Darlia mambuka pelupuk mata dengan besar . Dia melihat sekeliling .
Adiknya , Zahera sedang nyenyak dibuai sang mimpi . Entah kapan agaknya
dia akan mencelik . Zahera tiba - tiba bersin . " Haachumm ! "
Darlia terkejut .
Zahera terjaga . Dia menggosok kelopak matanya . Sepet benar . Persis
Darlia , mereka berdua mewarisi mata sepet oleh arwah ayah mereka .
" Diah , jom solat dulu . Nanti nak pergi sekolah , dik . Mari . "
ajak Darlia . Dia sedar akan tanggungjawabnya sebagai kakak di rumah itu
. Bak kata orang ' melentur buluh biarlah dari rebungnya . ' .
" Baik , kak . " jawab Zahera perlahan . Sebenarnya , dia agak berat
untuk memenuhi permintaan kakaknya . Namun , dia tidak boleh membantah .
Dia sedar kakaknya akan menggantikan tempat ibu .
Ibu mereka telah meninggalkan mereka setelah menjadi balu . Dia
kemudian memilih untuk meninggalkan tanggungjawabnya demi seorang lelaki
yang menjadi suami orang . Ketika itu , Darlia masih berumur 12 tahun .
Belum cukup mengerti .
Share this novel