BAB 2

Drama Completed 775

Pada usianya yang ke seratus dua puluh hari, kulihat ia benar-benar hidup setelah ruh ditiupkan Sang Maha Pencipta ke dalam raganya. Lucu sekali gerakannya, kedua kaki yang kecil menendang-nendang dinding ruangan di mana kami berada. Sayang, tangan-tangannya yang mungil tapi kokoh gerakannya sangat terbatas, kerana sempitnya ruang di mana ia harus meringkuk. Meskipun demikian, kuharap kelak ia menjadi sosok yang dinamis.

Hemmmm, adikku, Dik Janin makin tumbuh membesar. Kulihat makin jelas, di kepalanya bagian muka luar tidak hanya ada sepasang mata, tapi ada hidung, bibir, sepasang telinga. Lalu, ada segumpal benda putih, bercahaya, itu berada di dalam rongga kepalanya. Adikku Dik Ari-Ari memberitahuku, segumpal benda putih bercahaya itu namanya otak. Gunanya untuk berpikir, sehingga adikku Dik Janin tidak akan sebodoh binatang maupun tumbuhan. Adikku, Dik Janin merupakan makluk ciptaanNya yang tersempurna. Aku dan Dik Ari-Ari mendampinginya selama ia berada dalam ruang Garba Bunda kami sekitar sembilan bulan lamanya.

Waktu terus berjalan. Mulut Dik Janin menebarkan bau harum, bagai aroma buah kurma ranum. Gumpalan benda putih di dalam rongga kepalanya makin bercahaya. Sepasang matanya yang semula lekat rapat, mulai menguak. Kulitnya yang semula kusut-keriput, mulai kencang berisi, berkilauan cahayanya. Dik Ari-Ari berbisik, bahwa sudah waktunya Dik Janin meninggalkan garba untuk berpindah tempat, hidup di tempat nyata yaitu bumi. Alangkah indahnya, Dik Janin akan segera lahir ke dunia. Ia akan menjadi penghuni baru di atas bumi.

Bumi adalah sebuah tempat maha luas, terpayungi hamparan langit biru bersulam mega-mega putih sutera. Siang hari, bumi diterangi matahari dan dihangati rembulan pada malam hari. Permukaan bumi berhiaskan gunung-gunung penyangga langit, yang mengandung pupuk dan permata, hutan raya hijau zamrud, lembah-lembah berhiaskan panorama indah, sungai-sungai bening pembawa kesuburan, hamparan laut biru kerajaan berbagai jenis kehidupan air, pohon-pohon pelindung rimbun dan rindang, penghasil buah-buahan yang ranum, tumbuhan pangan yang membuat alam gemah-ripah loh jinawi, aneka satwa yang jadi tunggangan atau makanan bergizi bagi

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience