BAB 6

Drama Completed 775

“Dik, para mahasiswa kritis sudah tidak ada lagi. Mereka entah di mana sekarang. Tapi, Tuhan akan terus menjagamu, kerana Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, juga – Al Muhaymin, Maha Memelihara. Percayalah Dik!” aku memberi nasihat, untuk membesarkan hatinya. Agar adikku, Dik Janin berani menjalani hidup di atas bumi.
Oek…oek…ooooooekkkkk…oeeeeekkkkk…oookkkkkk kekkkkk!
Lengkingan tangis Dik Janin tiba-tiba terhenti oleh suara : kekkkk ngiiik!

Oh, rupanya, adikku mencekik lehernya sendiri dengan sepasang tangannya yang mungil tapi ternyata sekuat catut. Nasihatku sia-sia. Semua orang yang menyaksikan tragedi itu, terbelalak. Ayah dan Bunda meraung-raung, lalu tak sadarkan diri. Anehnya, Mas Bimo yang autis malah menari-nari sambil tertawa-tawa dan bertepuk tangan.
Pagi harinya tragedi Dik Janin menjadi head-line berbagai surat kabar ibukota: BAYI LAKI-LAKI TEWAS, MENCEKIK LEHERNYA SENDIRI. *

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience