Episode 5

Romance Series 5402

Di rumah Irfandi, 
Di kamar Santi dan Irfandi.. 
"What's wrong mom, what do you want to talk to me about ?," tanya Santi. 

(Ada apa ibu, apa yang ingin ibu bicarakan dengan ku ?) 

"Why is that seductive woman still here in your house, you are not afraid of Irfandi's attention, your husband is only for him, dear ?," tanya ibu Santi juga. 

(Kenapa perempuan penggoda itu masih ada di sini, di rumah kamu, kamu tidak takut perhatian Irfandi, suamimu hanya untuk dia, sayang ?) 

"Actually, I'm afraid, ma'am, but is it okay for me to have to share my husband with her, because of something mom ?," jawab Santi. 

(Sebenarnya takut bu, tapi apa boleh buat saya harus berbagi suami dengan dia, karena sesuatu bu) 

"What is it honey ?," tanya ibu Santi lagi. 

(Apa itu sayang ?) 

"Actually eight years ago..," jawab Santi lagi. 

(Sebenarnya delapan tahun yang lalu..) 
                     ** 
Delapan tahun yang lalu.. 

Di jalan Kamboja.. 
"Hi darling," kata Ridwan. 

(Hai sayang) 

"Stop calling me baby, I want us to break up," sambung Santi. 

(Stop memanggil saya sayang, aku mau kita putus) 

"What why ?," tanya Ridwan. 

(Apa!!!, kenapa ?) 

"Karena saya sudah tidak mencintai kamu lagi, saya mencintai seseorang, dia teman satu sekolah ku dulu," jawab Santi. 

"Tapi bagaimana dengan anak kita yang ada di sini sayang ?," tanya Ridwan. 

"Ini bukan anak kamu, ini anak saya dengan lelaki yang aku cintai sekarang," jawab Santi lagi. 

"Apa, kemarin kamu bilang itu adalah anak kita, kamu berbohong pada saya, kamu keterlaluan, saya sudah mencintai kamu dan saya pindah kesini itu demi siapa, demi kamu dan anak yang sedang kamu kandung, saya mencintai kamu tulus ternyata kamu jahat, kamu jahat, tunggu mau kemana kamu, saya belum selesai berbicara," kata Ridwan. 

"Jangan sentuh aku, emm..," sambung Santi yang tidak sengaja mendorong Ridwan. 

"Haa.. Aa aa aa..," Ridwan di tabrak mobil dan meninggal di tempat. 
                     ** 
Delapan tahun kemudian.. 

Di rumah Irfandi, 
Masih di kamar Santi dan Irfandi.. 
"Oh jadi seperti itu, tapi kenapa kamu tidak memberitahu ibu sayang, ibu bisa membantu kamu, kalau kamu memberitahu ibu tentang ini," kata ibu Santi. 

"Tapi ya sudah lah itu semua sudah terjadi mah," sambung Santi. 

Di kamar Chindy.. 
"Yang bunda bawa coklat bukan ?," tanya Chindy. 

"Emm hampir benar, coba lagi," jawab Titah. 

"Oke..," kata Chindy. 

"Yang ini pasti benar, kue coklat ya bunda ?," tanya Chindy lagi. 

"Emm belum tepat sayang," jawab Titah lagi. 

"Oke Chindy coba tebak lagi ya bunda," kata Chindy. 

"Iya sayang," sambung Titah. 

"Es krim coklat ya ?," tanya Chindy lagi. 

"Emm, belum benar sayang, hayo mau tebak atau menyerah ?," tanya Titah juga. 

"Nyerah deh, habisnya Chindy menebak-nebak salah semua, hemm," jawab Chindy. 

"Lah kok gitu, biasanya kamu semangat sekali," kata Titah. 

"Ya habisnya bunda, Chindy tebak salah mulu, memangnya bunda bawa apa sih ?," tanya Chindy lagi. 

"Bunda bawa ini, puding coklat kesukaan Chindy," jawab Titah lagi. 

"Yah.., kalah deh Chindy," kata Chindy. 

"Ya sudah kamu makan saja pudingnya, tapi habis itu kerjakan PR ya," sambung Titah. 

"Oke bunda, bunda suapin Chindy ya," pinta Chindy. 

"Oke..," kata Titah. 

Sementara itu Arfan di depan kamar Chindy, diam-diam melihat Titah dan Chindy yang sedang bercanda, lalu datanglah Irfandi dan kemudian barulah Irfandi memperkenalkan Titah pada Arfan. 

Di depan kamar Chindy.. 
"Ke ibu an sekali, tipe gue banget, andai dia pacar atau istri gue, bahagia banget gue punya dia, tapi sayang bukan dan sayang nya dia pengasuh anak Irfandi dan juga Santi," kata Arfan. 

"Fan, ngapain di sini lu ?," tanya Irfandi. 

"Gue lihat itu anak elu, sama pengasuh anak lu," jawab Arfan. 

"Pengasuh Chindy, mana ?," tanya Irfandi lagi. 

"Itu..," jawab Arfan lagi. 

"Oh Titah, Titah bukan pengasuh, dan Chindy gak pernah pakai pengasuh, elu tau itu kan dari kecil fan ?," tanya Irfandi lagi. 

"Iya tau, loh kalau itu bukan pengasuh anak lu, terus Titah siapa elu dong, art lu ya Fandi ?," tanya Arfan juga. 

"Bukan juga Arfani," jawab Irfandi. 

"Terus siapa Fandi ?," tanya Arfan lagi. 

"Kalau elu mau tau nanti ya di meja makan, sekalian makan siang, baru gue kasih tau Titah itu siapa," jawab Irfandi. 

Di kamar Chindy lagi.. 
"Nah ini suapan terakhir, yeah.. Habis..," kata Titah. 

"Yes..," sambung Chindy. 

"Loh, loh, loh, rame sekali ya, ada apa ini, Chindy sudah mengerjakan PR belum ?," tanya Santi. 

"Sudah kok bu, bunda yang ngajarin Chindy dan bunda sudah suapin puding coklat kesukaan Chindy," jawab Chindy. 

"Oh gitu, ya sudah makan siang dulu yuk tah," kata Santi. 

"Iya mbak.., Chindy lanjutkan belajarnya ya," sambung Titah. 

"Oke bunda, Oke ibu," kata Chindy lagi. 

"Assalamu'alaikum," Titah dan Santi memberikan salam pada Chindy. 

"Wa'alaikumussalam," Chindy menjawab salam dari Titah dan Santi. 

Di meja makan.. 
"Assalamu'alaikum," Titah dan Santi memberikan salam pada semua yang ada di meja makan. 

"Wa'alaikumussalam," semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah dan Santi. 

"Oke, Arfani sesuai janji gue tadi, gue akan memperkenalkan Titah, Arfani ini Titah, Titah ini adalah istri kedua gue," kata Irfandi yang memperkenalkan Titah pada Arfan. 

"Haaaa.. Istri kedua elu, Fandi," sambung Arfan yang kaget saat mendengar dari Irfandi, kalau Titah adalah istri kedua Irfandi. 

"Iya Arfani, istri kedua gue," kata Irfandi lagi. 

"Uncle, aunt," kata Arfan. 

(Paman, tante) 

"Yes Arfan", sambung ayah dan ibu Santi. 

(Ya Arfan) 

"Is it true, that she is my younger brother's second wife ?," tanya Arfan. 

(Apakah itu benar ?) 

"Yes, that's right, Arfan," jawab ayah Santi. 

(Iya benar Arfan) 

"Benar Arfan, si pelakor ini adalah istri kedua adik kamu, Irfandi," jawab ibu Santi. 

"Mama cukup, cukup menjelek-jelekkan Titah, ya saya akui memang awalnya saya belum bisa terima kalau Titah menjadi istri kedua mas Irfandi, tapi lama-lama saya bisa terima Titah menjadi istri kedua mas Irfandi, dan Santi minta jangan bahas yang lalu atau yang sudah lewat," kata Santi. 

"Sudah cukup ya mah, kita ke meja makan ingin makan siang bersama sekaligus memperkenalkan Titah sebagai istri kedua saya pada kakak saya, Arfan, kenapa jadi pelakor dan yang lalu di bawa-bawa kembali," kata Irfandi. 

"Mas, mas Irfandi," kata Santi memanggil suaminya yang pergi dari meja makan. 

"Mbak, maaf ya, ini semua pasti gara-gara saya," kata Titah. 

"Loh memang, ini semua memang gara-gara kamu, sadar kamu, oh atau baru sadar kamu, dasar pelakor, perebut laki orang, penghancur rumah tangga orang, kamu sadar gak selama ini Titah, anak saya yang bernama Santi itu sangat menderita karena ulah kamu, sadar gak kamu ha..," kata ibu Santi. 

"Saya minta maaf kalau kehadiran saya membuat keluarga ini berantakan dan membuat keluarga ini juga ribut terus, karena kehadiran saya di rumah ini lebih baik saya pergi dari rumah ini, mbak Santi maafkan Titah ya, permisi," kata Titah. 

"Assalamu'alaikum," Titah memberikan salam pada semua yang ada di meja makan. 

"Wa'alaikumussalam," semua yang ada di meja makan menjawab salam dari Titah. 

"Ya sana, hus, hus, hus, hus sana pergi jauh-jauh dari keluarga anak saya, jangan kembali lagi ya ke rumah ini, hem," kata ibu Santi lagi. 

"Mama cukup, stop ya mah, mah dengarkan Santi, ini adalah keluarga Santi, rumah tangga Santi, dan Santi juga yang menjalaninya, mama dan papa jangan mencampuri urusan rumah tangga Santi, ngerti, paham..," sambung Santi. 

"Santi mau kemana kamu, Santi tunggu, dengarkan mama dulu, Santi..," kata ibu Santi yang mencoba menghentikan Santi. 

"Saya mau mencari Titah," sambung Santi lagi. 

"Loh kok, pah, papa kok diam saja sih, bantuin dong..," kata ibu Santi lagi. 

"Iya, iya mah, tunggu papa, mah..," sambung ayah Santi.

Bab 5 sudah terbit ya

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience