Organization Masked Assassin 9 (Go Away)

Crime Series 1039

Bagi yang belum cukup umur dilarang keras membacanya. Karna cerita ini mengandung kekarasan, pembunuhan, kata-kata kasar, dan perbuatan-perbuatan dewasa.
Cerita ini hanya cerita karangan dan bukan berdasarkan cerita asli. Buat para pembaca tidak diperbolehkan meniru semua perilaku dalam cerita ini.

HAPPY READING...

~~~~*~~~~*~~~~

(Sebelum Vian selesai makan ditemani Melody)

Tepat didepan gerbang masuk bertuliskan 'Danger' tiga orang berseragam rapih berdiri memandang kedalam. Hutan yang terlihat sangat mengerikan dari luar, ditambah lagi langit sedang keadaan mendung.

“Hey!! Lo apa-apaan sih ngajak kita kesini...” Ucap Sinka.

“Dasar cowo cabul sialan” Rona juga marah.

“Hahaha sorry-sorry. Kalo gue ngomong mau kesini mana mungkin kalian berdua mau diajak kesini. Heheh” Orang yang Rona dan Sinka marahi hanya cengengesan.

Sinka menarik nafas.

Rona menepuk dahinya.

Lalu mereka memukul wajah Aji hingga terjatuh.

Bugh!

“Cowok sialan, enak aja cuma minta maaf!! Udah bohongin kita dengan iming-iming traktiran, Sekarang bukannya nganterin kita pulang malah diem didepan gerbang hutan iblis. Lo pikir kita lagi mau uji nyali ya! Hah?” Ucap Rona sambil memasang wajah sengaknya.

“K-k-kalian... J-jangan.. salah paham dulu” Ucap Aji masih tersungkur.

“A-aku ngajak kalian kesini buat ketemu seseorang” Aji kini sudah bangun.

“Hah??” Ucap Rona dan Sinka bersamaan.

“Seriously” Sahut Aji.

Tidak beberapa lama suara langkah kaki terdengar dari dalam hutan.

Aji, Sinka, dan Rona langsung memperhatikan kedalam hutan iblis tersebut.

“Akhirnya dateng juga” Ucap Aji.

“Yoo. Sorry udah bikin kalian nunggu” Ucap orang yang datang dari dalam hutan iblis itu.

Sinka dan Rona memperhatikan orang tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sinka menatap Rona, sedangkan Rona mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.

“Sin, Ron. Kenalin dia... ”

“Kenalkan nama gue Febri. Tapi kalian bisa panggil gue koben, Kalo mau panggil Febri juga gakpapa sih. Ya pokoknya bebaslah diantara kedua itu” Potong Febri.

“Koben?? 'Koreng Bencong'??” Pikir Sinka.

“Koben?? Itu nama panggilan apaan?? Kolam bensin gitu kali maksudnya?? ” Pikir Rona.

“Hah. Udahlah kalian gak usah mikirin nama panggilannya, emang sih nama dia emang jelek masih bagusan gue tapi kita kesini bukan buat mikirin nama dia” Ucap Aji menunjuk Febri.

“Feb gimana perkembangannya?” Tanya Aji.

“Sesuai perkiraan kita. Setelah insiden bom belum lama ini, ketiga kelompok sasaran kita udah bergerak” Ucap Febri.

“Dan diantara ketiga kelompok ini dua diantara mereka berkerja sama, satunya lagi masih belum jelas tujuannya” Ucap Febri lagi.

Febri dan Aji sibuk membicarakan topik mereka sampai lupa bahwa ada Sinka dan Rona juga.

“Uhuk!!”

“Ahh iya sampai lupa sama yayang Sinka” Ucap Aji melihat Sinka.

“Yaudah daripada disini berdiri capek mending kedalem yok” Ajak Aji.

“Emang itu dari tadi yang kami ingin pertanyakan dasar cowok cabul” Rona kembali memasang muka sengaknya.

“Hahaha sorry-sorry” Aji berjalan duluan masuk kedalam.

Sinka dan Rona mengikuti Aji dari belakang. Sebenarnya Sinka dan Rona memutuskan untuk pulang namun karna mendengar Aji membicarakan suatu topik yang menyangkut pemboman tempo hari membuat keduanya terpaksa mengikutinya karena penasaran.

Febri diam tidak berjalan sambil melihat Aji berjalan dengan beraninya masuk kedalam.

“Emang kita mau kemana??” Tanya Sinka.

“Ehh!!” Aji berhenti.

“Kenapa kaget gitu muka lo?” Tanya Rona.

Aji melihat kebelakang lalu terlihat Febri diam masih di depan gerbang masuk hutan iblis.

“Sebenarnya gue gaktau jalannya, yang tau si febri hahaha” Ucap Aji cengengesan.

Mata Sinka dan Rona membulat besar.

“Feb. Ayo tunjukin jalannya, gue hampir lupa soalnya” Ucap Aji dan barulah Febri berjalan mendekati mereka bersamaan dengan...

Bugh!

“Makanya jangan sok tau!! Cabul 69” Ucap Sinka.

“Maniak Film biru sialan!!” Ucap Rona.

“M-m-maaf” Sahut Aji.

Sedangkan Febri menarik nafas panjang cuek berjalan melewati ketiga orang itu.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

-Dimarkas O. M. A

Beberapa orang sudah datang untuk rapat. Disana sudah ada Shani, Kevin, Brian, Yuna, Grace, dan Dyo. Mereka masih sedang bersantai-santai sambil menunggu semua anggota berkumpul. Karena memang rapat tidak akan dimulai sampai semua sudah hadir disini.

“Shan?” Panggil Dyo.

“Ya kenapa?” Sahut Shani.

“Emang Or. Rellik itu kayak gimana sih sampai kita bikin tim khusus buat ngejar mereka?” Tanya Dyo.

“Or. Rellik itu sama kayak kita. Pembunuh bayaran namun kalau dipandang dari usia dan pengalaman mereka lebih dulu ada juga berpengalaman dan sangat amat bersih dalam dunia pasar gelap dan dunia kriminal. Mereka juga tidak sembarangan membunuh orang, ya semisalnya ada juga tujuan dari organisasi itu. Anehnya dari informasi yang aku dapat bahwasannya tidak ada ketua disana. Itulah mengapa kelompok-kelompok lain seperti kita sulit menjabarkan siapa yang menggerakkan organisasi tersebut. Dan kenapa kita membentuk tim khusus karena berkat dari usaha Eddy, Egi, Lucky, dan Shelia kita 'Organization Masked Assassin' Bisa mengetahui tangan kanan Or. Rellik dan memburunya sampai sekarang” Ucap Shani menjelaskan.

“Dan sampai sekarangpun belum bisa kita mebawanya” Ucap Dyo.

“Yaps tepat sekali. Untuk seorang yang menjadi tangan kanan suatu organisasi pasti akan sedikit sulit bagi tim kita ini mendapatkannya” Ucap Kevin tiba-tiba.

“Behh. Jadi lo juga udah tau Vin?” Tanya Dyo.

“Hahahaha. Ya taulah, emang elo yang kebayakan hura-hura doang” Ledek Kevin.

Dyo hanya memasang muka masam.

Dari arah lift datang seorang wanita dengan wajah bingung. Ia berjalan tertunduk kearah Kevin, Dyo, dan Shani. mereka bertiga heran terhadap wanita itu.

“Kenapa lo nunduk-nunduk gitu, aneh banget?? Tumben??” Tanya Dyo.

Wanita itu menghiraukan Dyo.

“Hoy... Han, lo kenapa dah?? bengong” Tanya Dyo lagi.

“E-ehh!! Kenapa??” Hanna kaget.
“Lo bengong aja dari keluar lift tadi. Ada masalah??” Sekarang Kevin bertanya.

“Ya kayaknya beberapa hari ini ada orang yang ngikutin aku deh” Jawab Hanna.

“Ngikutin lo?? Siapa??” Tanya Dyo.

“Gaktau siapa... Yang jelas setelah sehari kejadian ledakan bom itu aku ngerasa ada yang ngikutin aku”.

Tak jauh dari mereka anggota O.M.A bernama Derry mendengar ucapan Hanna. Dia langsung menghampiri Hanna.

“Lo di ikutin orang juga Han??” Tanya Derry.

“Juga??” Ucap Kevin, Shani, Dyo, Dan Hanna.

“Iya gue juga belakangan ini merasa lagi di stalker'in”.

“Idih... Kok ngeri ya” Sahut Kevin.

“Iye ngeri banget” Ucap Derry.

“Itu stalker gak ngeri apa stalker'in orang kayak lo... Ck, ck, ck kasihan sama dia gue” Ucap Kevin sambil melihat Derry.

“Bangsat”

Dyo, Shani, dan Hanna tertawa melihat mereka berdua.

“Gue punya firasat buruk tentang ini” Ucap Shani.

Mereka yang ada disitu kaget mendengar ucapan Shani.

“Buruk soal??” Tanya Dyo.

“Tentang Kak Melody” Ucap Shani berdiri lalu berjalan ke jendela ruang rapat.

“Udah santai aja Shan, kan dia sama Vian” Ucap Derry.

Shani menanggapi dengan diam memandang keluar jendela.

BERSAMBUNG. . .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience