BAB 2

Romance Completed 8931

Disini, disuatu taman yang sangat indah. Gue sedang menunggu kedatangan
seseorang. Seseorang yang sangat special di hidup gue. Seseorang yang
beberapa bulan ini mengisi hati gue. Giovano Gustav Zhaxi. Cowo yang
mampu membuat hati gue tentram dan nyaman. Gue merasa selalu aman kalau
berada di dekat dia./
/Tak selang beberapa lama, dia datang dengan menggunakan jacket
kebanggaannya dan jeans berwarna hitam serta dipadukan dengan sepatu
berwarna putih. Tangannya terlihat seperti membawa sesuatu yang ia
sembunyikan di belakang punggungnya. Gue tersenyum menyambut kedatangan
dia. Perlahan, dia terus berjalan ke arah gue dan akhirnya duduk tepat
di samping gue. Tangannya mengulurkan setangkai bunga mawar yang
sedaritadi dia sembunyikan diiringi dengan senyumnya yang merekah. /
/"Buat gue?" Pertanyaan bodoh itu meluncur dengan mudah dari mulut gue./
/"Siapa lagi selain lo?" Dia mengacak-ngacak rambut gue. Seketika wajah
gue panas. Gue yakin, wajah gue udah kayak kepiting rebus. Gue mengambil
mawar tersebut. /
/"Makasih" gue menunjukkam senyuman terbaik yang gue punya. "Katanya lo
mau ngomong sesuatu. Mau ngomong apa?" Ucap gue seraya menatapnya. Dia
menatap jauh ke dalam mata gue. Tak disangka, dia menggenggam tangan
gue. Kini gue rasa jantung gue udh mau loncat dari tempatnya./
/"Ehem. Sebenarnya gue gak yakin mau ngomong ini. Tapi ada sesuatu yang
bikin gue harus ngelakuin ini." Hah? Gue yakin ini pasti ada yang nggak
beres. Gue terus menatapnya, menunggu apa yang selanjutnya akan
terlontar dari mulutnya itu. "Maaf Ra. Gue rasa hubungan kita cukup
sampai sini aja. Gue ngerasa lebih nyaman kalau kita itu sahabatan aja.
Maaf Ra." Deg. Jantung gue seketika beehenti berdetak. Gue gak salah
denger ini? Bilang kalau gue salah denger!!! Tak terasa, buliran buliran
air meluncur bebas dari mata gue. Gue masih gak nerima hal ini terjadi
begitu cepat dan tiba-tiba./4

Memori itu kembali masuk ke dalam pikiran gue. Untuk kesekian kalinya,
gue memikirkan dia. Dia yang mampu membuat gue galau berat kayak gini.
Coba aja kalian bayangin? Saat kalian lagi sayang-sayangnya sama
seseorang, orang itu malah minta putus? Sakit gak? Bukan sakit lagi. Itu
sakit bangeeeet! Gue hanya bisa meratapi nasib sambil terus memandang
gelapnya malam dari balkon rumah gue.10

"Back to earth Faraaa" sebuah jitakan mendarat di kepala gue. Ya, bukan
salah lagi. Ini pasti Kak Vino. Gue hanya memutar bola mata malas.
Tuhkan, tiada hari tanpa gangguan orang itu.+

"Ganggu aja lu bang. Udah tau orang lagi asyik sama dunianya, malah
diganggu." Tiba-tiba dia duduk disamping gue. "Pasti mikirin Vano ya?
Ngaku aja lo"+

Gue mendengus mendengar perkataannya. Siapa lagi coba? +

"Sok tau" gue berusaha menyangkalnya. Tapi, sepintar-pintarnya gue
nyembunyiin hal itu, Kak Vino pasti tau. Huuuft, begitulah dia.+

Mungkin kalian kaget kenapa kita bisa akur lagi. Hahhh, ini berkat mamah
yang mau ngasih anaknya ini uang tambahan demi ngebeliin kakaknya
makanan kesukaannya. Yap! Segala macam makanan Korea! Kak Vino emang
suka makanan korea korea gitu. Ya dengan gue traktir dia, dia dengan
mudahnya gak ngambek lagi ke gue. Kakak gue emang gitu, mudah terhasut!+

"Gue gak sok tau Aelka! Gue emang tau jelas apa yang lagi lo pikirin.
Siapa lagi coba orang yang bisa bikin lo kayak gini? Siapa hem? Gak lain
dan gak bukan, ya pasti anak itu lah." Yayaya, gak usah ditanya lagi.
"Nah, daripada lu berlarut-larut galauin tuh anak, mending lu lirik
orang lain deh. Banyak orang ganteng diluar sana lho. Jangan jauh jauh
deh, yang seangkatan sama lo aja tuh. Siapa tuh namanya? Oiya, Xico ye?
Xico anak band yang ngehits selangit itu. Tapi masih lebih nge hits dan
kecean Kakak lo yang satu ini." Deg. Gue gak tau kenapa, denger namanya
aja jantung gue udah berpacu cepet banget. Macam lagi lari maraton aje.
Arghh! Gue bingung harus pilih yang mana???+

"Udah ah, gue mau ke kamar" gue gak mau perbincangan ini semakin panjang
dan membuat pikiran gue makin kacau.+

"Idih, dibilangin malah maen pergi aja. Udah, lupain Vano mulai sekarang
dan coba membuka hati buat cowok lain Far!!" Kakak gue emang cerewet
kebangetan!+

Mungkin kalian bisa menebak yang namanya Vano Vano itu siapa? Yap! Dia
MANTAN pacar gue-yang-nyampe-sekarang-belum-bisa-gue-lupain. Kenapa gue
gak bisa lupain dia? Gue masih gak terima dengan cara dia minta putus
itu. Masa cuma gara-gara lebih nyaman dengan hubungan yang dia sebut
SAHABAT itu. Yaterus selama ini ngapain dia jadi pacar gue kalau dia
lebih nyaman jadi sahabat? Argh! Dan sialnya setelah kita putus,
bukannya kita kembali deket dan jadi
sahabat-seperti-apa-yang-dia-bilang, dia malah jadi cuek, menjauh gitu.
Kan bangke! Ya walaupun kadang sifatnya ke gue itu gak ada yang berubah,
kayak tadi. Aaaaa, kan gue galau lagi nih. 1

**********+

Pagi ini gue memilih jalan-jalan di sekitar taman kota. Kenapa gue gak
sekolah? Ini hari minggu guys! Daripada gue dirumah ngebangke. Ya jelas
ngebangke, Kak Vino pasti asyik maen game deh, nyampe adiknya yang
cantik ini dilupain. Mamah? Papah? Mereka pergi tuh, entah kemana,
nge-date kali, ekekek. Gue memilih duduk di kursi taman yang menghadap
langsung ke pusat taman kota. Gue nyaman disini, karena gue bisa dengan
leluasa liat tingkah orang-orang. Tak kadang, gue senyum-senyum sendiri
liat tingkah mereka. Semacam hiburan deh, haha.+

Tiba-tiba mata gue menangkap seseorang yang gak asing. Deg. Lagi-lagi
jantung gue berulah. Itu dia! Orang yang akhir-akhir ini gue kagumi.
Orang yang mengambil sebagian hati gue. Itu Xico! Ya, namanya Xico. Xico
Fernand Keyln. Tanpa gue sadari, mata kita bertemu. Aargh, jantung gue
makin gak ke kontrol. Ya walaupun itu cuma sekilas, tapi memberi dampak
yang besar buat aktivitas jantung gue. Gue membuang pandangan gue. Gue
gak kuat liat dia lama-lamaaa. Gue mencoba memberanikan diri untuk
ngeliat ke arah dia lagi. Tapi... eh, eh? Dia kemana? Kok ngilang? Ihh,
kayak setan aja tuh orang.+

Huuft, gue kembali ke pikirin gue. Tiba-tiba kenangan itu muncul. Dan,
kenapa harus ditempat ini?+

/Sekeliling gue menjadi gelap. Gue gak bisa liat apa-apa. Itu karena
mata gue ditutup sama Vano! Ngeselin banget sih! Ngapain coba
nutup-nutup mata orang segala? /
/"Duduk disini raa." Ini udah pasti Vano./
/"Kita dimana sih? Terus ngapain gue harus duduk segala?" Gue gak sabar
buat tau, sebenarnya gue ini lagi dimana. Tapi walaupun gitu, gue tetep
ngikutin instruksi dia juga. Gue duduk di tempat ini, walaupun gue gak
tau gue duduk dimana./
/"Tunggu dulu. Lo gak boleh buka penutup matanya. Nanti gue kasih
aba-aba, baru lo buka. Oke?"/
/"Iyaaaa Vanoo.. Cepetin, lama amat."/
/Beberapa lama, gak lama banget sih, Vano nyuruh gue buat buka penutup
mata gue. Betapa terkejutnya gue saat liat apa yang ada di hadapan gue
ini. Di sisi taman, gue di kelilingi oleh balon-balon berbentuk hati
warna merah dan merah muda. Tiba-tiba Vano muncul dari sekumpulan semak
balon ini. Dia datang dengan membawa bouquet bunga mawar merah dan putih
yang dipadukan sedemikian rupa. Dia semakin mendekat dan akhirnya
berlutut di hadapan gue. Dia mengucapkan suatu kata ajaibnya. "Aelka
Afara Lewz, lo mau gak jadi orang special di hidup gue?"/+

Tak sadar, air mata gue jatuh kembali. Gue gak tau rasa ini akan
bertahan sampai kapan. Tapi, gue harus bertekad buat melupakan dia. Gue
gak mau terlarut terus dalam bayang-bayang masa lalu gue.
+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience