PR aku sudah selesai tinggal di koreksi dengan bunda saja, Chindy mau nonton tv dulu ya bunda," kata Chindy. 

"Iya, bunda koreksi ya sebentar ya sayang," sambung Titah. 

"Assalamu'alaikum," Irfandi memberikan salam pada Titah dan Chindy. 

"Wa'alaikumussalam," Titah dan Chindy menjawab salam dari Irfandi. 

"Itu ada bapak, mas," kata Titah yang mencium tangan Irfandi. 

"Iya sayang, Chindy lagi apa, PR sudah di kerjakan belum ?," tanya Irfandi. 

"Sudah dong pak, PR nya lagi di koreksi bunda, seperti biasanya, sekarang mau nonton tv," jawab Chindy. 

"Oh gitu, ya sudah nonton tv nya bapak temani ya," kata Irfandi. 

"Iya pak," sambung Chindy. 

"Assalamu'alaikum," Santi memberikan salam pada Titah, Irfandi, dan Chindy. 

"Wa'alaikumussalam," Titah, Irfandi, dan Chindy menjawab salam dari Santi. 

"Chindy ini susunya, kamu lagi apa ?," tanya Santi. 

"Lagi nonton tv, habis ngerjain PR juga bu," jawab Chindy. 

"Oh ya sudah kalau begitu ibu juga ikut nonton tv bareng kamu ya," kata Santi. 

"Iya bu," sambung Chindy. 

"Sudah Chindy, PR nya tidak ada yang salah, kalau begitu bunda tinggal dulu ya, mau ke kamar," kata Titah. 

"Iya bunda, tapi nanti bunda ke kamar Chindy lagi ya, dongeng sebelum tidur ya bunda," sambung Chindy lagi. 

"Iya sayang, permisi mas, mbak" kata Titah lagi. 

"Iya..," sambung Santi dan Irfandi. 

Dan Titah pun keluar dari kamar Chindy, meninggalkan Chindy, Santi, dan Irfandi, di ruang tamu Arfan melihat Titah yang sedang menangis lalu Arfan pun menghampiri Titah. 

Irfandi yang ingin ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan nya di ruang kerja, melihat Titah dan Arfan di ruang tamu, Irfandi terlihat kesal, rupanya Irfandi cemburu. 

Di kamar Arfan.. 
"Duh.. Kok gak seperti biasanya ya tidak bisa tidur, keluar dulu saja deh, sekalian cari udara segar," kata Arfan. 

Di ruang tamu.. 
"Ya Allah beri saya selalu kesabaran sebagai istri kedua mas Irfandi dari hinaan kedua orang tua mbak Santi ya allah," kata Titah yang menangis di ruang tamu. 

"Haduh kok bidadarinya gue nangis sih, ini pasti karena Irfandi, samperin saja deh," sambung Arfan. 

"Ini tisu untuk kamu, kamu kenapa nangis gara-gara Fandi ya ?," tanya Arfan. 

"Bukan gara-gara mas Irfandi kok, terimakasih mas Arfan," jawab Titah. 

"Iya sama-sama, sudah ya cup cup, jangan menangis lagi masa bidadari menangis sih, nanti kecantikan nya luntur loh," kata Arfan. 

"Haa maksudnya mas Arfan apa ya, maaf mas jangan menggoda apalagi merayu saya, karena saya bukan perempuan seperti itu yang gampang di goda dan di rayu oleh laki-laki yang bukan mahram saya, lagian juga saya sudah punya suami, kalau mas Arfan ingin merayu dan menggoda perempuan silahkan cari saja perempuan lain, maaf mas Arfan, permisi," sambung Titah. 

"Tah, tah, tunggu," kata Arfan lagi. 

"Maaf jangan sentuh saya," sambung Titah lagi. 

"Oke, oke, gue gak sentuh elu, oh ya elu jangan marah begitu dong, lagian gue juga gak ada maksud untuk menggoda dan merayu elu kok, gue tadi niatnya cuma bercanda dan menghibur elu doang kok, ya kalau elu gak suka, oke gue minta maaf ya," kata Arfan lagi. 

"Titah dan Arfan, ngapain mereka berduaan di ruang tamu, apa Arfan lupa ya kalau Titah adalah istri saya, saya samperin mereka saja," kata Irfandi. 

"Iya mas, tapi maaf sebelumnya saya mau ke kamar untuk istirahat," sambung Titah lagi. 

"Kalian berdua ngapain di sini ?," tanya Irfandi. 

"Tidak ngapa-ngapain kok mas Irfandi, saya mau ke kamar, permisi," jawab Titah. 

"Gue juga mau keluar, cari angin Fandi," jawab Arfan juga. 

"Eeh tunggu fan, kamu lupa ya Titah itu istri saya, kamu jangan coba-coba mendekati Titah lagi ya," kata Irfandi yang memperingati Arfan.

bab 6 sudah terbit ya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience