Bab 10

Romance Completed 482

"Ali dimana?" tanya Prilly tergesa"

"Aki masih didalam" ucap Kevin

Prilly menangis

"kenapa bisa Ali masuk rumah sakit?" tanya Prilly yang masih menangis

"selama 2 hari, Ali tidak mau makan, dan Ali punya penyakit maag, tadi Alijuga muntah darah" ucap Dika

"lo yang sabar Pril" ucap Mila

"ini salah gue Mil, andai aja gue dengar penjelasan Ali, mungkin Ali gak ada disini" ucap Prilly

Mila memeluk Prilly

"ini bukan salah lo Pril, ini udah takdir nya Ali" ucap Ichelle

"iya Pril, lo jangan salahin diri lo sendiri" ucap Kevin

Dokter keluar dari ruang UGD, mereka semua berdiri

"gimana Dok keadaan teman saya?" tanya Kevin

"teman ada mengalami koma" ucap Dokter

"koma Dok?" tanya Mila

"iya" ucap Dokter

"kira-kira berapa lama Dok?" tanya Ichelle

"kalau soal itu saya belum tau, cuman Allah yang tau, kalian berdoa kepada Allah supaya teman anda cepat sadar" ucap Dokter

"kalau gitu saya permisi" lanjut Dokter

"iya Dok" ucap mereka semua kecuali Prilly

Dokter itu pergi dari hadapa mereka,tak lama keluar dua suster dari ruang UGD sambil membawa Ali

"mau dibawa kemana Sus?" tanya Kevin

"mau dipindahkan ke ruang rawat" ucap suster

dua suster itu membawa Ali ke ruang rawat, mereka semua mengikuti dari belakang, tak lama mereka sampai di ruang rawat

"makasih sus" ucap Kevin

"sama-sama, kalau gitu kami permisi" ucap suster

"iya" ucap Kevin

dua suster itu pergi dari ruang rawat Ali, Prilly duduk di samping bangsal Ali

"maafin aku Li, andai aja aku dengar penjelasan kamu, mungkin kamu gak akan ada disini" ucap Prilly sambil menangis

*1 minggu kemudian

"Pril, mending lo makan, udah beberapa hari ini lo gak makan" ucap Mila

"gue gak lapar" ucap Prilly

"nanti lo sakit Pril" ucap Mila

"gue bilang gak lapar, yah gak lapar Mil" ucap Prilly

Prilly masih dalam pendiriannya, Mila dan Ichelle hanya bisa menghembuskan nafasnya melihat Prilly yang tidak mau makan, tangan Ali bergerak, Prilly melihat tangan Ali bergerak

"tangan Ali bergerak" ucap Prilly senang

Kevin langsung memanggil Dokter, tak lama Dokter datang, dan langsung memeriksa Ali

"gimana Dok keadaannya?" tanya Prilly

"alhamdulillah pasien sudah melewati masa komanya" ucap Dokter

"alhamdulillah" ucap mereka semua senang

"setelah ini, pasien langsung diberi makan" ucap Dokter

"baik Dok" ucap Kevin

"kalau gitu saya permisi" ucap Dokter

"iya Dok" ucap mereka semua

Dokter itu pergi dari ruang rawat Ali, Prilly duduk disamping bangsal Ali sambil memengang tangan Ali, Ali membuka matanya

"gue dimana?" tanya Ali saat sudah sadar

"kamu dirumah sakit" ucap Prilly

"Pril, kita ke kantin yah" ucap Kevin

"iya" ucap Prilly

mereka keluar dari ruang rawat Prilly, tinggallah Prilly dan Ali berdua

"Prilly" ucap Ali

"iya" ucap Prilly

"bukannya kamu marah sama aku" ucap Ali

Ali bangun dari tidurnya

"kamu mau apa?" tanya Prilly

"aku mau duduk" ucap Ali

"sini aku bantu" ucap Prilly

Prilly membantu Ali duduk

"aku minta maaf, andai aja aku dengarin penjelesan kamu, mungkin kamu gak akan ada disini" ucap Prilly sambil mengeluarkan cairan bening dari matanya

"ini bukan salah kamu kok, ini udah takdir" ucap Ali

"kamu jangan nangis, aku gak suka liat kamu nangis" lanjut Ali sambil menghapus air mata Prilly

"aku minta maaf" ucap Prilly

"iya aku maafin" ucap Ali

"aku boleh jelasin soal kemarin?" tanya Ali

Prilly mengangguk

"sebelum itu aku minta maaf udah bohong sama kamu" ucap ALi

Prilly mengangguk 

"waktu itu Fika sms aku, katanya penting banget dan itu menyangkut kamu, yaudah aku datang, aku bilang sama kamu ada urusan kan, dan itu urusan aku sama Fika, Fika nyuruh aku datang ke taman kampus, awalnya Fika baik, mau minta maaf sama kita berdua, dan dia bilang tidak akan lagi menganggu hubungan kita, yaudah disitu aku percaya, karna aku fikir Fika udah berubah, setelah aku maafin tiba-tiba Fika narik aku, nah disitu Fika cari kesempatan dalam kesempitan buat cium aku, disitu aku kaget banget, disitu juga aku mau lepas, tapi kamu datang, nah disitu kamu salah paham" jelas Ali

Prilly menangis mendengar penjelasan Ali

"kenapa nangus lagi sih, aku gak suka liat kamu nangis" ucap Ali sambil menghampus air mata Prilly

"aku minta maaf" ucap Prilly

"iya aku maafin" ucap Ali

"bener?" tanya Prilly

"bener" ucap Ali

Prilly memeluk Ali dan ALi juga membalas pelukan Prilly, Ali merenggakan pelukannya

"hmmmm... apa kita bisa balikan lagi?" tanya Ali

"bisa.... tapi dengan satu syrata" ucap Prilly

"apa syarat nya?" tanya Ali

"syaratnya... kamu jangan pernah lagi bohong sama aku, kamu bicara yang jujur aja" ucap Prilly

"aku janji" ucap Ali

"janji" ucap Prilly

"janji" ucap Ali

jari kelingking mereka menyatuh

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience