BAB 4

Romance Completed 8931

Disuatu tempat-yang-gue-gak-tau-ini-dimana, Gue melihat Giovano.
Kayanya dia lagi nunggu seseorang deh, tepatnya cewek. Kenapa? Karena
ditangannya ada se-bouquet bunga mawar merah. Dia terlihat sangat
tampan. Wajahnya sangat berseri-seri. Tetapi dibalik kebahagiaannya itu,
terselip rasa gugup dan ketakutan. Ah, mungkin dia mau nembak cewe. Duh,
nasib gue gimana nih? /
/Tiba-tiba datang seorang cewek yang sangaaaat cantik. Tapi masih cantik
gue kok, haha. Dengan terburu-buru, Vano menyembunyikan bouquet bunga
yang dia bawa ke belakang punggungnya. Gue gak denger jelas mereke
ngomong apa, tiba-tiba Vano berlutut di hadapan cewe itu dan menampakkan
bunga yang sedari tadi dia sembunyikan. Satu kalimat yang bisa gue
denger "kamu mau gak jadi pacar aku?". Kalian mikir gue bakal nangis
kejer. Tapi gak tau kenapa, air mata gue gak ada yang turun, dan rasa
sesak gue kira bakal ada itu, tak kunjung muncul. Gue kenapa ya?/+

Tiba-tiba tetes-tetes air menerpa wajah gue. Samar-samar gue denger
orang yang teriak.+

"Woooy! Bangun lo! Kebo amat sih jadi orang. Mau berangkat jam berapa
ini?"+

Itu suara kak Vino, iya, itu dia. Gue mengerjap-ngerjapkan mata.
Akhirnya gue bisa membuka mata gue dengan seutuhnya. +

"Bang, lo bisanya ganggu doang ish. Jam berapa sih emang?" Gue
menggerutu karena tingkah kakak gue itu. Gue masih ngantuk elah.+

Kak Vino berdecak "ini udah jam tujuh Aelka! JAM TUJUH!" terdengar jelas
penekanan di setiap ucapannya. Mata gue membulat sempurna. Jam tujuh?
Gue melirik jam kesayangan gue. Oh My God! Ini bener! Jam tujuh! Gue
langsung berlari memasuki kamar mandi. Dengan waktu yg cepat, gue
menyelesaikan ritual sehari-hari gue. Saat gue keluar dari kamar mandi,
terlihat Kak Vino sedang tertawa terpingkal-pingkal. Lah? Ni orang kenapa?1

"Lo gampang banget ya dikibulin. Duh, adik gue kok bego amat yak.
Hahaha." Hah? Gue dikibulin? Maksudnya? Gue buru-buru melirik jam. Ini
masih jam 5 guys! Argh, shit! Napa mata gue bisa ketipu gini sih? Atau
jangan-jangan tadi jamnya dirubah dulu sama Kak Vino? Aaaargh, kakak
kurang ajar! +

"Ihh, lu jahat banget sih bang. Gue masih mau tidur tau gak? Lo ganggu
banget sih ah. Biasanya aja gue mandi jam setengah 6. Iihh, lo nyebelin
banget sih!!!" Gue melemparkan bantal-bantal di sekitar gue. Rasain lo
bang!+

"Hahaha, lu ngakak banget sih dek. Hahaha, kabur aah." Kak Vino lari
dari kamar gue dengan tawanya yang masih menggema. Mentang-mentang gak
ada mamah papah, dia bisa seenaknya gangguin gue! Baaang Vinooo!!! Liat
aja pembalasan dari gue.+

**********+

Gue berjalan menuju gerbang bareng Kak Vino. And you know? Dia dengan
santainya jalan disamping gue sambil ngerangkul gue! Duh, ni anak satu
napa coba? Gak biasanya. Gue perhatiin banyak tatapan sinis yg berasal
dari fans-fans Kak Vino. Aduh, mereka pan udah tau kalau gue itu
adiknya, masih aja natap gue kayak gitu. Mau gue tusuk matanya? Haha.+

Gak jauh dari posisi gue, gue liat Vano lagi jalan beriringan sama
seorang cewe. Dia Ellena, cewe cantik, pinter pula. Keliatannya mereka
deket deh. Duh, kok gue ngerasa nyesek gini ya? Eh, tapi kok gue inget
sesuatu ya? Oh iya, mimpi gue tadi! Kalau gue pikir-pikir, kayanya ini
pertanda deh bahwa gue harus move on. Duh, masa iya gue bisa move on
dari orang itu? Hhh..gue harap bisa. Okay, mulai sekarang gue bertekad
bakal move dari dia!!+

"Heh, bengong aja lo! Orang kayak Vano harusnya lo lupain, bukan malah
diliatin kayak gini." Kak Vino menyentil kening gue. Dih, ni orang
nyebelinnya gak ilang-ilang!+

"Suka-suka gue napa? Gue nih yang ngeliatin kan? Sewot amat lo bang!"
Gue membuang muka ke sembarang arah.+

"Idih, adek abang yg cantik ini ngambek. Jangan ngambek napa?" Kak Vino
mencubit pipi gue. +

"Ihh, sakit bang!!" Gue meringis. Eh, eh, tumben banget Kak Vino bilang
gue cantik, dih, apa-apaan coba? Duh, dia kenapa sih? Tiba-tiba Kak Vino
menjauhkan tangannya.+

"Dek, pulang sekolah mau dibikinin nasi goreng gak? Mau abang nyanyiin
pake gitar gak? Atau mau dikerjain tugsanya gitu? Eh, nggak deng kalau
tugas. Mau ya??" Eh, eh, tumben banget. +

Tunggu, kayaknya ada yang salah deh. Gue lihat senyum manis dari kakak
gue ini. Oh, gue ngerti sekarang! Dia lagi nyogok gue nih supaya gue gak
balas dendam. Wah, gue gak semudah itu! Hahaha.+

"Gue gak mau, males." Gue berlalu meninggalkan kakak gue dengan wajah
cengonya. Hahaha.+

**********+

Kriing Kriing+

Bel pulang berbunyi. Gue bergegas keluar. Gue pengen cepet-cepet jailin
tuh orang (read : Kak Havino). Hahaha. Saat gue jalan menuju parkiran,
gue melihat dia. Xico! Orang yang mampu mengalihkan gue dari Vano.
Huhhh. Kenapa dia harus ganteng banget sih? Dia jalan sambil
menyampirkan jaket kebanggannya (yang warna biru itu lho) ke bahu
kanannya. Tatapannya masih sama, tatapan sendu yang mampu membuat nyaman hati gue. Tatapan yang mampu membuat jantung gue berdebar tidak
sewajarnya. +

Tidak sengaja, tatapan kita bertemu. Walaupun tidak terhitung beberapa
detik sekalipun. Tapi hal itu mampu membuat jantung gue semakin berulah.
Rasanya jantung ini ingin loncat dari tempatnya. Aaaaa. Kenapa di dunia
ini harus ada dia? Kenapa gue harus suka sama dia? Dia, orang yang
bahkan gak gue kenal. +

Tiba-tiba gue merasa ada yang menepuk bahu gue. Gue melirik ke arah
orang itu. Oh My God! Dia Giovano! Gue cukup kaget ngeliat dia. Ya,
jantung gue sedikit berulah. Sedikit ya! SEDIKIT.+

"Eh, Vano, ada apa nih? Tumben nyapa gue. Hehehe." Di sertai dengan
cengiran khas gue.+

"Eh, ra, cuma mau nyapa doang kok. Gak boleh emang?" Dia memasang wajah
sok melasnya. Duh, dulu wajah ini yang bisa bikin gue luluh. Sekarang?
Sudah mulai berkurang kok.
+

"Duh, kirain gue ada apaan, haha"+

"Mau pulang bareng sama gue?" Ih, dia apaan coba? Gue udh coba buat move
on sama dia. Dianya malah minta nganterin gini. Argh!
+

"Eumm, mau gak ya? Haha" gue bingung sekarang.+

"Ayo ah, gue anter. Ntar gue yang bilang sama Bang Vino deh." Tanpa
aba-aba dari gue, dia narik gue seenaknya. Kok jantung gue deg degan
gini ya? Nggak, gak boleh, gue gak boleh kayak gini. Gue kan mau move on!+

Akhirnya gue di anter sama Vano. Ya tentunya dengan izin Kak Vino. Gak
mungkin kan dia nyulik gue. +

Gak kerasa, kita udah nyampe di rumah gue. Gue ajakin dia masuk dulu,
tapi dianya gak mau. Yaudah deh, kalau dia lama-lama di deket gue juga,
nanti gue malah jadi gagal move on. Kan gak lucu.+

**********+

Mungkin sekarang deh waktu yang pas buat balas dendam atas perlakuannya
Kak Vino. Hahaha. +

Gue laper nih. Pas banget kan. Gue menelpon restaurant makanan korea
kesukaan gue sama kak Vino. Gue memesan banyaaaaaak banget makanan.
Kenapa gue mesen banyak? Karena yang bakal bayarin ini semua, Kak Vino.
Yaaa, fyi, dia itu paling gak mau ngeluarin uang banyak, sekalipun buat
traktir adeknya sendiri. Ya kalaupun dia bayarin apa yang gue mau, kalau
dianya lagi mood aja. Itu pun cuma beberapa kali dalam seumur hidup
guys. Kurang pelit apa tuh orang? Mungkin sekarang waktu yang pas buat
gue minta traktir dia, hahaha.+

Gak lama kemudian, makanan gue dateng. Gue buru-buru ke bawah, takut
keduluan Kak Vino. Gue menerima pesanan makanan yang banyak itu.+

"Eh, mas, tunggu dulu yaa, nanti yang bayarnya turun. Bentar ya." Gue
memanggil Kak Vino.
+

"Baaaang, ada yang mau ketemu nih. Turun cepet!!" Setelah itu, gue naik
ke kamar dan mengunci kamar gue. Hahaha. Rasain tuh bang! +

Selang beberapa menit...+

"AELKA AFARA LEWZ! GANTIIN UANG GUE!!!" Terdengar teriakan dari bawah.
Hahaha.

"OGAH! GUE GAK MAU! HAHAHA"

Yeah, rencana gue berhasil!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience