BAB 1

Drama Completed 775

Sebuah kegelapan yang indah. Sebuah kehangatan tanpa cahaya yang menyilau. Bukan sebuah bilik, tapi sebuah ruang yang nyaman, empuk sejuk. Bukan kedai atau restoran, tapi tersedia makanan nikmat. Tidak ada bak mandi maupun kolam, tapi terdapat air suci pembersih diri. Ini memang sebuah garba. Garba Bunda, persemaian bagi kami bertiga. Aku, Kakang Kawah dan kedua adikku – Si Janin yang kupanggil Dik Janin , serta Adik Ari-Ari, yang kupanggil Dik Ari-Ari. Kami bertiga menghuni Garba Bunda, yang kami anggap sebagai . rumah tersuci dan terindah itu buat suatu kurun waktu yang telah ditetapkan hukum alam, hukum proses penciptaan manusia.

Aku dipanggil Kakang Kawah, alias Kantung Air Ketuban, kerana dianggap lebih tua dari Si Janin dan Adik Ari-Ari yang juga digelari Si Plasenta. Aku sendiri mengira, kami adalah tritunggal, tercipta dalam masa yang sama, juga berasal dari benih yang sama, sel sperma yang muncul sebagai hasil persekutuan syahwat ayah dan bunda.

Tentu aku tak pernah tahu bila persisnya pembuahan itu terjadi. Tahu-tahu, kami bertiga sudah berada di dalam ruangan itu, ruang kenikmatan luar biasa, yang merupakan sebuah dunia kehidupan tersendiri yang senantiasa berselubung sunyi. Bentuk ruangan itu mirip bagian dalam buah alpokat yang kulitnya berlapis-lapis elatis, lembut, lebih halus dari sutera Cina.

Sebenarnya aku hanyalah air penjaga kehidupan adikku si Janin agar ia tetap segar dan tumbuh selamat menjadi seorang bayi. Sedangkan Dik Ari-Ari yang bentuknya seperti bantal bertali, bertugas mengalirkan makanan untuk Dik Janin. Makanan itu adalah saripati yang telah dicernakan dengan baik oleh Bunda kami.

Saripati makanan itu yang mengalir lestari itulah, yang telah mengubah Dik Janin yang semula hanya mirip kecebong sepanjang 1.25 Cm kini telah menjadi calon bayi. Kuamati terus pertumbuhannya. Mula-mula kepalanya mirip sejenis reptil, dengan benjolan kiri kanan pada bagian kepalanya. Kemudian aku ketahui, kedua benjolan itu menjadi kedua matanya. Tubuhnya yang semula hanya mirip ekor reptil, akhirnya tumbuh menjadi sosok bertangan, berkaki. Alam memberinya kelamin laki-laki.

Di dalam tubuhnya berisi alur-alur nadi yang mengalirkan darah, juga berbagai organ yang membuatnya bergerak, hidup.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience