Hantu tanpa kepala

Horror & Thriller Completed 1946

Setelah 20 menit aku menghabiskan waktu di UKS, aku berencana untuk kembali ke aula, melihat seragam yang sedikit acak-acakan aku memutuskan untuk ke kamar mandi terlebih dahulu, tapi ketika aku melewati lorong aku mendengar suara yang sangat gaduh dari ruang PMR, terdengar seperti sesuatu yang terbanting berkali-kali.

Ketika aku melewatinya aku tak melihat benda berserakan, bahkan ruangan itu kosong tanpa penghuni. Aku yakin betul bahwa suara itu keluar dari ruangan ini. Aku segera beranjak dari sana dan ketika aku berbalib arah sekelebat bayangan putih melintas di belakangku, namun ketika aku memastikan keadaan tak ada siapapun di sana.

Aku mengurungkan niatku untuk ke kamar mandi dan segera bergegas kembali ke aula untuk melanjutkan lomba.

Dua hari kemudian
Aku pikir aku akan bernapas lega setelah beberapa hari menjadi orang gila, tapi ternyata salah semua semakin menjadi-jadi dan kali berawal dari Naura yang meninggalkan laporan lab-nya di ruang OSIS.

Kami berdua memang aktif di kegiatan pramuka, dan kali ini pengurus pramuka dan OSIS sekolah menyusun kegiatan bersama yaitu persami yang akan kita laksanakan satu minggu ke depan.
Dan kebetulan sekali pihak dari pengurus OSIS mengajak kami untuk berkumpul di ruang OSIS setelah jam pelajaran berakhir.

16:00
Jam pelajaran pun berakhir, setelah menyelesaikan praktek di lab kami berdua segera menuju ke ruang OSIS, sejauh ini semua berjalan lancar tapi tidak setelah kami memutuskan untuk mengakhiri rapat, aku melirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Naura, ternyata udah jam 17:45, untung banget ya kalau udah selesai."

"Iya Ke, lagian capek banget aku, yaudah yuk pulang."

Di pintu gerbang
Aku melirik Naura yang sibuk mengobok-obok isi tasnya.

"Ke, tolong bawain," ujar Naur menyodorkan map putih kepadaku.

"Ke, kabar buruk, kertas laporanku hilang, aduh dimana ya?"

"Lah, kok bisa sih Ra? coba cari di sini!" sahutku mengembalikan map itu.

"Nggak Ke, aku ingat nggak buka map itu tadi."

"Yaudah kalau gitu kita cari di dalam."

Kami berpencar untuk mencari kertas itu, aku berlari ke ruang OSIS dan Naura berlari ke arah lab, beruntung sekali ruangan itu belum terkunci, aku mulai memasuki ruangan dan mencari-cari di segala titik ketika aku membungkukkan badan aku melihat sekelebat bayangan hitam dari arah luar.

Dan sesegera mungkin aku mencari kertas itu yang akhirnya kutemukan di bawah meja belakang. Namun hal tak terduga terjadi dari sela-sela kaki meja aku melihat seseorang berpakaian seperti seragam tentara berdiri di depan pintu, dan saat aku memastikannya sosok itu memegang kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Beberapa menit kemudian
Samar-samar aku mendengar suara Naura dan Ricko, dan beberapa lagi yang entah siapa mereka.

"Ke, Ke kamu sudah sadar?" ujar Naura berjalan menghampiriku.

Aku hanya mengernyitkan kening mendengar ucapannya.
Aku heran dengan apa yang baru saja terjadi pada diriku.
tidak lama kemudian terdengar suara adzan maghrib.

"Tepat, sudah waktunya sholat, yuk ke musholla, kamu masih kuat kan?" ajak Ricko.

Aku hanya menganggukan kepala, mengiyakannya.
Dan setibanya di musholla, lagi-lagi aku melihat sosok putih yang terlihat tak menyeramkan, aku tak merasakan apapun seperti aku melihat "mereka" yang sebelumnya.

Selesai sholat kami memutuskan untuk segera pulang.

"Kamu tahu nggak Ke, si Ricko shock banget waktu tahu kamu pingsan," goda Naura.

"Nah terus? heran deh bukannya dia audah pulang?"

"Dia ada basket tadi, kebetulan aja bola minjem sekolah, waktu balik dia tahu kamu udah pingsan di ruang OSIS."

"Ehm, ngomong-ngomong kamu kuat pulang sendiri?" ujar Ricko yang tiba-tiba muncul di belakang kami.

"Kuat kok, tenang!"

"Aduh Ko, jangan percaya Keke, mending kamu antar dia pulang," sahut Naura.

"Yaudah ayok," Ajak Ricko.

Aku berusahan menolak tapi sayang Naura semakin memojokkanku. Dan apa boleh buat aku terpaksa menyetujuinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience