Episode 2

Romance Series 5402

Dadang pun masuk kedalam rumah kontrakan milik pak Asep dan menaruh makanan dan minuman di meja makan dan tak lupa Dadang juga menaruh obat tidur ke makanan dan minuman yang Dadang bawa tadi. 

Di Kantor Balai Desa Cileunyi, Lilis dan Dudung menghasut para warga dan memfitnah Titah dan Irfandi melakukan zinah. 

Para warga pun ke rumah kontrakan milik pak Asep untuk membawa Titah dan Irfandi ke rumah pak rt dan keduanya pun menikah. 

Dua hari kemudian Irfandi membawa Titah ke rumahnya, di Purwokerto pada saat Chindy (anaknya) berulang tahun yang ke tujuh tahun. 

Membuat istri pertama bersedih dan bertanya-tanya kenapa suaminya menikah lagi dan istri pertamanya mengatakan tidak ingin di madu pada Irfandi. 

Dan Irfandi hanya bisa mengatakan maaf pada istri pertamanya. 

Bandung 

Masih di rumah kontrakan pak Asep 
Di meja makan.. 
"Tugas tabur-tabur obat tidur sudah selesai, tinggal pindahkan mereka ke kamar yang belum," kata Dadang. 

"Atos mang ?," tanya Titah. 
(Sudah mang ?) 

"Oh atos atuh neng geulis," jawab Dadang. 

(Oh sudah dong neng cantik) 

"Ya sudah silahkan di makan pak Irfandi dan neng cantik," kata Dadang lagi. 

"Loh kok saya juga ikut makan sih mang, kan..," kata Titah dengan bingung. 

"Ya kan dari tadi pagi sampai sekarang belum makan kan, ya kan saya tau kebiasaan neng cantik loh, jangan salah loh.., makan ya neng cantik biar besok bisa manggung lagi," Dadang terus membujuk Titah untuk makan bersama dengan Irfandi. 

"Iya sih, tapi..," kata Titah. 

"Sudah kamu makan bersama dengan saya saja, yang di omongin, emm maaf mamang namanya siapa ?," tanya Irfandi. 

"Dadang, pak Irfandi," jawab Dadang. 

"Benar apa kata Dadang, kamu makan juga ya bersama dengan saya," pinta Irfandi.

"Baiklah pak Irfandi..," kata Titah. 

"Aku harus memberitahu Dudung untuk menjalankan rencana berikutnya," kata Dadang lagi. 
                     ** 
Percakapan Dadang dan Dudung lewat whatsapp. 

"Dung di sini sudah beres," kata Dadang memberitahu Dudung. 

"Oke siap..," seru Dudung. 
                     **
Di Kantor Balai Desa Cileunyi.. 
"Teh kata Dadang beres..," kata Dudung memberitahu Lilis. 

"Oke, kita beraksi sekarang," kata Lilis. 

"Bapak-bapak, ibu-ibu, kumpul sini kumpul, saya mau memberitahu kalau misalkan di kampung kita, di desa kita, ada yang berbuat tidak senonoh alias zinah," kata Lilis yang mulai memancing ke marahan dari warga. 

"Apa di kampung kita ada yang berbuat zinah, tidak bisa di biarkan ini, kita harus ke sana, dan mereka berada dimana dan siapa yang kamu maksud Lis ?," tanya pak Asep. 

"Di kontrakan pak Asep," jawab Dudung. 

"Kontrakan saya, siapa ?," tanya pak Asep lagi. 

"Tamu dari Purwokerto dan penari kebanggaan kita semua di sini, siapa lagi kalau bukan Titah," jawab Lilis. 

"Titah, tidak mungkin Titah, Titah itu orang baik, mengerti tentang agama, tidak mungkin dia berbuat zinah, Lis..," kata pak Asep membela Titah. 

"Kalau bapak tidak percaya silahkan kita lihat saja ke kontrakan pak Asep, sekarang," kata Dudung yang memanas-manasi warga. 

"Baiklah kita lihat ke sana saja, ke kontrakan pak Asep," kata pak lurah. 

Di rumah kontrakan pak Asep lagi.. 
"Dudung..," seru Dadang. 

"Iya, kamu ngapain di sini dang ?," tanya Dudung. 

"Saya di sini bingung dan panik juga itu tamu dan Titah sedang apa ya di kamar, berdua-duaan lagi," jawab Dadang. 

"Tuh benar kan pak, kita gerebek saja yuk, lalu kita bawa ke rumah pak rt, biar di proses di sana," kata Lilis yang masih memanas-manasi warga. 

Di kamar.. 
"Wah iya benar apa yang kamu katakan, mereka berbuat yang tidak senonoh, zinah..," kata pak Asep. 

"Tidak pak, kami tidak..," kata Titah. 

"Iya benar pak, kami tidak berbuat seperti apa yang bapak tuduhkan pada kami," kata Irfandi yang menjelaskan pada warga dan pak Asep. 

"Alah sudah, kita langsung bawa saja ke rumah pak rt untuk di proses, dan kalian berdua, Dudung dan Dadang panggil orang tua Titah suruh ke rumah pak rt sekarang," kata pak Asep. 

"Laksanakan pak Asep," seru Dadang dan Dudung. 

"Yuk, kita ke rumah pak rt," kata Lilis. 

Di rumah pak Krisna 
Di ruang tv.. 
"Titah belum pulang juga ya mah, sudah malam juga," kata pak Krisna yang menunggu Titah pulang. 

"Iya yah belum, tunggu saja," sambung bu Dewi. 

"Ya sudah deh..," seru pak Krisna. 

Di depan rumah.. 
"Assalamu'alaikum, pak Krisna, bu Dewi," Dadang memberikan salam pada pak Krisna dan bu Dewi. 

Di ruang tv lagi.. 
"Wa'alaikumussalam," pak Krisna dan bu Dewi menjawab salam dari Dadang. 

"Siapa ya mah ?," tanya pak Krisna. 

"Tidak tau yah, mama lihat ke depan," jawab bu Dewi. 

"Saya ikut deh mah..," kata pak Krisna. 

"Ya sudah yuk ayah..," sambung bu Dewi. 

Di depan rumah lagi.. 
"Assalamu'alaikum," Dadang dan Dudung memberikan salam pada pak Krisna dan bu Dewi. 

"Wa'alaikumussalam," pak Krisna dan bu Dewi menjawab salam dari Dadang dan Dudung. 

"Pak Krisna dan bu Dewi di suruh ke rumah pak rt sekarang," kata Dadang. 

"Ada apa, mengapa saya dan istri di suruh ke rumah pak rt ?," tanya pak Krisna. 

"Kalau itu saya tidak tau pak Krisna, saya hanya menjalankan tugas dari pak rt," jawab Dudung. 

"Baiklah saya dan istri akan ke rumah pak rt, mah kuncinya," pinta pak Krisna. 

"Muhun yah..," seru bu Dewi. 
(Iya yah..) 

Di rumah pak rt 
Di depan rumah.. 
"Kalian melakukan hubungan suami, istri tanpa menikah, benar begitu ?," tanya pak rt. 

"Tidak pak rt, kami tidak pernah melakukan hubungan suami, istri, itu semua fitnah, bukankah bapak sangat mengenal saya," jawab Titah. 

"Alah jangan ngeles kamu, Titah, sudah ketahuan bejatnya saja kamu berkata seperti itu, benar tidak bapak-bapak, ibu-ibu ?," tanya Lilis pada warga. 

"Benar, benar itu..," jawab semua warga. 

"Assalamu'alaikum," pak Krisna dan bu Dewi memberikan salam pada semua warga yang berada di rumah pak rt. 

"Wa'alaikumussalam," semua warga yang berada di rumah pak rt menjawab salam dari pak Krisna dan bu Dewi. 

"Nah ini dia orang tua dari Titah," kata Lilis. 

"Lihat kelakuan dari anak bapak memalukan, anak bapak berbuat mesum di rumah kontrakan saya," sambung pak Asep. 

"Mesum, apa kamu berbuat mesum di rumah kontrakan pak Asep, benar begitu Titah ?," tanya pak Krisna. 

"Tidak yah, saya tidak pernah melakukan hubungan terlarang atau berbuat mesum di rumah kontrakan pak Asep, percaya dengan Titah, yah..," jawab Titah. 

"Benar itu pak, kami tidak pernah berbuat mesum, seperti apa yang bapak tuduhkan pada saya dan juga Titah," jawab Irfandi juga. 

"Alah maling mana ada yang mau ngaku, maling ngaku penjara penuh tau..," kata Lilis yang masih memanas-manasi warga. 

"Kalau begitu kita nikahkan saja mereka berdua pak rt, pak lurah, agar kampung kita ini tidak terkena sial," kata pak Asep. 

"Bagaimana apakah pak Krisna dan bu Dewi setuju ?," tanya pak lurah. 

"Saya setuju pak lurah, saya serahkan semuanya kepada pak rt dan juga pak lurah," jawab pak Krisna. 

"Baik, kalau begitu malam ini saya akan menikahkan kalian berdua," kata pak rt. 

"Akhirnya dan sebentar lagi kamu akan pergi dari kampung ini, hahaha,", kata Lilis yang kesenangan di dalam hati. 

"Baik apakah ananda Irfandi sudah siap untuk mulai ijab kabul nya ?," tanya pak penghulu. 

"Sudah pak," jawab Irfandi. 

"Baiklah, wali dari mempelai wanita silahkan duduk dan kita akan memulai ijab kabul," pinta pak penghulu. 

"Saya nikahkan engkau ananda Irfandi bin bapak Joko dengan anak saya  yang bernama Titah binti bapak Sujatno (almarhum) dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan Al-Qur'an dibayar tunai," pak Krisna mengucapkan lafal ijab. 

"Saya terima nikahnya Titah binti bapak Sujatno (almarhum) dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan Al-Qur'an dibayar tunai," Irfandi mengucapkan lafal kabul. 

"Bagaimana saksi sah ?," tanya pak penghulu. 

"Sah..," jawab warga atau saksi. 

"Alhamdulillah..," pak penghulu membacakan doa. 

"Kalian berdua sekarang sudah sah menjadi suami dan istri," kata pak penghulu.

selamat membaca dan episode 2 sudah up

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience