Lama - kelamaan , dia sedar ibunya tiada di rumah . Panggilan tidak
dijawab . Sebelum ibu pergi pun , ibunya sering pulang lewat malam dan
sering memarahi mereka . Kadangkala , ibu mabuk dan lupa untuk
mendirikan solat .
Zahera membantu Darlia melipat selimut dan menyusun bantal di kamar itu
. Mereka merapikan katil itu setelah melepaskan lelah pada waktu malam
agar tampak kemas . Mereka sudah diajar begitu oleh arwah Encik Mustafa .
Mereka kemudian menapak ke bilik air . Hanya mereka di rumah itu
setelah ditinggalkan Puan Kartina seminggu lalu . Sunyi . Terkadang dia
teringat akan arwah ayahnya .
Seusai mengambil air wudhu ' , mereka memakai telekung . Telekung itu
pemberian opah mereka , Nek Su . Darlia berniat untuk menghubungi opahnya
agar dapat dapat tinggal bersama opah . Namun , dia takut jika ibunya
tahu tentang hal itu . Mereka mulai solat secara berjemaah . Solat
berjemaah dapat memberikan kita 27 kali pahala berbanding solat sendirian .
Setelah doa habis dibaca , Zahera terus terbaring . Mengantuk benar
nampaknya . Darlia tersenyum . Dia lantas melihat jam tangannya . Waktu
menunjukkan pukul 5 . 45 pagi . Darlia bingkas bangun untuk turun ke dapur .
Share this novel