PROLOG

Romance Completed 8931

Mentari pagi menyambut perempuan cantik dihadapannya. Memancarkan cahaya
kebahagiaan untuk disalurkan kepada perempuan itu. Burung burung
berkicau mengiringi disetiap langkahnya. Tak lupa, jalan setapak setia
menjadi saksi di setiap pijakannya. Ya, perempuan itu. Perempuan cantik
yang mampu memikat hati siapapun. Dengan rambut panjang nan lurus,
semakin memperindah parasnya. Tak lupa semilir angin turut berhembus,
menambah keindahan ciptaan tuhan tersebut. Dengan memakai seragam putih
abunya, ia bergegas berjalan menuju halte bis. Tetapi ada sesuatu yang
membuat buruk hal indah itu. Ekspresinya. Dia terlihat sedang kesal.+

**********+

"Argh, Kak Vino nyebelin. Masa gue ditinggal gitu aja? Mana Pak Panji
lagi cuti lagi. Gak mungkin kan gue numpang sama papah. Udah tau arah
sekolah gue sama kantor papah beda. Argh, Kak Vino nyebelin!" Gue terus
menggerutu dan menendang-nendang kerikil di setiap jalan. Ya, kakak gue
itu emang nyebelin banget. Masa dia ninggalin gue dan ngebiarin gue
berangkat sekolah sendiri cuma gara-gara dia ngambek? Dan kalian tau dia
ngambek gara-gara apa? Cuma gara-gara gue mainin VIDEO GAME TERBARUNYA!
Catat! CUMA VIDEO GAME! Alasannya cuma sepele, gara-gara dia belum
mainin game itu, sedangkan gue dengan santainya mainin game dia. Lah,
bukan sepenuhnya salah gue dong? Dianya aja yang kelewat sensitif. Macam
cewek PMS aje.+

Dengan langkah gontai, gue berjalan menuju halte dan memasuki bis dengan
jurusan sekolah gue. Tanpa fikir panjang, gue menduduki kursi kosong
yang terlihat seperti menyiapkan dirinya untuk segera diduduki. Tanpa
gue sadari, ternyata di samping gue, lebih tepatnya di samping sebrang
gue terdapat cowok yang wajahnya sangat familiar. Setelah gue cermati,
ternyata dia adalah salah satu anak hits di sekolah gue. Gue gak
memungkiri kalau dia ganteng kok, malah ganteng banget. Tapi kok ada
yang aneh ya? Kenapa gue selalu mencoba untuk melihat dia lagi dan lagi.
Dan kenapa hati gue gak karuan kayak gini? Masa sih ini yang namanya
cinta pada pandangan pertama? Ah, seketika gue macam emak-emak yang
cemas gara-gara anaknya ilang. Eits, jangan mikir yang macem-macem! Gue
gak mungkin berlagak kayak emak-emak yang anaknya ilang itu. Kenapa?
Karna gue masih waras sodara-sodara! Eh, mungkin itu terlalu berlebihan.
Tapi ini serius! Hati gue cemas, dag dig dug gitu deh. Aaaa, gue kenapa??

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience