BAB 10

Romance Completed 9175

Aku memandu dengan hati yang tak tenteram. Beberapa kali aku dihon pemandu lain kerana cara pemanduanku yang kurang berhemah pada malam ini.

Sewaktu aku memutarkan stereng untuk masuk ke simpang, tangan kiriku digenggam oleh tangan kanan Juwa, "Sabar, abang."

Hati yang resah tadi tiba-tiba jadi nyaman. Pujukan lembut dengan hanya sebaris kata itu cukup buat aku tenang, "I'm sorry," ucap aku, lembut sambil mataku ini melirik kepada Juwa.

Juwa memandang aku, "Untuk?"

"Untuk tuduhan yang tak berasas abang, untuk kebodohan abang yang tak mempercayaikejujuran Juwa, untuk keraguan abang atas ketulusan hati Juwa. Untuk semua salah abang selama abang jadi suami Juwa. I should have known you better. Hati seorang Juwa, tak sebusuk macam apa yang sepupu-sepupu abang cakap. Hati seorang Juwa sangat mulia, semulia diri Juwa tapi abang senang aje percaya cakap-cakap orang," aku menggeleng, kesal.

Juwa hela nafas, "Juwa mengaku, hati Juwa sangat terguris, sangat terluka dengan abang, keluarga abang tapi..." dia tarik tanganku ke ribanya lalu digenggam erat, "...tapi hati Juwa ni walaupun terguris, terluka, berdarah bernanah, dia tak mampu nak ubah kenyataan."

"Kenyataan apa?"

"Walaupun terluka, hati ini akan sentiasa memaafkan abang sebab Juwa sayang abang, keluarga abang."

Aku membalaskan genggaman tangan Juwa. Kan aku dah kata, hati Juwa ni mulia?

"Terima kasih Juwa."

Juwa tersenyum lalu mengangguk!

Rumah nenda kelihatan meriah dengan lampu lip-lap-lip-lap, pelita di lama rumah. Aku pandang Juwa, Juwa pandang aku kembali. Aik, ceria benar rumah nenda malam ni!

"Tadi bonda meraung, kan?" Juwa jungkit kening pada aku.

Aku mengangguk, "Juwa dengar sendiri kan?"

"Tapi..." Juwa gigit bibir.

"Kenapa...?" aku sambung ayat Juwa.

"Rumah..."

"Nenda..."

"Meriah..."

"Ceria..."

"Sangat...?" Kami saling berpandangan.

Aku tarik tangan Juwa lalu aku menariknya ke pintu rumah. Aku lekapkan telingaku ke permukaan pintu, cuba mencari bunyi bacaan Yasin atau ayat-ayat suci lain. Aku pandang Juwa lalu aku menggeleng. Tiba-tiba pintu rumah nenda terbuka, luas. Aku dan Juwa sama-sama tercengang.

Nenda berdiri di depan kami bersama dengan ahli keluargakami yang lain dengan senyuman manis, "Dah balik cucu menantu nenda?"

Juwa tekup mulut pandang aku, "Nen... nenda..."

Aku pandang nenda dengan mata yang bertakung dengan air mata, "This is not funny, nenda."

"I'm not trying to be funny," nenda dekati aku dan Juwa yang masih tak melangkah masuk ke dalam rumah, "Nenda cuma nak jumpa cucu menantu nenda, cicit nenda semula. Nenda tahu, dengan penipuan yang macam ni baru dia nak balik tengok nenda, kan Juwa?"

Juwa tunduk. Kedengaran esakan Juwa, "Nenda tak baik tahu menipu! Dosa!"

"Juwa tak mau peluk nenda?" Nenda bersuara, perlahan.

Faliq didukungan Juwa aku ambil, "Nenda rindu Juwa..."

Tak menunggu lama, Juwa memeluk nenda! Erat, "Jangan buat lawak macam ni dah, nenda! Tak kelakar."

"Sayang juga kamu dengan nenda, ya?" Nenda mengusap belakang Juwa, beberapa kali.

"Juwa sayang je dengan nenda. Nenda yang tak sayang Juwa, nenda suka bebel-bebel dekat Juwa," tanpa sedar, Juwa merengek pada nenda seperti dia merengek kepadaku apabila dia merajuk! Comel!

"Siapa kata nenda tak sayang? Juwa sorang saja dalam rumah ni yang kisahkan pasal nenda. Yang tak melawan cakap nenda, yang tak pernah merungut bila nenda suruh itu ini, yang selalu dengar nenda membebel, yang malam-malam masuk bilik nenda minta maaf konon-konon takut layanan Juwa pada nenda terkurang. Cuma Juwa sorang saja yang nak melayan orang tua ni,"

Nenda menangis di bahu Juwa, "Nenda mengaku, nenda memang tak suka bila Faris pilih Juwa tapi lama-lama nenda akur, pilihan Faris memang terbaik. Bila nenda buka mata hari tu, tak nampak Juwa, nenda takut kalau nenda tak sempat nak minta maaf pada Juwa. Nenda sayang Juwa, kalau bukan sebab Juwa mungkin nenda dah tak ada dalam dunia."

Kerana kata-kata nenda itu, semakin kuat esakan Juwa dan aku turut terasa sebak. Dalam diam, aku menguntum senyum. Kata-kata nenda buat aku gembira. Allah akhirnya sudah buka hati nenda untuk Juwa!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience