Organization Masked Assassin 7 (Pertolongan)

Crime Series 1039

Bagi yang belum cukup umur dilarang keras membacanya. Karna cerita ini mengandung kekarasan, pembunuhan, kata-kata kasar, dan perbuatan-perbuatan dewasa.
Cerita ini hanya cerita karangan dan bukan berdasarkan cerita asli. Buat para pembaca tidak diperbolehkan meniru semua perilaku dalam cerita ini.

HAPPY READING...

~~~~*~~~~*~~~~

Duar!! Duar!! Duar!! Duar!! Duar!!

-Dikamar apartemen-

"Hey sudah cukup. Mau sampai kapan kau menembaknya" Ucap seseorang sedang duduk dibelakangnya.

"Bodo amat!!"

"Hah. Susah bilangin cewe psikopat kaya anda ya Shania Junianatha" Seseorang yang duduk dibangku kini berdiri.

"Berisik. Berhenti manggil nama lengkap gue. Mau gue tembak juga lo" Shania melihat kearah orang dibelakangnya sambil menodong pistolnya.

"Shania. Jangan bercanda make barang yang bahaya kaya gitu"

"Makanya jangan bacot"

"Ck. Ck. Iya-iya"

"Ambilin sapu tangan gue dong lex" Pinta Shania.

"Punya kaki dua gak ada yang patah. Ambil sendiri sana" Alex menaikan sebelah alisnya.

"Lo kan bawahan gue. Gue bebas dong" Shania memasang wajah sengak.

"Eleh.. Curang bawa bawa pangkat, nih tangkep" Alex melempar sapu tangan kepada Shania.

"Yuk cabut. Udah kelarkan".

"Tunggu.." Ucap Shania sambil melirik kearah jendela. Lebih tepatnya melirik ke gedung sebelah.

"Kenapa??"

"Ada yang lagi ngintai kita"

"Ahh. Perasaan lo doang kali Shan" Ucap Alex.

"Hmm"

Ceklek

"Yaudah yuk Shan, gue cape banget nih" Ajak Alex sudah membuka pintu.

Shania diam saja menuruti Alex mengikutinya keluar kamar apartemen tersebut.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

"Yakin gak mau dianterin sampai rumah aja, inikan udah masuk komplek rumah kamu" Ucap Anto.

"G-gak usah" Ucap Vinny gugup.

"M-makasih ya" Vinny masih gugup.Tepat

"Udah santai aja.. Lagian kamu kan cewe, pantes buat dilindungi. Hehehe" Ucap Anto.

Dari belakang Anto, Vinny melihat kehadiran seseorang yang dia kenal sedang membawa motor mengarah kearah mereka berdua. Anto juga melihat kearah motor tersebut, sempat heran melihat sang pengendara motor itu turun dan berlari kearahnya.

Bugh!!

Belum sempat Anto dan Vinny ingin menyapa pengendara motor tersebut sudah memukul wajah Anto sampai terjatuh dari motornya.

"Sialan! Apa yang udah lo lakuin sama Vinny"

"Arrgh"

"Kak Vian, sabar" Ucap Shani memegangi Vian yang siap akan memukul kembali.

"Cuih. Lo kenapa?? Dateng-dateng mukul gue Yan??" Ucap Anto.

"Lepas! Biar gue bunuh dia" Vian semakin bringas ingin melepaskan Shani darinya.

"Yan! Lo kenapa??" Anto sudah kembali berdiri.

Vian siap menyerangnya lagi. Namun Anto sudah siap bertahan dari serangan Vian. Vian mengangkat kakinya mencoba menendang bagian perut Anto, Anto menahan dengan kedua tangannya. Tapi itu bukan serangan utama Vian. Vian melompat dengan satu kakinya menggunakan kaki sebelah kirinya. Tepat mengenai wajah Anto, Anto kembali tersungkur kesakitan. Vian buru-buru menindih tubuh Anto yang sedang tersungkur itu. Bersiap memukul lagi. Tapi Vinny dengan sekuat tenaganya membangunkan Vian lalu...

Plak!!

Vian terdiam ketika tamparan mendarat di pipinya.

"Vinny??" Ucap Vian.

"Kamu itu apa-apaan sih!! Kamu kenapa pukul dia?? Dia itu udah nyelamatin aku tau... Dan kendalikan emosimu. Kamu tau ini semua gara-gara kamu tau" Ucap Vinny dengan mata berkaca-kaca.

"Gara-gara gue??" Vian binggung.

"Kalo aja setiap aku telepon kamu angkat. Gak akan terjadi hal yang aku takutnya sekarang! Kamu tau. Kamu terlalu cuek, dari semua yang aku lakuin ke kamu itu. Itu karena aku suka sama kamu!! Hiks, hiks. Dasar bodoh" Ucap Vinny.

"Gu-Gue... Gak bermaksud kaya gitu Vinny" Ucap Vian.

"Gak itu bohong!! Kamu sama sekali gak peduli sama aku. Kalo kamu peduli harusnya kamu itu cari aku!! Tapi ini apa?! Kamu malah pergi entah kemana, hiks?! Dan dateng kesini, hiks, hiks, sama perempuan lain" Ucap Vinny sebentar melihat kearah Shani kemudian berlari.

"Vi-Vinny" Ucap Vian mengejar Vinny.

Vinny terus berlari sampai Vian berhasil menangkap tangannya.

"Vin... Dengerin gue dulu" Ucap Vian.

"Lepas, hiks, hiks!! Gak ada yang musti dijelasin lagi!!" Vinny mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Vian.

Vinny berhasil melepaskan genggaman Vian dan kembali berlari. Vian ingin mengejar Vinny lagi tiba-tiba ditarik tangannya oleh Shani yang menyusulnya.

"Kak. Udah jangan dikejar, dia butuh waktu untuk nenangin diri" Ucap Shani.

"Dan sepertinya kakak harus minta maaf sama Anto deh. Apa yang dibilang cewe barusan tentang Anto yang menyelamatkannya itu benar" Ucap Shani lagi.

"Tau darimana Anto gak bohong soal Vinny??"

"Pas kakak sibuk ngejar cewe bernama Vinny. Aku minta penjelasan soal kejadian ini" Ucap Shani.

Vian cuma menarik nafas lalu berjalan kembali ketempat dia memukul Anto. Vian tahu bila Shani sudah mengintrogasi seseorang Shani tahu apa dia bohong atau tidak.

Sesampainya disana dia menatap tajam Anto. Anto yang dilihat seperti itu oleh Vian memalingkan wajahnya kearah lain. Tidak berani menatap balik tatapan Vian, bukan tanpa alasan karena Vian adalah seniornya di Organisasinya dan memang kekuatan fisik Vian bukan seperti manusia normal biasanya.

"Haaaah. Hey gue minta maaf, seharusnya kita bicarakan baik-baik. Urusan gue sama Vinny biar nanti gue selesaikan" Ucap Vian.

Anto mendengarkan perkataan Vian barusan langsung melihat kearahnya.

"Eeuumm.. Iya gue juga maaf Yan, gue gak tau kalo cewe yang lo cari belakangan ini ternyata Vinny" Ucap Anto.

"Kalo lo masih gak terima soal yang tadi gue mukul lo, lo boleh mukul gue sekarang" Ucap Vian sambil memberikan pipinya.

"Udah. Udah. Lo apaan sih?? Gue gak mau mukul senior gue" Anto menolak.

"Ayo. Pukul, ini perintah" Ucap Vian lagi.

"Gak, gak, gak!!" Anto menolak lagi.

Adegan pemaksaan atas Anto terjadi selama 10 menit.

"Hey kalian berdua. Bukannya kita harus kerumah sakit ya sekarang" Ucap Shani.

"Ehh? Iya. Rumah sakit" Ucap Anto.

"Roy" Ucap Vian.

Vian menarik tangan Shani kearah motor, menyalakan mesin lalu pergi kerumah sakit. Begitu juga dengan Anto juga ikut mengikuti motor Vian dari belakang.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

Didalam mobil yang terparkir dibesment sebuah mall, terdapat tiga orang berpakain cukup rapi. Dua orang sedang sibuk merakit sesuatu. Salah satu dari mereka mengawasi keadaan sekitar.

"Bentar lagi nih" Ucap seorang wanita yang menggunakan masker.

"Hmm. Kita bakal membuat kejutan dengan ini" Ucap teman sebelahnya yang membantu merakit sesuatu tersebut.

"Para tikus-tikus yang ada disini bakal kaget gak ya??" Ucap wanita bermasker.

"Udah pastilah. Daya ledak bom ini besar, hahaha"

Ketika dua orang yang merakit bom sibuk mengobrol. Satu orang yang mengawasi keluar mobil untuk membakar rokok.

"Za. Lo kalo mau ngerokok kan bisa didalam mobil, kenapa harus diluar?".

"Suka-suka gue lah, kenapa situ yang ngatur?? Temen bukan, sodara juga bukan" Pria yang dipanggil Za sewot.

"Rama, Reza. Udah. Udah? Ngapain masalah sepele diributin sih" Wanita bermasker kini sudah melepaskan maskernya.

"Veranda sayang. Bukan gue yang mulai duluan" Ucap Reza pria yang merokok diluar mobil.

"Dih. Geli gue denger orang kaya lo ngomong sayang" Rama ikut keluar mobil.

"Hey kalian, ketua sebelum berangkat tadi menelponku. Ketua menyuruhku melaporkan kalian jika kalian bertengkar?" Veranda mencoba menyampaikan amanat pemimpin mereka.

Reza dan Rama lalu mengingat-ingat pesan dari pemimpinnya.

*Flasback On*

"Dengar ya untuk kalian berdua Rama, Reza. Jangan berbuat hal yang tidak perlu. Kalo kalian sampai melanggar...".

Kini sang pemimpin berdiri dan menunjuk sebuah pintu.

"Ruangan penyiksaan kosong tuh" Ucapnya sambil tersenyum.

"Ya tergantung. Kalo si brengsek disamping saya gak mulai sih, saya bakal kalem" Ucap Reza melirik Rama.

"Waduh.. Sok banget lu?? Yang ada elu yang bakal bikin berantakan suasana nanti" Rama berdiri menghadap Reza.

Reza berdiri dan menghadap ke Rama. Tapi diam tidak berkata apapun. Kecuali menatap tajam Rama.

"Hey!" Ucap pemimpin mereka sambil menggebrak meja.

Reza dan Rama pun kaget lalu duduk kembali kursi mereka.

"Kalian ini mau aku bunuh serkarang!?" Ucap pemimpin itu dengan marahnya melihat kedua bawahannya.

"A-ahh... Ti-tidak. Ke-ketua" Ucap Rama ketakutan.

Sedangkan Reza menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan pemimpinnya.

"Oke. Kembali ke topik utama, nanti malam jam tujuh kalian akan ke mall. Memasang sepuluh bom di setiap sisi mall, aku sudah menyuruh Zian menaruh bahan-bahan bom dimobil jeep milik Ve. Tentu saja kita tidak hanya membom mall, tapi kita juga akan membom rumah sakit yang tidak jauh dari mall itu. Supaya para korban nanti akan jauh saat di evakuasi, heheh. Jadi nanti kau Rama akan merakit bom bersama Ve dan Reza mengawasi area sekitarnya. Kalian akan berangkat jam enam. Jika kalian sudah selesai memasang dari setiap sisi mall. Aku akan ledakan bom itu dari tombol ini. Aku akan menekan tombol ini saat rumah sakit berhasil dibom. Oleh empat orang yang kita culik dan kita cuci otaknya" Ucap pemimpin mereka sambil menunjukan alat untuk meledakkan bom tersebut.

"Tunggu... Memangnya bom itu terhubung dengan benda ditangan anda ketua??" Tanya Rama.

"Tentu saja terhubung. Karena di salah satu bahan akan ada chip yang terhubung dengan kabel bom. Dengan kata lain, nanti kau Rama dan Ve jangan sampai lupa menghubungkan chip tersebut ke kabel bom" Jawab sang pemimpin.

"Jadi salah satu dari kalian akan membawa masing-masing tiga bom" Ucap pemimpin mereka lagi.

"Lalu satu bom nya?" Tanya Reza.

"Kalian bertiga harus berkerja sama. Karena bom terakhir akan dipasang di pintu masuk mall" Jawab pemimpin mereka.

"Dengan kata lain berarti ketua ingin bagian fondasi mall hancur ya?? Karena kalo fondasi nya hancur otomatis bagian atas akan jatuh. Seperti peristiwa 11 september di Amerika, meskipun itu bukan fondasinya tapi dengan kata lain... Ketua ingin merobohkan mall tetsebut" Ucap Rama memastikan tujuan pemboman tersebut.

"Yaps. Tepat sekali"

"Sekarang sudah jam enam, jadi bersiap-siaplah. Dan ohh ya, jangan melanggar amanatku tadi, soal pemboman ini aku sudah beritahu Ve. Jadi kalian berdua tidak perlu menjelaskannya lagi pada Ve" Ucap pemimpin itu sambil tersenyum.

"Baik ketua" Ucap Reza dan Rama bersamaan.

"Kalo begitu kalian boleh keluar. Ve sudah menunggu kalian dimobilnya"

*Flasback Off*

"Ck. Menyusahkan saja berada disini bersama cecunguk diluar itu" Ucap Rama pelan.

"Menyebalkan berurusan dengan orang yang ribet kaya gitu" Ucap Reza pelan.

Setelah selesai merakit bom. Veranda dan Rama kembali mengecheck bom itu sekali lagi. Mereka takut bila ada yang tertinggal bahan-bahan bom tersebut.

"Huh.. Udah nih tinggal kita pasang dan 'BOOM!' mall ini akan hancur" Ucap Rama.

"Hmm. Ya semoga sukses" Ucap Veranda.

"Kalo udah. yaudah masukin bom itu ke tas besar yang lo bawa Ve" Suruh Reza.

"Macam bos aja. Bantuin sini setan" Celetuk Rama.

"Err... Iye-iye" Reza memilih mengalah dan membantu Ve dan Rama memasukan bom tersebut ke tas besar yang Ve bawakan.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

Didepan ruang unit gawat darurat rumah sakit Yadika 5 ada sepuluh orang yang sedang menunggu pasien yang baru saja masuk kedalam ruang UGD itu.

"Kevin"

"Ya. Grace??" Sahut Kevin.

"Udah hubungin Vian, Shani, Melody??" Tanya Grace.

"Udah. Vian, dia udah on the way sama Shani. Sedangkan Melody sedang ada diluar kota, dan yang lainnya sedang menjalankan misi lama kita pemburuan tentang Or. Rellik" Jawab Kevin.

Dari jauh terlihat pria dengan penampilan serba hitam terlihat berjalan kearah mereka. Pria ini cukup mencurigakan karena membawa koper dan mengenakan tas. Para anggota O.M.A menyadari ada yang tidak beres dengan pria yang akan melewati mereka. Kevin memberi kode tangan ke dua orang yang duduk didepannya yaitu Rio dan Derry. Mereka berdua mengambil pistol listrik yang diberikan Yuna. Kebetulan Yuna membawa tiga pistol listrik.

Rio dan Derry pun berjalan berlawanan kearah pria mencurigakan tersebut. Mereka mencoba menguji pria tersebut dengan melewatinya. Jika dia membawa bom atau semacam benda yang berbahaya mungkin dia akan meledakan atau menyerang Rio dan Derry terlebih dahulu. Itulah rencananya. Kevin lalu bersiul kearah Yuna. Yuna yang paham dengan siulan Kevin. Mengeluarkan pistol listrik yang tersisa satu dari tasnya dan menyembunyikannya dibalik badannya. Jadi ketika pria itu tidak meledakkan sesuatu atau melakukan sesuatu yang berbahaya pada Rio dan Derry. Yuna, Rio, dan Derry yang akan menembak pistol listrik yang mereka pegang. Beruntung posisi lorong sepi jadi mereka bisa melakukan rencana ini. Jikalau posisi lorong ramai mungkin mereka semua tidak tahu akan berbuat apa.

“Yang lain siap. Ada kemungkinan pria itu mengincar keuntungan paling besar” Ucap Brian. Yang sedang bersandar didinding.

“Maksudnya??” Tanya wanita bernama Felly.

“Ya. Kemungkinan jika dia tidak memikirkan Rio dan Brian, pria itu mengincar kita” Ucap Brian lagi.

Semua yang berada didepan UGD bersiap untuk kemungkinan terburuknya. Pria berpakaian serba hitam itu sudah berpapasan dengan Rio dan Derry. Mereka berdua melewati pria itu. Pria itu berhenti dan mengecheck hpnya, lalu melihat kedepan dan lanjut berjalan. Rio dan Derry menunggu Kevin bersiul. Siulan Kevin berarti kode menembak. Tepat 4m didekat Kevin dan anggota lainnya, Kevin bersiul. Tapi tiba-tiba pria yang mencurigakan itu kembali berhenti. Belum sempat Yuna, Rio, dan Derry menembak.

DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!!

Ledakan yang sangat besar mengagetkan mereka semua. Semua orang yang berada dirumah sakit tergoncang hebat. Kaca-kaca pecah. Lampu-lampu sebagian dari rumah sakit mati.

“A-apa yang terjadi??” Ucap Yuna.

“Sialan, siapa yang melalukan ini” Ucap Kevin.

Saat semua terjatuh akibat guncangan bom tersebut Grace melihat pria yang  mencurigakan tadi pingsan.

“Hey kalian semua gakpapa??” Tanya Grace memastikan teman-temannya tidak apa-apa.

“Ya. Gue gakpapa” Jawab Yuna.

“Gue juga” Jawab Felly.

“I'm okey” Jawab Tio.

“Aman” Jawab Brian.

“Gue kesakitan tapi gak berdarah tenang aja” Jawab Dyo.

“Rio?! Derry?! Kalian gakpapa??” Tanya Grace sedikit berteriak.

“Gakpapa gue Gre” Jawab Rio.

“Gue sama kaya Rio” Jawab Derry.

Semua masih fokus terhadap bom yang telah terjadi sampai lupa dengan seseorang yang berada didalam ruang UGD.

“Kak Roy!!” Grace pun langsung menggunakan center yang ada di hpnya untuk masuk keruang UGD.

Yang mendengar Gre mengucapkan kata 'Roy' ikut masuk keruang UGD.

“Rio, Derry kalian jaga diluar kami mau melihat keadaan Roy” Teriak Tio sebelum masuk keruang UGD.

“Oke” Sahut Derry.

Para anggota yang masuk ke ruang UGD mencari tempat tidur Roy. suasana ruangan tampak berantakan akibat guncangan bom tadi, Dokter-dokter yang ada didalam ruangan itu panik langsung berlari keluar. Semua sibuk mencari keberadaan Roy, sampai akhirnya Felly menemukan Roy di pojok ruangan. Felly memanggil semua anggota yang ada ruang tersebut untuk ke tempatnya. Kondisi Roy yang terlihat sangat lemah dengan alat pernafasan membuat Brian berinisiatif membawa Roy keluar juga.

“Ck. Ayo bawa Roy keluar dulu” Ucap Brian mendorong tempat tidur Roy.

Para anggota yang berada disitupun mengangguk setuju. Grace menyarankan para eksekutor didepan untuk melindungi mereka jika ada sesuatu yang mengancam mereka, Brian bertukar posisi dengan Grace. Yuna, Brian, Kevin berada didepan. Tio berada dikanan. Dyo berada dikiri dan Felly dengan Grace berada ditengah membawa Roy.

Diperjalanan menuju Yadika 5 Vian mendengar suara ledakan cukup besar sebanyak tiga kali. Membuat Vian menepikan motornya lalu berhenti, begitu juga Anto memberhentikan motornya disamping Vian.

“Lo dengar suara barusan??” Tanya Vian ke Shani.

“I-iya kak. Itu bunyi ledakan” Jawab Shani.

“Ya ledakan bom, Shan” Ucap Anto setuju dengan ucapan Shani.

“Apa yang sedang terjadi??” Ucap Vian bertanya pada dirinya sendiri.

“Kak. Kita harus kerumah sakit sekarang!” Ucap Shani panik.

“Ledakan itu berasal dari rumah sakit kak!”

“Apa!” Kaget Vian.

“What?? Dari rimah sakit” Anto juga ikut kaget dengan ucapan Shani.

“Gre chat aku kalo rumah sakit di bom” Ucap Shani memberitahu Vian.

“Kalo gitu ayo cepat kita harus kesana” Vian kembali menyalakan motornya.

“Oke” Ucap Anto.

Sesampainya disana terlihat sudah banyak orang yang sibuk mengamankan pasien dan mengevakuasi korban-korban yang terkena ledakan bom. Selesai memarkirkannya motornya Vian, Shani, dan Anto langsung pergi mencari teman-teman organisasinya. Tidak berselang lama mereka menemukan teman-teman organisasinya sedang duduk. Tapi ada yang membuat Vian binggung, ditengah-tengah temannya ada seseorang berpakaian serba hitam pingsan.

“Apa yang udah terjadi disini??” Tanya Vian saat sudah sampai ditempat teman-temannya.

“Gue juga gak tau Yan. Tiba-tiba meledak aja itu bom” Jawab Derry mewakili teman-temannya.

“Lalu Roy?” Sekarang Shani yang bertanya.

“Ya.. Roy gimana??” Anto ikut bertanya.

“Tenang. Roy udah kami amankan tadi, dan sekarang sudah ditangani tim medis” Jawab Kevin.

“Ohh iya Yan. Sepertinya kita punya sesuatu yang menarik disini” Ucap Brian.

“Menarik??” Vian menaikan sebelah alisnya.

“Ya. Orang ini, dari The Sky” Ucap Brian.

“The Sky?? Maksud lo dia salah satu anggota mafia internasional itu” Ucap Vian.

Brian mengangguk.

“Lo yakin. Lo gak berpikir dia anggota The Sky cuma karena dia berpakaian kaya gini kan??” Tanya Anto memastikan.

“Ya. Enggalah, ada alasan juga dari kami. Pertama: dia berpakaian aneh, kedua: dia membawa barang yang tidak wajar. Kenapa membawa tas jika sudah membawa koper, ketiga: saat hampir mendekati kami dia berhenti?? Dan mungkin kita beruntung jika tadi saat sesudah ledakan terjadi. Orang ini tidak pingsan, mungkin Rio dan Derry tidak bisa mendekatinya lalu memeriksa isi koper dan tas yang dia bawa” Ucap Brian.

“Lalu.. Apa isi koper sama tasnya” Tanya Vian.

Brian menghembuskan nafas panjang. Lalu  memberi kode ke Rio. Rio pun datang menghampiri Vian sambil membawa koper dan tas milik orang yang pingsan ditengah mereka.

“Di koper berisi bom aktif. Tapi tenang bom itu sudah Yuna jinakkan dan di tasnya berisi dokumen. Berisi tentang sedikit database kepolisian, juga foto Roy dan Melody” Ucap Rio.

Vian terdiam.

“Dan juga ada kertas pesan yang berisi: Kita akan bertemu lagi dalam waktu dekat.” Ucap Rio membacakan isi pesannya.

Vian masih terdiam. Memikirkan apa yang terjadi sekarang ini.

“Aku sepertinya tahu siapa yang melakukan ini” Ucap Shani tiba-tiba.

Refleks semua melihat kearah Shani.

“Maksudnya??” Tanya Yuna.

“Iya Shan. Maksudnya tau apa ya??” Grace juga ikut menanyakan maksud Shani.

“Jadi maksudnya lo tau kalo ini bukan perbuatan The Sky” Ucap Kevin.

“Aku sih masih belum yakin tapi ada petunjuk tentang ini” Ucap Shani.

“Petunjuk??” Ucap Vian memandang Shani.

“Ya petunjuk tentang pesan itu” Shani berjalan kearah Rio lalu mengambil kertas pesan ditas itu.

“Tentang pesan ini” Ucap Shani lagi.

“Lalu petunjuk itu ada dimana??” Tanya Brian.

“Petunjuk itu ada di Kak Melody”.

“Hah!! Melody” Semua kaget. Tapi tidak dengan Brian.

DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!! DUUUAARRR!!

Saat belum lama membahas tentang orang yang dicurigai sebagai anggota The Sky terdengar suara ledakan sebanyak sepuluh kali. Dan mengakibatkan suasana kepanikan lagi. Para anggota-anggota O.M.A yang berada di area rumah sakit kembali terkejut dengan ledakan itu. Kecuali Brian.

“Gila... Kota ini lagi di terror bom kali ya??” Ucap Kevin.

“Wow.. Ledakan lagi, tapi kali ini banyak” Ucap Derry.

“Fantastis...” Ucap Rio kagum.

“Ini perbuatan yang lebih gila dari perbuatan kita” Ucap Yuna.

“Arahnya kayanya dari arah mall” Gumam Vian.

“tigabelas ledakan besar terjadi dalam kurun waktu singkat. Ini benar-benar gila dan gue harus memastikan tentang pemboman ini seperti bukan The Sky, ini lebih mirip Mystery Organization. The Sky tidak suka membuat onar seperti ini dan lagi orang ini mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan pemboman ini, orang ini sepertinya ingin membom rumah sakit juga namun berbeda tujuan, kalo memang orang ini berniat membom rumah sakit kenapa orang ini tidak membom tempat rumah sakit area tengah, kenapa dia memilih ke area samping. Ini seperti pengalihan antara satu kelompok ke kelompok lain. Kelompok itu ingin terlibat namun tidak secara langsung, mungkin belum sekarang tapi nanti kelompok itu akan menunjukan diri kepada tujuan mereka yaitu kami O.M.A. karena mungkin tujuan kelompok ini adalah Roy dan Melody, kita akan tau ketika dia bangun” Pikir Brian sambil melihat kearah orang aneh berpakaian serba hitam itu.

“Hey semua. Kita adakan rapat lusa nanti tentang masalah ini, ohh ya kita bawa dia ke markas untuk kita introgasi” Ucap Brian.

“Ya gue setuju”.

“Yaps gue juga”.

“Oke setuju”.

“Siap”.

“Setuju”.

“Gue juga siap”.

“Itu harus”.

“Setuju, setuju”.

“Gue oke”.

“Itu harus”.

“Oketuh”.

“Baiklah kalo begitu, Vin hubungi anggota yang lain juga termasuk anggota pemburu Or. Rellik... Gue pergi dulu” Ucap Brian pamit.

“Lah. Lo mau kemana??” Tanya Derry.

“Gue mau cari darimana ledakan besar barusan itu berasal, yang lain tetap disini. Yan bisa lo nemenin gue” Ucap Brian mengajak Vian.

“Hmm. Oke” Ucap Vian.

Brian dan Vian berjalan pergi rumah sakit.

“Kita naik motor gue aja” Ucap Vian.

“Udah naek mobil gue aja” Brian menolak.

“Hey. Jalanan pasti macet, bukannya ledakan tadi terdengar dekat dari sini ya.. Dengan motor kita bisa mengetahuinya lebih cepat” Vian berjalan kearah motornya.

“Oke lo benar” Brian ikut berjalan kearah motor Vian.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Hahahahahahah” Tawa seorang pria yang sedang duduk dikursi diruangan sepi sambil melihat ke jendela besar didepannya.

“Ini sangat menarik. Mendengar ledakan bom tadi. Apa orang yang kita kirim masih hidup ya hahahha, dan tidak kusangka Mystery mulai memperlihatkan dirinya lagi” Ucapnya.

“Hahahahahah tapi sayang sekali padahal aku ingin mendengar jeritan dan tangisan dari mereka. Hahahahah, sungguh sangat disanyangkan” Tambahnya lagi.

Tok Tok Tok

Terdengar suara pintu terketuk pertanda ada orang yang ingin masuk.

“Masuk”.

Orang yang berada didalam menyuruh si pengetuk pintu itu masuk, terlihat wanita cantik dengan pakaian seksi mendekat kearahnya dan memelukmya dengan mesra.

“Selamat ya. Kamu berhasil” Ucap wanita itu.

“Berhasil apa??” Bingung pria tersebut.

“Itu menghancurkan mall dan rumah sakit. Heheh”.

“Hahah. Itu bukan aku, melainkan pihak lain”.

“Lalu...” Wanita itu penasaran.

“Sebuah kelompok tua ingin unjuk gigi lagi sepertinya” Pria itu melepaskan pelukan sang wanita.

“Lalu sekarang kumu mau apa??” Tanya wanita itu lagi.

Bukannya menjawab pria itu malah mencium bibit wanita itu.

“Nakal deh bibirnya. Hihihi” Ucap wanita itu dengan manjanya.

“Ayo kita pindah kekamar. Buat aku puas lagi ya” Wanita itu menggandeng pria tersebut keluar ruangan.

Baru saja dua orang itu membuka pintu sang pria dipukul dibagian wajah oleh seorang yang mengunakan topeng naga.

“Wuah!!!” Teriak si wanita.

“Ahk!? Siapa kau!?” Tanya pria itu tersungkur.

“Siapa aku itu bukan urusanmu. Aku datang kesini untuk memberi peringatan padamu saja. Kalau kau berani menyakitinya. Aku akan meledakan kepalamu dengan bom buatanmu sendiri” Setelah berkata seperti itu orang bertopeng naga itu pergi begitu saja.

Pria yang dipukul itu berdiri dibantu wanita seksi disampingnya. Merogoh kantungnya mengambil handphone lalu menelpon seseorang dengan nama kontak 'K'.

“Hallo..”

“.........”

“Ya dia sudah keluar. Dia baru saja memukul wajahku nih, dia pikir aku yang berbuat ulah tentang bom ini. Hahah”.

“.........”

“Tak kusangka dia bisa masuk kesini dengan penjagaan yang ketat ini. Sungguh sebuah legenda yang banyak dikagumi banyak pembunuh”.

“.........”

“Sepertinya perang antara aliansi akan terjadi sebentar lagi. Ya dalam waktu dekat ini, dan pada saatnya tiba kita lihat siapa puncak rantai makanan. Hahahaha”.

Selesai berbicara seperti itu pria yang tadi dipukul menaruh handphone nya lagi. Merangkul wanita seksinya lagi.

“Tadi itu siapa??” Tanya sang wanita.

Pria ini diam melepaskan rangkulannya kemudian dia menampar pipi wanita seksinya.

“Kau itu banyak tanya!! Kau itu disini cuma pelacurku tau!! Kau disini cuma budak seks!! Jadi jangan berani-barani menanyakan urusan pribadiku!!” Marah pria tersebut.

Wanita yang ditampar cuma diam mematung karena memang benar perkataan pria itu. Wanita seksi ini hanya budak seksnya. Wanita yang dia beli di pasar gelap untuk pelampiasan nafsunya saja.

~~~~*~~~~*~~~~

Tidak jauh dari mall yang baru saja meledak Reza, Rama, dan Veranda duduk didalam mobil. Memperhatikan kondisi mall yang sudah sangat parah. Melihat polisi-polisi mengevakuasi mayat-mayat dan mengatur lalu lintas jalan yang macet karena masyarakat.

“Daya ledaknya besar. Tapi kenapa tidak runtuh??” Tanya Rama.

“Hmm. Aku tidak tau” Ucap Veranda.

Reza seperti biasa cuma diam menanggapi omongan kedua temannya.

Tidak lama berselang ada sebuah motor yang berhenti didekat mereka. Orang yang dibonceng turun memberikan helm itu, kemudian berbicara sebentar lalu pergi. Veranda memperhatikan pengendara itu, entah dia merasa mengenal postur badan sang pengemudi motor. Tidak lama pengemudi motor itu melepaskan helmnya, merapikan rambutnya lalu ikut pergi. Veranda merasa senang karena pengendara itu adalah Vian orang yang pernah menyelamatkannya. Tanpa basa-basi Veranda turun dari mobil berlari mengejar Vian.

“Ve! Lo mau kemana?” Tanya Rama sambil berteriak.

Ve menghiraukan Rama dan masih berlari mengejar Vian.

“Ve ngapa tuh tiba-tiba lari??” Ucap Rama.

“Gaktau tuh mungkin dia ngeliat temannya” Sahut Reza.

“Atau mungkin Ve ngikutin orang yang bawa itu” Ucap Rama menunjuk motor Vian.

“Gue gak tau dan gak mau tau. Berhentilah mencampuri kehidupan orang, semua orang punya privasi. Dan jangan sok akrab” Ucap Reza.

“Dih! Mulai dah sok-sok'an coolnya. Gak usah di cool-cool'in muka lo gak berubah masih nyeremin” Ejek Rama.

Reza diam tidak menanggapi.

Vian berjalan kearah pintu masuk mall yang hancur tapi tidak sampai mendekat karena kepolisian melarang siapapun mendekat. Vian sepakat mencari informasi dengan Brian, mengumpulkan info yang akan dibahas rapat lusa nanti. Tepat sebelum Vian ingin bertanya pada salah satu orang, punggungnya terasa di tepuk seseorang. Benar saja, Veranda lah yang menepuk pundak Vian.

“Hai” Sapa Veranda.

Vian mengeritkan dahinya melihat wanita didepannya.

“Masih inget aku??” Veranda tahu pasti Vian sedikit bingung dengannya karena tiba-tiba ada wanita datang menyapanya. Terlebih lagi mungkin Vian sedikit lupa, maka Veranda memberi pertanyaan itu.

“Emang kita pernah ketemu ya??” Sahut Vian.

“Pernah dong. Kalo gak pernah ngapain aku nyapa kamu. Heheh” Ucap Veranda sedikit tertawa.

Vian mencoba mengingat-ingatnya siapa wanita didepannya ini. Ve menunggu Vian berpikir sejenak, setelah sekitar tiga menit akhirnya Vian teringat akan wanita yang dia tolong ditaman kota sewaktu dia sedang berolahraga pagi.

“Ohh... Lo... Veranda kan...” Ucap Vian hati-hati takut salah nama.

“Heheh ternyata masih inget ya. Seneng deh” Senyum dan tawa renyah dari Veranda.

“Ngomong-ngomong kamu ngapain disini??” Tanya Veranda.

“Gue lagi nyari info aja tentang apa yang terjadi disini” Jawab Vian.

“Kalo lo. Ngapain disini??” Kini Vian balik bertanya.

“Kalo aku tadi gak sengaja lewat sini. Terus berhenti deh mau liat, biasalah sekalian foto buat update status ig. Hehehe” Jawab Veranda.

“Ohh gitu... Jadi apa lo tau sedikit tentang kejadian disini” Tanya Vian lagi.

“Soal kejadian ini sih aku gak tau soalnya aku dari tadi dimobil gak sempet nanya-nanya ke orang, tapi tadi kata temen aku sih yang nanya-nanya katanya terrorist gitu” Ucap Veranda.

“Terrorist ya.. Hmm, kalo dipikir-pikir ini seperti bukan terrorist, sebab terrorist sekarang itu identik bom bunuh dirikan. Tidak pemboman yang rapi seperti ini, ini dilakukan orang-orang profesional dan terlatih. Namun tidak menutup kemungkinan sih jika ada terrorist yang bisa serapi ini. Jikalau memang bukan terrorist pasti ada suatu kelompok, bila itu benar mungkin ini bisa jadi ulah Or. Rellik atau The Sky” Pikir Vian.

“Kok ngelamun” Veranda meyadarkan Vian dari lamunannya.

“Ohh gak ngelamun kok. Cuma lagi mikirin sesuatu aja” Ucap Vian.

“Mikirin apa tuh??” Veranda penasaran dan berharap Vian sedang memikirkannya.

“Mikirin siapa yang tega melalukan hal gila dan tidak manusiawi kaya gini” Ucap Vian

“Tega dan tidak manusiawi ya....” Gumam Veranda sambil menunduk

Vian melirik Veranda yang diam. Vian berpikir mungkin ada kata-kata dia yang menyinggung Veranda.

“Hey kenapa diam??” Tanya Vian.

“A-ahh tidak apa-apa kok. Heheh” Jawab Veranda.

“Kalo ada ucapan gue yang menyinggung lo maaf ya” Ucap Vian.

“Gak ada yang menyinggung kok” Sahut Veranda.

Merasa kantung celananya bergetar, Veranda mengambil handphone nya/smartphone nya. Melihat ada panggilan masuk dari Reza.

“Ve. Lo dimana?? Buruan balik, ketua menyuruh kita kembali” Ucap Reza.

“Ohh iya aku kesana sekarang” Ucap Veranda.

“Yaudah jangan lama... Buruan”

Panggilan dari Reza pun dimatikan Veranda dan mengharuskan nya berpisah dengan Vian.

“Hey boleh aku minta nomer handphone??” Tanya Veranda.

“Buat??”.

“Ya chattingan sama kamulah”.

“Yaudah sini mana handphone lo” Vian meminta handphone Beranda karena dia malas jika harus menyebutkan nomernya.

“Nih”.

Vian menerima handphone milik Veranda dan mulai mencatatkan nomernya. Setelah selesai Vian memberikannya kembali ke Veranda.

“Kalo gitu sampai jumpa lagi ya” Ucap Veranda pamit.

“Ohh ya jangan disebar. Kalo disebar gue gak bakal mau bales lagi” Ucap Vian.

Veranda mengangguk sambil tersenyum lalu berlari meninggalkan tempat Vian berada. Vian pun kembali ke tujuannya mengorek informasi tentang kejadian pemboman ini. Lain dengan Veranda, dia berlari sambil tersenyum bahagia.

“Terima kasih waktu itu sudah menolongku dan membuatku mengenal seorang sepertimu” Ucap Veranda dalam hati.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Kejadian hari ini benar-benar kejadian yang tidak bisa kita sangka. Para petinggi negara. Panglima TNI dan KRI memberi dorongan kepada kita untuk menuntaskan dan membasmi dalang atas peristiwa sekarang.. Setelah hampir 7 tahun kita tertidur, kita akan kembali terbangun. Kita akan menyelesaikan ini seperti peristiwa 7 tahun silam” Ucap seseorang dengan baret merah bertuliskan 'The Country's Elite Troops' dan terdapat bintang tiga.

“Menurut data yang ada sekarang ini merupakan ulah pemain lama” Ucap seorang wanita dengan baret biru berbintang satu.

“Ya benar. Menurut saya ini memang ulah pemain lama” seseorang dengan baret kuning tanpa bintang juga sependapat dengan wanita berbaret biru.

“Benar kapten... Kita sudah punya dua nama kelompok kan yang mungkin melakukan hal gila semacam ini” Seorang yang berbaret hitam berbintang dua yang juga wakil pasukan ini ikut menimpali.

“Kamu benar... Kemungkinan ini ulah kelompok psychopath itu atau ulah mafia-mafia bayaran itu” Ucap kapten mereka.

“Saran saya. Kita tetap tidak boleh membuat kesimpulan bahwa dua kelompok itu yang melakukan ini, pendapat saya peristiwa ini terjadi karena ada pihak yang berkerja sama” Ucap wanita baret biru itu.

“Saya setuju dengan pendapat kamu Yona” Ucap Kapten mereka.

“Oke semuanya. Dion, Yona, Tedi, dan... Dimana Kiki” Ucap kapten mereka.

“Kiki terlalu bersemangat menanggapi peristiwa hari ini. Jadi dia duluan menyelidikinya” Ucap Tedi.

“Dasar anak itu susah diatur. Baiklah rapat kita selesai, kalian semua boleh beristirahat sekarang dan besok kita mulai penyelidikannya”

“Siap kapten” Ucap Dion, Yona, dan Tedi sembari memberi hormat.

Selesai rapat itu Dion tidak langsung pulang melainkan pergi ke makam pacarnya yang tidak jauh dari tempat rapatnya.

Sesampainya disana dia berjongkok lalu memegangi nisan milik pacarnya. Sedikit teringat memori-memori tentang pacarnya yang ia kasihi. Matanya mulai berkaca-kaca sebelum air mata jatuh, Dion langsung mengelap matanya. Lalu berdiri dan berjalan meninggalkan makam pacarnya. Saat setengah jalan ia menegok kembali ke makam pacarnya.

“Setelah 7 tahun berlalu akhirnya kasus tentang kelompok-jelompok bajingan itu dibuka lagi untuk pasukanku, dan kini aku bisa membalaskan dendamku atas kematianmu” Ucap Dion kembali melanjutkan jalannya.

~~~~*~~~~*~~~~

Dihutan yang sangat lebat bisa dibilang terlarang bagi siapapun yang takut. Karena hutan lebat ini memiliki julukan sebagai 'Hutan Iblis'. Tapi jangan salah mengartikan, memang nama hutan lebat dan terlarang ini adalah hutan iblis namun yang tinggal dihutan ini bukan iblis melainkan hewan buas. Seperti harimau, ular pyton, ular cobra, kelajengking, dan hewan-hewan mematikan lainnya. Termasuk jebakan-jebakan yang dipasang dihutan ini oleh tiga orang yang tinggal disini. Terdapat sebuah rumah pohon yang lumayan besar. Disitu terdapat dua orang yang sedang bersantai diluar rumah pohon itu.

“Mystery mulai bergerak lagi. Apa kita juga akan bergerak??” Tanya pria dengan luka sobek di pipinya.

“Tidak perlu mengurus Mystery. Biar itu diurus oleh pasukan negara, karena pasukan negara mungkin akan mencurigai Mystery karena dari ketiga buron yang paling dicari cuma ND saja yang tertangkap. Sedangkan Mystery dan Rellik belum tertangkap” Ucap temannya yang memegang sniper.

“Menurut lo kabar ND dipenjara gimana sekarang??” Tanya pria dengan pipi sobek lagi.

“ND sudah bebas” Jawab temannya.

“Hah!! Bebas. Bagaimana bisa dia bebas dari penjara super ketat kaya gitu?? Gila, darimana lo tau ND udah bebas”

“Gue gak tau itu cuma tanggapan gue untuk seorang sehebat ND. Bukankah ciri khasnya datang tiba-tiba dan pergi tiba-tiba. Yang jelas kita ada sini karena ND. Dan apapun yang dia lalukan nanti kita harus membantunya” Ucap orang yang memegang snifer sambil melihat kelangit.

“Terlebih lagi sudah sedikit lagi waktunya kita keluar dan ikut berperang menghancurkan Rellik” Tambahnya lagi sambil berjalan masuk.

BERSAMBUNG . . .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience