Part I

Romance Series 1732

Gadis Desa cantik dengan tubuh goals,kulit bersih sawo matang dan hidung mungi tapi memiliki sifat yang begitu polos hampir bodoh karna tak pernah mengeyam yang namanya pendidikan dan hanya tahu tentang menbersihkan rumah serta kerja dikebun teh milik juragan Reno,ia begitu memikat para pria diDesa tapi sayangnya hidupnya selalu dipenuhi duri dicampakkan saat berusia lima tahun oleh Ayahnya yang memilih wanita lain kemudian Ibunya yang meninggal karna memiliki penyakit kini dia tinggal bersama Simboknya yanh sudah tua dan hanya mengayam bambu pipis menjadi kerajang untuk membantu cucu semata wayangnya.

rumah kumuh yang tak layak disebut rumah lagi seperti gubuk tua kecil didalam hutan yang jaraknya terbilang cukup jauh dari rumah penduduk dan juga area perkebuanan teh hingga Lilis harus berjalan kaki untuk sampai kerumahnya sebelum melewati hutan terkadang Lilis mendapat perlakuan tidak senonoh dari pemuda Desanya saat melewati hutan yang cukup sepi.

"Mbok...Lilis pulang"Seru gadis dengan rambut dikepang satu kebelakang memanggil Simboknya.

"Iya Nduk kamu duduk dulu gih pasti kamu capek"sahut Simboknya sembari keluar dari dapur kecil dan agak rusak tapi terawat.

"Mbok....ini uang gaji Lilis hari ini"sembari menyondorkan uang pecahan lima belas ribu,Lilis bekerja dikebun teh dan gaji cuma Lima belas ribu setiap dua hari sekali menurutnya itu uang yang cukup banyak setidaknya dapat menganjal perut mereka berdua.

Senyum kecil yang terhias dibibir Simboknya,ia begitu bersyukur mendapatkan cucu yang begitu menyayanginya.

"hmm..Nduk sebaiknya kamu beli beras dulu diSunem berasnya udah mau habis"ucapnya Simboknya sambil menyondorkan uang lima ribu hasil anyamannya selama dua hari kecucunya.

"Iya,nanti Lilis beli beras tapi Simbok ambil aja uang Simbok lagi kan itu uang Simbok karna capek ngayam"ujarnya lembut ia tak tega harus mengunakan uang Simboknya cukup ia sudah merepotkan Simboknya selama dua belas tahun lebih karna merawatnya seorang diri,dengan lenbut ia menolak uang Simboknya.

"Tunggu bentar ya Mbok,Lilis bikin teh dulu pasti Mbok juga capekkan?"
Hanya anggukan kecil dari Simboknya yang dia terima,Simbok yang sedari tadi menunggu Cucunya selama Lima menit hingga sang cucu datang membawa nampan berwana hitam pudar dengan dua gelas teh.

"Maaf ya Mbok"sahutnya mengira mungkin Simboknya telah menunggu cukup lama,Lilis menaruh nampannya diatas meja minimalis dengan satu kursi rotan yang cukup memuat empat orang.


*******

"Mau pinjam lagi. Saya enggak salah dengar?" ucap wanita paruh baya itu dengan nada tinggi sedikit membentak gadis lugu didepannya.

"I-iya....lu-lusa Lilis baru bayar"gugup Lilis sambil menunduk, sudah beberapa kali dia mengutang di warung ini dan tentu saja bu rukma marah padanya.

"Ckck... bayar?emang kamu sanggup bayar utang-utang kamu yang udah menggunug itu"ledek bu rukma sambil memandang hina gadis miskin didepannya dengan tatapan mencemooh.

"Kali ini aja bu...beras dirumah Lilis udah habis dan uang gaji Lilis tadi mau dipake uang obat si mbok" memohon kepada wanita congkak didepannya,kalau minjam diwarung lain mereka semua tidak mau memberi Lilis pinjaman.

'Sana jauh-jauh dari warung saya,saya enggak terima pembeli yang cuma bikin saya rugi'

Selalu saja mereka memadang hina gadis itu,padahal Lilis selalu baik kepada mereka,apa karna miskin aku dihinan?.

"Ini kamu ambil!!!,udah sana pergi jangan bikin sial dagangan saya!!!"buk rukma menyondorkan katongan hitam sedang yang berisi beras kemudian mendorong punggung Lilis dengan cukup kasar keluar warungnya.

"Ma-makasih bu nant-"belum selesai Lilis ngucapin terimah kasih udah diusir.

"Sana pergi...awas kalau ngutang lagi ditempat saya"ancamnya dan Lilis dengan polosnya cuma mengangguk dan tersenyum membalas ucapan kasar dari bu rukma.

Dia capek meladeni orang-orang macam Lilis yang dikasih hati minta jantung emang dia pikir warung ini milik nenek moyangnya apa,bisa rugi kalau begini terus.

Lilis cukup senang si mbok bisa mencicipi nasi lagi,biasanya dia makan cuma ubi dan daun singkong yang dimasak sayur,dia berharap lusa dia dapat membayar utangnya dengan upah hariannya dikebun teh.

*lanjut gah nih readers kalau mau comentnya,maaf kalau jelek

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience