BAB 6

Romance Completed 8931

Dari tempat ini, terdapat sepasang mata yang selalu mengawasimu. Sekecil
apapun gerak-gerik tubuhmu, sepasang mata ini akan selalu melihatnya.
Kau tidak akan menyadari hal ini. Karna sepasang mata ini akan selalu
bersembunyi di balik tembok besar agar kau tidak melihatnya. Bodoh
memang. Bahkan setiap orang ingin bahwa orang yang disukainya
melihatnya. Tapi? Dia berusaha untuk tidak menunjukkan rasanya ini,
karena ia berpikir bahwa dirinya tidak pantas untuk lelaki itu.
Jangankan untuk bersanding dengannya, untuk berkenalan dengan lelaki itu
saja rasanya sangat sulit. Ya, beginilah dia. Seseorang yang hanya mampu
mengharapkan sesuatu yang bahkan mustahil terjadi dalam dirinya. Tanpa
disadari, harapan itu terus berkembang menjadi tumpukan harapan yang
membentuk bukit. Yang mungkin suatu akan menghantam hatinya hingga
menjadi kepingan kepingan tak berarti.7

**********+

"De, minjem handphone dong?" Tiba-tiba kak Vino mengeluarkan suara yang
sedari tadi dipendamnya #ceilah . Tapi, tumben banget nih anak minjem
handphone segala. Wahh, patut dicurigai.+

"Mau ngapain bang? Nggak ah, gak mau"+

"Gak akan diapa-apain dek. Minjem ish" tanpa diberi aba-aba, doi ngambil
handphone gue. Idih, jadi kakak gak sopan banget.+

"Ihh, bang. Siniin napa" gue berusaha buat ngambil dari tangan dia.
Karena gue rasa usaha gue sia-sia, gue milih buat diem. +

Gak lama kemudian, Kak Vino ngembaliin handphone gue.+

"Nih, handphone lu. Sewot amat gue pinjem. Gue udah add semua sosmed
yang Xico punya. Gue tau kok kalau lo suka Xico. Jadi gue berbaik hati
ngebantuin lo."+

Gue hanya bisa memasang wajah cengo yang gue punya. Argh! Ni orang
ngeselin banget sih ah. Minta gue gorok banget!+

"Baaaang. Lu jahat banget sih! Gak suka! Gak suka!" Gue memukul Kak Vino
beberapa kali.+

"Hahaha, gue baik kali dek. Hahaha" setelahnya, dia malah kabur sambil
ketawa terbahak-bahak. Kampreeet!!+

Gue membuka semua sosmed gue dan ngecek semuanya. Gila! Beneran apa kata
orang-tengil-yang-nyebelin-banget itu. Doi bener-bener nge-add semua
sosmed Xico! Aaarrgh! Bisa gila gue! +

Gak lama, muncul notif dari salah satu akun gue. And you know? Itu Xico!
Xico guys! Seorang Xico nge add gue balik? Rasanya gue pengen salto
sekarang juga! Aaaa, lo bikin gue makin suka, Xico!+

**********+

Setelah kejadian kemaren, mungkin kalian pikir gue bakal dengan mudahnya
deket sama Xico. Deket sama Xico? Itu cuma mitos guys! Gue gak punya
nyali buat kenalan sama anak-ganteng-nan-famous itu. Apa daya gue yang
hanya murid biasa di sekolah. Walaupun gue cukup menampakkan diri di
bidang akademis, tapi tetep aja, gue gak se famous Xico dan yaaa mungkin
gue gak pantes buat di lirik sama orang se ganteng Xico. Yeah! Cukup aja
ini menjadi mimpi gue yang gue simpan rapat-rapat. Mimpi bahwa gue dan
dia bakal bersatu. Hfft. Gue gak bisa bayangin ending dari pengharapan
gue ini bakal gimana.+

"Eh, ngelamun aja lo! Tuh spaghetti mau lo liatin aja terus? Atau mau lo
makan? Kalau lo gak mau, sini gue yang makan. Gue masih laper."+

Gue tersadar dari lamunan gue. Argh, dia nyiksa fikiran gue banget.+

"Yaudah, buat lo aja tuh. Gue gak laper"+

"Idih, mana Aelka si ratu makan yang gur kenal selama ini? Duh. Tumben
amat lu kayak gini. Ada apa heh?" Vani mulai ngedumel gara gara keadaan
gue yang kayaknya memprihatinkan dimata dia. Vani? Mau tau dia siapa?
Haha. Dia Reivani. Dia sahabat gue, sahabat deket banget. Makanya dia
tau gerak-gerik gue kalau gue lagi dapet masalah atau apapun itu.2

"Huaaaa, gue galau Van. Gue gak tau harus gimana. Aaaa." Gue membenamkan
wajah gue di atas meja.+

"Napa lu? Baru aja galau gara gara Vano yang kata lu ganteng itu,
sekarang lo udahn galau lagi. Duh, sini ceritain ke gue kenapa?."+

Gue mulai mengangkat wajah gue menghadap dia.+

"Lo tau gak yang namanya Xico?"+

"Ohh, Xico yang anak band itu kan? Yang gantengnya selangit. Duh, napa?
Lo suka dia ya? Haha" ujar Vani sambil memakan makanan yang dia pesen.+

"Gak usah gue jawab pun lo udh tau jawabannya" gue menyeruput minuman
yang sedari tadi gue cuekkin.+

"Ternyata lo kebawa sama anak anak ya? Hahaha. Dikira gue lo gak akan
kebawa arus pesonanya orang itu."+

"Ish, gue juga gak tau kalau gue bakal suka sama Xico!" Gue mengusap
wajah frustasi. Argh! +

" Hahaha, yaterus masalahnya apa? Kalau lo suka sama dia, lo bisa minta
bantuan kakak lo kan, biar lo bisa deket sama Xico? Secara kakak lo itu
anak band juga. Ya mungkin mereka kenal kan?"+

"Masalahnya, gue gak mau dia tau kalau gue suka sama dia. Kenapa? Gue
ngerasa kalau gue gak ada apa apanya dibanding dia. Makanya gue disini
cuma bisa jadi secret admirer. Yeah, ini bencana buat hidup gue.!"+

"Whatever. Tapi, kalau lo kayak gini terus terusan, lo malah bakal
nyiksa diri lo sendiri. Saran gue, mending lo lupain Xico. Kalaupun lo
pengen Xico ngebales rasa lo ini, lo gaboleh nyembunyiin terus terusan
perasaan lo. Ya seenggaknya dia tuh tau perasaan lo, yekali aja dia jadi
suka sama lo juga kan."+

"Aaargh! Gue gak tau! Rasa yang gue punya udh terlali besar. Udah ah,
gue mau ke kelas aja." Gue berlalu meninggalkan Vani yang memasang wajah
cengonya.+

"Eh, eh. Tungguin gue dong. Ini makanan gue belum abis. Heeey Raaa!!"
Vani lari terbirit-birit mengikuti langkah gue. Hfft, ternyata cape juga
suka sama orang.2

**********+

Terlihat seorang perempuan sedang berjalan dengan acuh, tanpa melihat
apa yang terjadi di belakangnya. Ya, perempuan itu sedang dikejar oleh
perempuan lain yang sepertinya tetlihat sangat geram sampai sampai
sepanjangn jalan perempuan itu meneriaki nama perempuan yabg dikejarnya.+

"AELKA AFARA LEWZ! TUNGGU GUE DONG! CAPEK NIH LARI MULU!" ya, terlihat
perempuan ini tertinggal jauh di belakangnya. Tiba-tiba perempuan yang
dikejarnya berhenti.+

"Huh. Gini dong, berenti. Gue capek tau gak."+

Perempuan itu menoleh ke belakangnya.+

"Emang mau ngapain lo?"+

"Ceritain tentang lo yang suka sama orang itu."+

**********+

Gue ceritain semua yang gue rasain ke sahabat gue itu. Mulai dari
pertama gue bisa suka sama Xico, terus kelakuan kakak gue, pokoknya gue
ceritain secara detail ke dia, termasuk tingkah Vano ke gue. Ya, gue
selalu nyeritain apapun ke sahabat gue itu, walaupun itu cuma masalah
sepele.

"Duh, gue gak tau harus berbuat apa tentang masalah lo ini. Pokoknya gue
bakal ngedukung lo. Lo harus semangat! Dia pasti bales perasaan lo ini kok!"

Kata kata sahabat gue ini mampu bikin gue ngarep yang nggak nggak. Tapi
gue gak mau ngarep berlebihan ke Xico. Terlebih gue sama dia aja gak
kenal kan? Argh! Gue bingung harus kayak gimana! Lagi lagi hanya masalah
seorang laki-laki, mampu bikin gue frustasi kayak gini.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience