Part III

Romance Series 1732

Semua buruh yang bekerja dikebun itu dikumpulkan tak terkecuali gadis yang mengenakan pakain lusuh,gadis itu cuma terdiam mendengarkan coletehan gadis buruh lainnya mengenai majikan mereka.

'Kamu tahu enggak juragan reno itu cakep pisan ya Allah'

'Akh kamu Beneran min'

'Iyalah orang aku tadi ketemu pas dia lewat sama kang malik,walaupun juragan reno udah ada yang punya aku mah siap jadi kedua juga enggak apa-apa'

'Sudah deh ngawur kamu min'

"Tolong diam,perkenalkan ini pak Reno adiwarman beliaulah pemilik baru perkebunan ini,juragan akan memantau perkebunannya untuk beberapa hari"ucap kang malik memperkenalkan secara singkat Reno adiwarman.

"Saya ingin kalian bekerja dengan baik diperkebunan saya dan pekerbunan ini akan saya pantau baik itu hasil perkebunan dan kerja kalian"tegasnya suaranya cukup manly,wajah tampan, sikap dingin dan tegasnya dapat mengundang ribuan bunga cantik dimana pun.

"Lis,juragan Reno cakep banget deh berasa lihat pangeran yang turun dari langit"sahut Rika ,aku memandangi Rika seolah bertanya,aku memang tidak memerhatikan dengan jelas kedua orang didepanku dan hanya menunduk.

"Apa?"tanyaku saat mengangkat wajahku kedepan dan memang pria itu cukul tampan dan tunggu aku sepertinya mengenali pria itu.

'Enggak mungkin dia pria yang tadi'

Pria yang kini berbicara panjang lebar didepan sambil menatap satu persatu buruh didepannya hingga mata hitam pekatnya berpapasan dengan mata bulat berwarna kecoklatan dengan bulu mata yang lentik,wajah gadis itu tampak pucat ketakutan saat dia melihatnya.

'Bukankah itu gadis bodoh yang menabrakku tadi?dan kenapa dia ketakutan,mata itu sangat cantik'

"Dan kalian sudah bisa pulang"kemudian pria itu pergi setelah mematap tajam gadis yang cukup jauh darinya.

"Lis...kamu enggak apa-apa kan?"Rika yang kaget melihat teman disampingnya tertunduk sambil meremas roknya,kenapa temannya ketakutan.

"I...iya apa dia sudah pergi?"tanyaku aku takut juragan Reno akan marah,aku sungguh tidak tahu pria itu pemilik kebun teh ini dan orang itu terus memandangiku dengan tajam,apa dia marah.

"Siapa?maksudmu juragan Reno"dan Lilis hanya mengangguk,keringat dipelipisnya terus menetes dia takut kalau sampai dipecat atau diusir dari perkebunan,mau makan apa dia dan simboknya kalau dia diusir dari tempat ini.

"Hahah....Lis...lis juragan Reno udah pergi yuk kita pulang ini udah sore loh kamu mau jadi mangsa pria disebelah lagi"goda Rika membuat gadis polos itu mengeleng kepala,dia ingat bagaimana para pria bejat itu melecehkannya untung saja ad warga
Yang menolongnya kalau tidak sudah habis dia jadi santapan buaya darat.

"Rika tunggu sebentar dong"jeritnya saat Rika sengaja berjalan lebih dulu,dia ketawa melihat temannya itu berlari sambil membawa capingnya.

"Kamu jahat Ri...masa kamu mau ninggalin aku"omelnya bukannya takut Rika malah terkekeh dia berasa diceramahin anak kecil.

"Yaudah enggak usah gambek ngapa Lis aku kan cuma bercanda gitu aja marah"ucapnya sambil mencubit pipi cabi milik Lilis jujur ia cukup iri melihat Lilis yang memiliki rupa hampir sempurna benar-benar alami cantiknya.

Mereka memang masih berusia tujuh belas tahun dan Lilis sudah mau menginjak delapan belas tahun,dimana dia seharusnya sudah berada dijenjang sma tidak seperti Lilis, Rika masih dapat merasakan dunia pendidikan hingga tingkat sekolah dasar karna ya faktornya seperti Lilis ekonomi yang tidak mencukupi.

Jalan yang mereka jalani bukanlah jalan yang berlapisi aspal tapi cuma batu kerikil,hari semakin gelap jarak rumahnya cukup jauh dari perkebunan,Lilis pasti sudah berlari ketakutan berjalan ditengah-tengah pohon besar yang terlihat menyeramkan jika saja tidak ada Rika temannya yang sangat pemberani ya Rika cukup tomboy karna dia hanya punya kakak laki-laki yang mengurusnya, kak bisma dia pria yang cukup sopan dan hanya bekerja disawah milik orang lain.

Hingga mereka berhenti dipersimpangan dimana ada dua jalan yaitu terus dan belok kiri.

"Dah Lis....hati-hati katanya kalau sudah gelap gini setan udah pada nongol loh"goda Rika setelah itu pergi kearah jalan yang berbeda dengan Lilis arah rumah mereka memang berbeda dan kini Lilis harus berjalan sendirian.

"Paling Rika cuma ngasal ngomongnya mana mungkin ada setan,"gumamnya sambil berjalan dan memeluk tubuhnya sendiri,tidak mungkinkan dia sudah berjalan dihutan ini selama bertahun dan dia baik-baik saja.

Srek!

hingga dia terhenti saat saat suara aneh terdengar disampingnya dan kini kedua mata berwarna coklatnya melihat kearah semak-semak sambil merapalkan doa Lilis berjalan kearah tempat itu karna penasaran.

Suaranya semakin keras dan dia melihat sesuatu berwarna putih hingga Lilis berlari karna ketakutan karna mengira melihat setan.

Seekor kelinci putih yang keluar dari semak-semak setelah Lilis pergi,kelinci kecil itu tampak sepertinya tersesat.

dilain tempat Lilis yang kini sudah sampai dirumahnya,dia mendesah lega dan mengucap syukur kepada gusti Allah.

"Kamu kenapa nduk?"ucap si mbok nya kaget melihat cucunya sedang ketakutan.

"Itu....a-anu mbok-"sahut Lilis gugup seperti orang yang ketahuan maling ayam.

"Anu apa toh nduk?kamu digodain pemuda kampung?" Si mbok nya tampak cemas dan menyuruhnya duduk.

"Itu....mbok.....Lilis ta-di lihat se-setan..
Hiks...hiks"ucapnya sesegukan sambil menangis ketakutan sambil memeluk si mboknya.

"Sudah....sudah .....Kamu mungkin cuma salah lihat tadi"mboknya mengusap punggung cucunya, Lilis hanya mengangguk kecil sambil terisak.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience