Organization Masked Assassin 5 (Kembali)

Crime Series 1039

Bagi yang belum cukup umur dilarang keras membacanya. Karna cerita ini mengandung kekarasan, pembunuhan, kata-kata kasar, dan perbuatan-perbuatan dewasa.
Cerita ini hanya cerita karangan dan bukan berdasarkan cerita asli. Buat para pembaca tidak diperbolehkan meniru semua perilaku dalam cerita ini.
HAPPY READING...

~~~~*~~~~*~~~~

“Gimana? Udah mendingan” Tanyaku.

“I-iya..”

“Fyuh....”

Sudah hampir seminggu dia disini, masih belum mau pulang. Apa yang harus ku lakukan untuk membawanya pulang. Setiap aku tanyakan kapan mau pulang dia selalu saja diam. Apa aku harus secara paksa menanyakannya. Tidak, tidak. Wanita tidak suka dipaksa. Tapi kalau tidak dipaksa mau sampai kapan dia disini. Ahh iya aku pura-pura saja akan pergi.

“Hey, aku besok mau pergi”

Dia diam lalu melihat kearahku.

“Pergi kemana?”

“Ada urusan.. Selama satu bulan” Cuma ini caranya.

“Terus apa hubungannya dengan aku?” Ucapnya.

Aku memandangnya dengan tatapan sedikit kesal.

“Ya.. Besokkan aku pergi masa kamu mau disini sendiri kan gak mungkin, lebih baik besok kamu aku anterin pulang” Dia emang polos atau cuma di polos-polosin sih.

“Eumm, g-gakpapa kok aku nyaman disini.. Jadi kalo mau pergi, kamu pergi”

What! Kurasa dia sudah gila. Bukankah akan lebih baik kalau dia pulang. Haaah... Menyusahkan.

“Gini ya nona, bukannya aku gak nerima kamu disini, kamu bakal dapet masalah kalo terus-terusan disini” Kalau sudah begini jujur saja deh.

“Masalah??”

“Iya masalah.. Aku gak bisa kasih tau kamu masalah apa yang bakal kamu dapet, tapi intinya kamu harus pulang”

“Hmm, gitu ya” Dia memandang lantai.

“Iya... Maaf tapi ini yang terbaik” Sejak kapan aku jadi dramatis begini.

“Yaudah besok antar aku pulang”

Makasih udah mau ngertiin” Akhirnya.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Mau cari dimana lagi?”

“entahlah...” Sial, hampir seminggu belum juga ada tanda-tanda Vinny.

“Gimana kalo kita tanya temen-temen kita di markas aja? Siapa tau salah satu dari mereka pernah liat” Usul Hanna padaku.

“Hmm, gimana ya? Gue kurang yakin”

“Kenapa kurang yakin, belum dicoba belum taukan”

Pemaksaan halus.

“Err.. Iya nanti, untuk sekarang kita cari aja dulu”

Aku dan Hanna mulai kembali melanjutkan. Kini kami mencari ketempat yang lebih ramai. Mall, ya, mall. Tempat yang sejujurnya aku tak suka karna alasan aku tak suka keramaian. Aneh, jangan bilang aneh tidak semuanya didunia ini aneh.

“Mulai dari mana nyarinya?” Tanya Hanna.

“Ya sampai lantai paling atas”

“Hmm... Oke, yaudah yuk” Hanna menarik tanganku.

“Han?”

“Kenapa?”

“Gue bisa kok jalan sendiri” Ucapku sambil melirik tanganku yang ditarik Hanna.

“Ehh! Maaf-maaf aku gak bermaksud”

Hmm... Ya, aku tak ambil pusing untuk sekarang. Tapi nanti, entahlah mungkin akan kusuruh dia lari dengan menggunakan tangan.

Kini kembali ke perkerjaan tanpa bayaran berlanjut. Aku berpencar dengan Hanna

~~~~*~~~~*~~~~

Dua jam telah berlalu. Namun masih belum ada hasil. Sial melelahkan sekali, tapi apa daya aku harus menemukan Vinny. Karna aku sudah berjanji. Kurelakan job-job yang datang untuk menyewaku hanya untuk mencari Vinny.

“Vian!” Panggil seseorang kepadaku.

Aku menoleh kesumber suara tersebut dan ternyata kulihat Hanna sedang berlari kecil kearahku.

“Ada apa?”

“Ada yang melihat Vinny”

“Hah! Yang bener dimana?” Tidak sia-sia.

“Ayo.. Orangnya ada toko kacamata dibawah eskalator”

~~~~*~~~~*~~~~

Aku bertemu dengan orang yang melihat Vinny, keliatan lebih tua sedikit dariku. Mencoba bertanya apa benar dia melihatnya.

“Apa benar bang? Abang ngeliat dia” Tanyaku sambil menunjukan foto Vinny.

“Iya waktu itu malam-malam saya liat mas? Sekitar jam 10:30'an di bonceng sama cowo”

“Cowo?” Apa dia penculiknya.

“Iya.. Tapi pakaian cowonya aneh”

“Aneh gimana pakaiannya?”

“Cowonya cuma pake color sama kaos aja”

Penculik macam apa yang mengenakan color sama kaos. Apa itu tren penculik jaman sekarang. Ahh, biar nanti itu aku pikirkan.

“Emang abang posisinya lagi dimana?” Tanyaku.

“Waktu itu saya abis pulang kerja, terus berhenti sebentar dipinggir jalan.. Nah, pas itu cewe yang mas cari lewat sama cowo aneh itu” Jelasnya.

“Emang abang yakin kalo cewe itu yang saya cari” Tanyaku lagi.

“Gak yakin sih... Tapi saya inget kok mirip-mirip kaya cewe yang mas cari”

Hmm, belum kuat bukti kalau itu Vinny. Tapi tidak ada salahnya percaya dengan orang ini.

“Kalo gitu makasih ya bang.. Maaf udah ganggu waktunya”

“Ohh iya mas.. Sama-sama”

Aku berjalan meninggalkan orang yang mengaku melihat Vinny menuju motorku.

“Menurut kamu gimana?”

“Gimana apanya?” Ck.

“Penjelasan orang tadi”

“Yaa.. Sulit dipercaya sih, tapi apa boleh buat siapatau orang itu bener, untuk sekarang kita cuma bisa percaya aja, Hanna”

Hanna diam. Tumben sekali, haah sudahlah.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Shani... Ada masalah?”

“Ehh! Kak Roy, e-enggak k-kak”

“Hahaha, lagi mikirin Vian yang lagi deket sama Hanna ya?”

“Kak Roy apaan sih? Gak kok”

Jadi Kak Roy kok tau ya belakang ini aku kepikiran Kak Vian.

“Udahlah selama lo percaya sama dia.. Lo gak perlu kawatir”

“Hmm”

Tapi sejak kapan mereka dekat. Bahkan aku tak tau kalau sudah sedekat ini. Sialan.

Berani-beraninya dia mendekati orang yang aku suka. Tidak akan kubiarkan.

•ORGANIZATION MASKED ASSASSIN•

“Han gue balik duluan ya” Pamitku.

“Ohh oke-oke makasih ya udah mau nganterin”

“Oke Han.. Bay” Kupacu motorku.

Namun entah kenapa perasaanku tidak enak hari ini.

~~~~*~~~~*~~~~

Kring! Kring! Kring

Kumatikan jam wekerku lalu beranjak bangun. Hari ini kuniatkan tidak akan mencari Vinny dulu. Hari ini mengistirahatkan badanku yang lelah.

TENG NONG TENG NONG

Ada tamu ya... Kuharap bukan orang yang merepotkan. Kuberjalan kearah pintu lalu kubuka dan melihat ke gerbang dan yang kulihat...

“Shani?”

“Ehehe.. Hey kak” Senyuman itu sungguh... Berbeda. Ya, bukan senyuman yang kukenal.

“Masuk Shan”

~~~~*~~~~*~~~~

“Jadi ada apa kesini Shan?”

“Aku cuma mau main kak, heheh, aku udah jarang main kesini juga sih” Haah, dasar betina.

“Ohh gitu... Tapi bukan itu yang gue bingungin?”

“Terus???” Err.., dia tidak menyadarinya.

“Ngapain dateng kesini pagi-pagi gini?”

“Kan aku udah bilang Kak Vian, aku cuma mau main.. Hmph” Dia cemberut.

Entah kenapa saat melihatnya cemberut seperti itu malah semakin lucu.

“Kak Vian, kenapa senyum-senyum sendiri?”

“Ohh gakpapa... Cuma lucu ngeliatin muka lo cemberut gitu” Hahah, ya lucu.

Drrrttt Drrrttt Drrrttt

Smartphone milikku bergetar. Lalu kulihat tertera nama Kevin disana.

“Bentar Shan... Ada telpon dari Kevin”

“Kak Kevin?”

“Iya”

Kuangkat telponnya didapur. Kenapa tidak diruang tamu saja? Entahlah, aku malas Shani tau urusanku. Itu saja.

“Hallo? Ada apaan?”

“Roy koma”

Apa!!! Kok bisa?? Sial.

“Kok bisa?? Sekarang lo dimana??”

“Gue dirumah sakit Yadika 5, cepet kesini”

“Oke gue kesana sekarang”

Aku berlari menuju kamar mengganti pakaianku.

“Kak... Kenapa buru-buru?”

“Ayo Shan, Roy koma”

“Hah? Koma? Kak Roy”

Kutarik tangannya menuju motorku. Shani ini terlalu banyak tanya sekali. Kupacu motorku ke rumah sakit dimana Roy dirawat.

~~~~*~~~~*~~~~

Diperjalanan aku mengendarai motorku dengan kecepatan yang... Ya, sebut saja ngebut. Namun saat akan sampai kulihat seseorang yang sangat familiar sedang menaiki motor berlawanan dengan tujuanku. Vinny, ya Vinny. Sedang di bonceng salah satu rekanku. Si pelupa. Anto.

Aku berhenti melihat kebelakang. Ya, benar itu Vinny. Ck, kenapa bisa dia bersama Vinny.

“Kenapa Kak? Kok berhenti”

“Itu... Vinny”

“Vinny??”

“Iya Vinny, temen gue yang ilang” Aku memutar balik motorku.

“Kakak mau ngejar dia” Shani ini banyak tanya sekali. Yaiyalah aku akan mengejarnya.

“Iya”

Kujalankan kembali motorku. Namun tidak kerumah sakit melainkan mengejar si pelupa. Anto.

Saat jarak sudah dekat aku tak langsung menjegatnya, aku lebih memilih mengikutinya dulu. Kuikuti rutenya sambil menjaga jarak, karna aku tak mau si pelupa tau aku sedang mengikutinya.

BERSAMBUNG...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience