Organization Masked Assassin 8 (Profesional)

Crime Series 1039

Bagi yang belum cukup umur dilarang keras membacanya. Karna cerita ini mengandung kekarasan, pembunuhan, kata-kata kasar, dan perbuatan-perbuatan dewasa.
Cerita ini hanya cerita karangan dan bukan berdasarkan cerita asli. Buat para pembaca tidak diperbolehkan meniru semua perilaku dalam cerita ini.

HAPPY READING...

~~~~*~~~~*~~~~

Kulihat langit malam ini tidak seindah malam-malam sebelumnya. Mungkin langit merasakan kepedihan atas kejadian pemboman yang terjadi tempo hari lalu. Peristiwa dirumah sakit Yadika 5 dan mall didekatnya meledak kemarin membuat langit malam tidak ingin memperlihatkan indahnya untuk sementara.

Perkenalkan namaku Sinka Juliani. Aku tinggal disini bersama kedua kakakku dan ibuku. Ayahku sudah meninggal 7 tahun silam ketika aku SMA padahal pada waktu itu aku akan ujian nasional lalu masuk universitas negeri yang sama dengan kakakku yang laki-laki, tapi ayah sudah meninggalkan kami. Ayahku dulu adalah seorang polisi dikota ini. Sebelum ayah pergi meninggalkanku, kata-kata terakhir yang kuingat adalah "Sinka anakku. Jika ayah mati nanti ingatlah satu hal, jangan menyangkal sebuah kebenaran atas dasar ketidakpuasan. Sebab ketidakpuasan lah yang membuat manusia berpikir tumpul". Mendengar ayahku mengatakan itu tentu aku bingung. Sempat terpikir di kepalaku bahwa itu cuma karna ayah tidak punya bahan untuk dibicarakan denganku. Setelah beberapa hari itu, aku mendapatkan kabar bahwa ayahku meninggal dunia tergantung ditempat kerjanya saat lembur. Aku berserta kakak-kakakku dan ibuku yang terkejut langsung buru-buru ketempat kerja ayahku. Benar saja saat sampai disana kulihat ayahku tergantung dengan tali tambang mengikat lehernya.

Mengingat hari kematian ayahku itu membuat memori-memori kelam memenuhi otak. Dan itulah alasanku kenapa aku meneruskan perkerjaan ayahku. Menjadi tim penyidik di kepolisian. Dari pesan terakhir ayahku itulah yang mendorongku untuk melepaskan impianku berkuliah. Aku beranggapan bahwa ayah ingin aku menebarkan keadilan ke setiap orang. Ya, keadilan.

“Bengong-bengong entar keserupan aja” Ucap rekan kerjaku bernama Rona.

“Siapa juga yang bengong. Wle” Ya, memang sih aku bengong.

“Kalo kesurupan disini gak ada yang bisa nolong nanti loh... Ehh, ada deh”

“Siapa??” Tanyaku.

“Aji lah. Siapa lagi selain dia?? Hahahaha” Huh. Rona ini masih saja selalu suka menggodaku.

“Hih. Serem banget ngedenger kamu ngucapin nama Aji” Ucapku.

“Sin. Ngobrol didalam aja yuk” Rona menarik tanganku. Kebetulan aku juga sudah cukup dengan hawa diluar.

Rona membawaku keruang istirahat. Kami berdua duduk disana lalu membicarakan banyak hal. Sampai Rona membicarakan peristiwa ledakan bom kemarin. Yang kuketahui dari informasi saat ini dari teman-temanku yang kesana adalah ledakan itu merupakan pesan dari organisasi yang selama ini kami cari. Organization Masked Assassin. Organisasi pembunuh yang rela melakukan apa saja dengan bayaran yang sesuai. Sebenarnya organisasi ini masih terbilang belum lama ada, namun sepak terjangnya dalam dunia kriminal sangat tinggi dan membuat organisasi berpengaruh buruk di negara ini. Masih ada organisasi senior mereka, berbahaya dan berpengaruh buruk juga seperti mereka, terlebih lagi organisasi ini di awasi oleh badan intelijen negara. Seperti Mystery Organization, mereka adalah organisasi psychopath yang melakukan apa saja demi kesenangan mereka. Lalu The Sky organisasi mafia-mafia internasional, mereka lebih mengarah ke bisnis menurutku tapi mereka juga bisa disewakan untuk membunuh. Kemudian Or. Rellik, organisasi ini merupakan organisasi yang sedikit tidak aku ketahui. Organisasi ini sangat-sangat amat sedikit informasinya dari yang tim kami cari tahu maupun dari penyidik-penyidik elite negara, temanku bilang Or. Rellik hampir sama dengan Mystery namun mereka tidak melakukan hal gila demi kesenangan mereka. Tapi untuk tujuan mereka.

“Hey sin. Tanggapan kamu tentang bom kemarin gimana??” Tanya Rona.

“Menurutku sih itu kejam banget dan kata temen kita disana bilangkan ini merupakan perbuatan organisasi pembunuh bayaran itu” Aku sih masih belum yakin karena bukti bahwa itu perbuatan O.M.A, kupikir mungkin ini bisa jadi terrorist karena ya kan terrorist suka dengan hal-hal berbau bom untuk menyerang publik.

“Mungkin juga ini ulah sekumpulan psychopath itu” Mungkin juga sih. Aku dan yang lain belum bisa menetapkan pelaku pemboman besar ini karena informasinya saja masih sedikit.

“Aku gak tau juga. Yang jelas siapapun pelakunya dia harus bertanggung jawab atas perbuatan keji ini”.

“Ngomong-ngomong Sin, kakak kamu yang cowok gimana kabarnya??”.

“Ngapa nanya-nanya kakak aku yang cowok” Curiga melihat Rona menanyakan kakakku.

“You know lah...” Ucap Rona malu-malu.

“Hih. Kamu kenapa?? Suka sama kakakku?? Ketemu belum udah suka-suka aja” Rona ini aneh.

“Ihh. Enggak?! Cuma nanya yey” Ketahuan banget bohongnya.

Ohh ya. Aku belum kasih tahu tentang kakakku ya?? Kakakku itu cowok/laki-laki. Dia lulusan universitas terkenal dikota kami, sekarang dia berkerja di sebuah kantor departemen rahasia. Tapi kakakku tidak mau memberitahuku, kakak perempuanku, dan ibuku dimana tempat perkerjaannya. Aneh. Namun aku tidak mau ambil pusing karena kakakku bilang dia bertugas dibagian informasi. Sedangkan kakak perempuanku berkerja disebuah perusahaan elektronik. Kakakku yang cowok bernama Rizkiyansyah dan kakakku yang cewek bernama Shinta Naomi.

Dari jauh kulihat seorang yang selalu mengangguku ditempat kerja. Dia Aji Purnomo, seorang seniorku disini. Berjalan menghampiri kami sambil membawa lembaran kertas.

“Widih gue liat dari jauh lagi gosip aja. Bukannya kerja” Ucapnya.

“Gosip pale lu” Ucapku sinis.

“Unch. Yayang Sinka masih aja sinis”.

Lihat kelakuannya. Itulah yang membuatku tidak kuat berada didekatnya. Padahal harusnya yang namanya senior itu berwibawa, nah ini?? Hah.. Sudahlah.

“Ihh Aji apaan sih? Geli tau denger lo ngomong gitu” Bukan cuma aku yang risih. Rona juga.

“Hahah. Gak usah di denger kali, lagian kan itu buat yayang gue Sinka” Ucapnya lagi dengan pedenya.

“Bukannya dari kemarin gue udah bilang. Berhenti manggil gue yayang, lo denger gak sih??”

“Pura-pura gak denger. Heheheheh” Malah cengengesan.

“Jadi ada perlu apa lo kesini??” Tanya Rona.

“Ohh iya. Gue kesini mau ngasih ini” Dia memberikan selembaran kertas itu padaku dan Rona.

Aku membacanya sebentar. Lembaran itu berisi daftar korban-korban pemboman kemarin. Semua berjumlah 350 orang.

“Itu daftar semua korban” Ucap Aji.

“Banyak banget korbannya” Ucap Rona tidak percaya.

“Itu dikirim dari TKP. Dari tim kita disana, dan ya aku hampir lupa, besok kita akan ke hutan iblis” Aji berjalan pergi dari tempat kami.

Aku dan Rona saling pandang mengeritkan dahi kami. Memikirkan ucapan Aji barusan, dia mengajak kami berdua ke hutan iblis. Hutan paling terlarang, siapapun yang masuk kesana mustahil akan keluar. Hutan dengan berbagai macam bahaya mengancam nyawa jika berani masuk kesana.

“Dia bercanda kayanya Sin” Ucap Rona.

“Ya sepertinya begitu” Dasar senior gila. Bisa-bisanya dia mengatakan hal yang mengerikan kaya gitu.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

Dalam cela-cela reruntuhan bangunan tua bertingkat lima jauh dari pusat kota. Dua orang anggota O.M.A yaitu Eddy dan Egi. Kedua orang itu sedang mengintai satu orang yang mereka curigai adalah informan Or. Rellik sambil tiarap dari jarak sekitar 2km. Eddy memegang senjata kebanggaannya yaitu sniper dengan jenis AWM, sambil menggunakan topeng mereka masing-masing. Sementara Egi melihat target mereka dengan teropong, melihat target mereka yang sedang mengobrol dengan temannya didepan sebuah bengkel.

“Hari ini kita harus dapetin itu orang, mengingat besok ada rapat penting” Ucap Eddy.

“Jangan sampe lolos lagi itu mahkluk” Ucap Egi.

“Sudah berapa lama sejak terakhir kali kita adakan rapat” Ucap Egi lagi bangun dari posisinya.

“Ya terakhir kali dua tahun lalu” Ucap Eddy.

“Hah... Kalo gitu kita lakuin sekarang Ed” Egi berjalan pergi sambil menggunakan earphone.

“Target udah jalan emang??” Tanya Eddy ikut menggunakan earphonenya juga.

“Udah” Ucap Egi.

“Oke kalo gitu lo siap di tikungan, rencana kedua antisipasi kalo dia lari, ohh ya jangan lupa earphone lo tuh” Ucap Eddy.

Egi hanya membalas perkataan Eddy dengan jempol tangannya, disebelah tangannya Egi memegang pistol listrik. Egi berjalan menuruni anak tangga menuju lantai dasar, sampai dilantai dasar dia tidak keluar diam menunggu target mereka didepan pintu berjendela itu. Ya, memang bangunan tua itu tepat di tikungan. Target hampir dekat dan Eddy sudah bersiap-siap menembaknya. Namun saat sebelum Eddy menembak tampak wanita sedang berlari kearah target tersebut. Wanita itu memegang karton berwarna putih dan berbicara sebentar dengan sang target, wanita itu memberikan kertas karton kepada target Eddy dan Egi. Eddy menunggu pembicaraan mereka dengan tetap konsentrasi siap menembak dengan snipernya. Tiba-tiba si target tersenyum membuka isi karton putih itu lalu membentangkan kertas itu kearah Eddy yang sedang mengekernya, dari belakang sekelompok orang bersenjata laras panjang berlari. Eddy otomatis juga membaca tulisan di karton putih milik orang itu. Eddy kaget melihat tulisan dikertas karton putih itu. Dia buru-buru bangun dari tempatnya.

“Gi!! Gi!! Cabut... Dia tau kita disini, cepat pergi dari sini ayo!!” Eddy menuruni tangga terburu-buru memberitahu Egi yang sedang didepan pintu.

“Hah!! Kita ketau...” Tidak sempat menyelesaikan ucapannya. Suara tembakan menembak kearah tempat mereka.

Egi kaget dengan suara tembakan itu langsung melihat kearah target dan melihat sekelompok orang berlari membawa senjata laras panjang menembaki ketempat Eddy. Egi berlari menuju ruang tengah, Eddy juga sudah sampai disana.

“Sial! Mereka tau kita disini” Ucap Eddy.

“Dia tau dari mana??” Tanya Egi.

“Udah nanti aja gue jelasin. Sekarang ayo cabut dulu, rencana ketiganya! Hubungi Lucky” Ucap Eddy berlari diikuti Egi dibelakangnya.

Mereka berdua berlari kepintu belakang, dalam pelarian Egi sudah menyiapkan C4 dipintu belakang itu. Karena dibelakang bangunan tua ini terdapat lapangan dan Eddy dan Egi menyiapkan C4 supaya mengulur atau memperlambat gerak orang-orang yang mengejar mereka sebelum mereka sampai diseberang lapangan, yaitu hutan. Ketika rencana utama mereka gagal. Eddy dan Egi tidak habis pikir terhadap target mereka ini yang selalu lolos dan selalu bisa membalikan rencana mereka menjadi senjata makan tuan. Mereka berdua sudah keluar, pasukan si target yang sekarang sudah didalam bangunan tua itu. Egi berlari sambil menengok kebelakang melihat apakah ada yang sudah sadar dengan pelarian mereka.

“Hey mereka lari lewat pintu belakang!!” Ucap salah satu dari mereka yang melihat Eddy dan Egi berlari.

Egi belum memencet tombol C4'nya, Egi menunggu orang kedua dari mereka dan baru memencet tombolnya. Eddy berbalik badan mengeker. Orang kedua tepat di samping pintu yang sudah dipasang C4 itu oleh Egi dan...

Boom!!

Orang pertama melihat kebelakang badannya, melihat pintu itu sudah tidak berbentuk. Saat kembali ingin mengejar Eddy sudah menembaknya tepat dikepalanya. Kemudian Eddy dan Egi kembali berlari.

~~~~*~~~~*~~~~

Dipinggir jalan yang sepi, didepan sebuah gang yang bertuliskan 'Dilarang masuk kecuali nyawa lo banyak!!'. Lucky dan Shelia sedang menunggu Egi dan Eddy, rekan setim mereka yang diberi tugas mengintai Or. Rellik.

“Ck. Lama banget, udah hampir 2 jam kita disini” Ucap Shelia.

“Apa gagal lagi??” Ucap Lucky.

Shelia cuma menaikan kedua bahunya pertanda tidak tahu. Setelah beberapa menunggu Eddy dan Egi akhirnya mereka terlihat oleh Shelia.

“Nah tuh..” Tunjuk Sheila.

Lucky langsung melihat kearah dalam gang. Melihat Eddy dan Egi sedang berlari terengah-engah. Eddy yang sedang berlari memberi kode dengan tiga jarinya. Tahu maksud dari kode Eddy Lucky dan Shelia menaiki motor mereka masing-masing. Lucky dan Shelia sudah Menyalakan mesin motornya, tinggal menunggu Eddy dan Egi. Jauh di belakang Eddy dan Egi terlihat sekolompok orang-orang yang tadi kembali lagi mengejar mereka. Salah satu dari orang-orang yang mengejar mereka membawa senjata yang sama dengan Eddy dan mengeker Egi. Kebetulan Eddy melihat kebelakang dan melihat orang yang sedang mengeker mereka berdua. Eddy berhenti dan mengeker balik orang yang sedang mengeker Egi. Egi tidak sadar Eddy yang berhenti berlari. Egi yang sudah sampai  ditempat Lucky dan Shelia langsung menaiki motor Lucky.

“Luk... Jalan cepet!! Ngapa diem doang!!” Egi membentak Lucky.

“Jalan apaan!! Noh liat Eddy” Ucap Lucky.

Eddy sudah menembak orang yang sudah mengeker Egi tadi. Eddy berlari dengan bunyi tembakan dari belakang yang mana ia sangat beruntung satu peluru pun tidak ada yang mengenainya. Eddy akhirnya sampai, langsung duduk di jok belakang Shelia. Lucky dan Shelia pun menancap gas.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Kabar buruk” Ucap Wanita berhodie kepada teman disampingnya yang sedang duduk.

“Apa??” Ucap temannya.

“Tadi ada penyusup ke area Rellik. Dia mengincar Bian”

“Lalu...”

“Mereka gagal...” Wanita berhodie itu berdiri.

“Hmm. Ya mereka gak tau Bian si cerdik dari Or. Rellik” Ucap temannya lagi.

“Seandainya kita gak punya perjanjian sama Rellik, gue mah ogah ikutan hal yang kaya gini” Wanita itu berjalan pergi.

“Mereka licik menggunakan sandera untuk menyudutkan kita” Ucap temannya yang mengikutinya berjalan.

“Itulah strategi hidup disisi gelap dunia ini, membutuhkan hal yang diluar dugaan kita. Atas dasar ingin menggunakan pihak lain sebagai boneka, sampai boneka itu rusak dan menggantinya dengan boneka baru lagi” Ucap wanita berhodie.

“Mendengar lo ngucapin kata barusan, kayanya lo punya kesimpulan bahwa Rellik punya sandera lain. Dan bakal digunakan setelah perjanjian kita usai” Temannya menebak spekulasi wanita berhodie itu.

“Ketika seorang membuat kopi dan mencampuri dengan gula yang tidak manis, apa orang tersebut akan menggantinya dengan gula baru??” Ucap wanita berhodie.

“Ya, tentu akan dia gantilah” Sahut temannya.

“Tidak! Dia masih akan mencampur gula tersebut ke kopinya. Rasa alami dari kopi 85% pahit dan sisanya  adalah manis. Rasa manis itu akan menutupi kekosongan 15% dari rasa kopi, memaksakan gula untuk mengisi kekosongan itu sampai sang peminum kopi tersebut menghabiskannya. Ya, pokoknya intinya kenapa harus memakai gula yang baru sedangkan yang lama masih manis”.

“Hmm. Cukup menarik penjelasan lo ini” Ucap temannya.

“Haaaah... Ya, kita sekarang adalah arus yang tenang sedangkan Rellik adalah kapal yang masuk ke arus kita, akan ada waktunya kita berubah menjadi arus yang deras dan menguncang Rellik bahkan bisa kita tenggelamkan” Ucap wanita itu tersenyum sambil membuka hodienya.

“Hahah. Cantik juga lo Yup”

“Sorry Tih, selera gue bukan lo” Ucap Yupi.

“Dih. Siapa juga yang demen sama lo Yup, gue cuma muji doang? Emang salah”

“Hahaha syukurlah. Berarti lo tau mana yang cantik mana yang sok cantik” Ucap Yupi.

Dalam perjalanan mereka menuju gang yang didepannya sudah ada 8 orang dengan senjata beragam-ragam sedang berjaga-jaga. Yupi dan Patih berjalan mengarah gang itu, namun 4 dari mereka memberhentikan Yupi dan Patih.

“Hey! Mau kemana kalian?” Tanya orang yang berjaga itu pada Yupi.

“Udah jelas mau kedalem make ditanya, minggir” Jawab Yupi.

“Nyolot banget nih cewek. Belom pernah ya tuh mulut kemasukan peluru!” Ucap temannya yang lain.

“Pergi dari sini, kalo gak gue bolongin pala kalian berdua!” Kali ini dia menodongkan senjatanya pada Yupi.

Yupi dan Patih saling bertatapan bingung. Padahal Bian yang menyuruh mereka datang, tapi malah diusir setelah sampai. Patih maju ke orang yang menodongkan senjatanya tadi.

“Oke... Gue sama temen gue ini bakal pergi, kayanya Bian bakal marah deh. Masa tamu yang dia diundang diusir begitu saja” Ucap Patih menepuk bahu kanannya.

Mendengar nama Bian dari Patih membuat orang menghadang mereka bergetar. Bian salah satu anggota Or. Rellik, merupakan salah satu dari kunci dari orang yang mempunyai wewenang di Or. Rellik. Memiliki IQ diatas rata-rata yang membuatnya menjadi seorang yang cerdik. Orang yang berhasil membuat Yupi dan Patih menjadi boneka untuk Or. Rellik. Dan orang yang menggagalkan rencana Eddy dan Egi tadi.

“Hey. Kau kenal bos kami??”

“Ngapain gue repot-repot kesini kalo gak kenal sama bos lo”

“Oke silakan masuk. Kayanya kalian berdua bisa dipercaya, sana masuk sebelum gue berubah pikiran” Orang yang menjeggat mereka mengizinkan mereka masuk.

Patih dan Yupi tidak berkata apapun, mereka berjalan masuk. Patih mengeluarkan pisau belati, dan ada ukiran kepala tengkorak di pisaunya. Ia mengelus-elus pisaunya itu membuat Yupi sedikit bingung. Sebenarnya Yupi sering melihatnya seperti ini tapi bingungnya Yupi tentang pisau itu karena Patih tidak pernah memakainya melainkan cuma menyimpannya saja.

“Tih.. Gue boleh nanya??”

“Nanya apa??”

“Itu pisau belati yang lo bawa enggak pernah dipake apa?? Lo elapin mulut tuh pisau” Ucap Yupi.

“Hahah. Jadi lo penasaran ya?? Setelah lama mikir bingung sama pisau ini” Sahut Patih.

“Gitu deh”.

“Jadi pisau ini buat orang spesial”.

“Maksudnya lo mau kasih itu pisaunya nanti??”

“Bukan... Ini pisau gue simpen sampe sekarang karena pisau ini nanti buat bunuh orang spesial itu, nanti sampai waktunya tiba” Ucap Patih.

“Siapa??”

“Ahh. Gue gak bisa kasih tau sekarang” Patih memasukan kembali pisaunya.

“Hmm... Yaudah terserah”

Mereka yang sudah sampai didepan bengkel itu berjalan menuju Bian yang sedang duduk sambil meminum soda.

“Hey... Ada apa? Kenapa nyuruh kesini”.

“Ya tadi ada penyusup mau bunuh gue” Ucap Bian.

“Iya tau, kan lo udah ngejelasin tadi lewat telpon” Sahut Patih sedikit kesal.

“Ohh, iya. Hahahah lupa gue. Yaudah langsung intinya aja deh” Bian berdiri menghadap Yupi dan Patih.

Kemudian Bian memberikan selembar kertas sobekan kepada Patih membacanya sebentar.

“Apaan nih maksudnya?? Hotel Sunday?? Kamar 54?? Lo mau gue nginep disini” Tanya Patih.

“Prrfftt.. Hahahah, enak aja? Lo sama perempuan disamping lo kesana karena ada salah satu dari penyusup tinggal disana” Jawab Bian.

“Kapan??” Yupi sekarang yang berbicara.

“Sekarang” Ucap Bian enteng.

“Gila!! Lo kira deket jaraknya?? Jauh nih alamatnya” Ucap Yupi marah.

“Ya... Kalo rahasia kalian sampai ke ketua kalian gimana reaksinya ya??” Bian menatap Yupi sambil memangku dagunya.

Patih sebenarnya kesal dengan Bian. Menyuruhnya jauh-jauh ke tempatnya hanya untuk memberikan kertas ini, padahalkan bisa lewat sms. Itulah kata yang Patih pikirkan. Sedangkan Yupi cuma diam.

Mendengarkan Bian menyuruhnya kesana sekarang Patih langsung mengajak Yupi pergi dari tempat itu. Menuju kendaraan mereka.

•ORGANOZATION MASKED ASSASSIN•

“Hey Vian cepatlah makannya. Kita harus ke tempat Eddy nih.”

“Sabar keles, gue belom sarapan pagi nih. Lagian lo kenapa gak janjian dulu kalo mau ke tempat Eddy sih Mel?? Udah tau jauh jarak dari rumah gue kesono Mel?!” Ucap Vian kesal.

“Cih. Udah jangan banyak ngomong! Abisin makanannya, kita langsung jalan” Ucap Melody tak kalah kesal.

Pagi hari pukul 08:00 Melody sedang menunggu cowok didepannya menghabiskan makanannya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Vian. Melody mengajak Vian menjemput Eddy. Alasan mereka mampir ketempat makan ini karena Vian belum sempat sarapan Melody sudah menjemputnya.

“Kalo bangun, pagi makanya.. Biar bisa sarapan! Gimana mau jadi imam yang baik buat istrinya nanti??” Keluh Melody.

“Gak ada hubungannya sarapan sama istri ya ratu dingin. Pertama lo gak janjian dulu, kedua lo dateng kepagian, ketiga seenaknya nyeret orang dalam kondisi pakaian kaya gini” Ucap Vian sewot menunjuk baju kaos dan celana pendeknya.

Drrrttt Drrrttt Drrrttt

Handphone disaku Melody bergetar. Melody melihat dan terlihat panggilan telepon dari Eddy.

“Woy, Mel. Lo udah sampe mana??”

“Iya sebentar lagi kok.”

“Ck. Yaudah buruan, Perasaan gue gak enak nih.”

Melody tidak menjawabnya melainkan malahan menutup teleponnya. Dia berdiri lalu berjalan kearah kasir. Membayar makanan yang Vian pesan, Kemudian kembali ke meja tempat Vian makan. Melody langsung menarik Vian dengan paksa.

“Mel apaan sih! Makanan gue belom abis itu” Ucap Vian.

“Udahlah tinggal dikit juga. Kita harus kesana sekarang, Gue males lama-lama disini” Ucap Melody.

“Ahh tidak makananku yang kusayang” Ucap Vian yang pasrah melihat ke makanan itu.

Tanpa sadar Melody tersenyum kecil melihat tingkah Vian barusan.

Melody dan Vian sudah masuk mobil. Vian menjalankan mobil bergegas pergi dari tempat makan itu.

Tidak lama setelah mereka berdua pergi seseorang keluar dari tempat makan itu juga. Menggunakan sweater dan celana jeans pendek, melihat kearah mobil Melody dan Vian. Mengambil handphone di kantung sweaternya.

“Hallo... Ini Queen.”

“.........”

“Ya, mereka sudah pergi.”

“.........”

“Baik. Aku akan mengikuti mereka, dari yang kulihat sepertinya mereka tidak tau kalo Eddy akan dibunuh sekarang oleh dua orang dari anggota Mystery.”

“.........”

“Mereka akan terbunuh kalo misalkan aku tidak mengikuti mereka.”

“.........”

“Hahahah. Iya aku sudah bawa alatnya, aku juga gak mau buat rusuh.”

“.........”

“Yaudah ya. Aku harus jalan juga sekarang.”

Orang itu mematikan teleponnya, berjalan ke motornya. Menyalakan motor lalu meng'gasnya mengejar mobil Melody dan Vian.

~~~~~*~~~~~*~~~~~

“Yon. Ayo buruan kita hotel lama gue.”

“Sabar Ki. Lagian barang make ketinggalan segala?? Gak cocok banget reputasi untuk anggota pasukan khusus negara” Sindir Yona.

“Yaelah... Jangan bawa-bawa soal reputasi kek, lo kan tau gue emang lupaan orangnya” Ucap Kiki membela diri.

“Ck. Menyusahkan.”

Mereka berdua pun menaiki mobil milik Kiki.

“Emang barang apaan yang ketinggalan??” Tanya Yona.

“Barang penting deh” Jawab Kiki sambil menjalankan mobilnya.

“Iya tau gue kalo itu penting buat lo, kalo gak penting ngapain lo rela balik lagi ke hotel lama itu” Ucap Yona.

“Dokumen penting milik Ende” Sahut Kiki.

“Lah. Dokumen punya Ende?? Kok lo punya dokumennya?? ” Tanya Yona lagi.

“Gue ambil itu waktu kita menangkapnya 7 tahun lalu.”

“Jadi lo mau bawa itu buat apa??”

“Buat pendataan informan kita aja. Siapa tau berguna buat mereka.”

“Hah. Gue merasa kasus 7 tahun yang dibuka lagi ini adalah awal yang besar buat kita. Gue harap anggota kita tidak kehilangan nyawa lagi” Ucap Yona memandang lurus kedepan.

“Hmm.. Ya seperti yang terjadi pada Dimas” Ucap Kiki.

“Hahaha. Yaudahlah yang penting kita harus profesional dan lebih serius” Ucap Kiki tersenyum.

BERSAMBUNG....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience