Part II

Romance Series 1734

Lilis yang terlihat sedang memetik daun teh yang bagus dan siap untuk dipanen langsung menoleh ketika namanya dipanggil oleh teman kecilnya yang berlari terbirit-birit kearahnya.

"Lilis!!!"jerit seorang gadis seumuran Lilis sambil berlari terbirit-birit memengangi topi yang terbuat dari bambu pipih dikepalanya.

"Kenapa Ri?kok kamu lari-lari?"tanya Lilis kebingungan melihat teman kecilnya,Rika tersenyum kecil kearahnya kemudian berhenti tepat didepanya sambil mengambil ngos-ngosan,Rika yang memakai rok selutut dan baju berlengan panjang hampir mirip yang dikenankan Lilis dan juga gadis Desa lainya.

"Heheh...Lis kamu tahu enggak?-"ucapnya langsung kepotong dan sedikit kesal.

"Enggak Ri,emang ada apa?pak Saleh ngasi gaji tambahan?"sahutnya gambira karna mengira dapat gaji tambahan padahal kemarin baru juga dikasih gaji.

"Lilis...Lilis biarin Rika ngomong dulu kek,itu loh Juragan Reno bakalan datang kemari liat-liat kebunya"ujarnya sambil cengegesan, senyum-senyum sendiri.

"Owh ....kirian kenapa?!"acuhnya tak peduli kemudian melanjutkan kerjanya.

"Elah Lis...Lis kamu kok biasa-biasa aja,kamu enggak seneng Juragan Reno bakalan kemari?"dia heran menatap teman kecilnya,dia tahu kalau Lilis gadis yang lugu dan polos.

"Emang kalau Juragan Reno datang dan Lilis sambutnya senang bakalan dapat gaji tambahan ya Ri?"mata Lilis yang berbinar-binar berharap tebakanya benar,kalau benar kan bisa nambahin buat beli ikan supaya enggak makan sayur asem sama nasi doang.

"Huft...Lis sekali-kali kek bahasnya jangan gaji doang ,bahas cowok kek misalnya Jurangan Reno atuh"kesalnya terhadap Lilis yang kaya enggak peduli banget soal cowok,Rika hanya mendesah pelan, dia mencoba ngerti karna Lilis selalu dapat perlakuan yang tidak baik dari kaum Adam.

"Hmm..Lilis tahu kok Jurangan Reno tuh cakep pisan tapi Lilis enggak mau ngayhal kemana-mana kaya kamu,cukup Lilis tahu diri aja"ucapnya toh dia cuma gadis Desa miskin dan bodoh sedangkan Juragan Reno mah enggak bisa disandingi sama dia.

"Ikh..Lis mah kalau jodoh atuh enggak ditahu lah sapa tahu kamu jodohnya atau....ya mungkin aku....heheh"kekeh kemudian membantu Lilis memetik daun teh dan memasukkannya kekerajang masing-masing,Lilis yang cuma geleng-geleng kepala lihat kelakuan temannya yang satu ini.

"Ya udah Ri,Lilis mau kegudang dulu naruh daun tehnya karna udah penuh"ucapnya kemudian mengangkat kerajang yang terisi duan-daun teh yang cukup berat untuk dipikulnya walau begitu dia harus kuat cari uang supaya bisa hidup besok.

Lilis yang berjalan menuju kegudang yang jaraknya cukup dekat dari kebun,kadang ia tersenyum menbalas ketika dipanggil atau disapa oleh pekerja buruh lainnya,peluh keringat mengucur dari tubuh mungilnya ia cukup lelah apalagi tadi pagi harus terburu-buru kekebun dan lupa untuk sarapan.

"Lilis harus kuat demi Simbok"batinya

Jalannya yang agak linglung dan lemas coba ia paksakan untuk tetap berjalan hingga dia tak sadar bahwa ada orang yang mengawasinya dari jauh,tampak orang itu berjalan kearahnya dan tepat didepan Lilis yang sedang berjalan.

Bugh!

"Akh..maaf"sahut Lilis yang terjatuh bersama keranjangnya lalu menatap orang yang ditabraknya itu.

"Bodoh!!"gumam Pria didepan Lilis yang menatapnya intens dan mengintimidasi kepada gadis dibawahnya kemudian membantu gadis itu berdiri.

"Maaf....hmm Lilis enggak sengaja...maaf "tuturnya sedikit menunduk tak menatap orang didepanya.

"Dasar bodoh"gumam pria itu lagi membuat Lilis kebingungan.

"Apa?"sahutnya sambil mendonga menatap Pria yang ditabraknya,dia cukup terpesona dengan Pria didepannya yang memiliki wajah yang tampan dan cukup tinggi tak seperti Pria Desa umumnya.

"Kamu bodoh kalau capek istirahat bukanya kerja terus"ujarnya terus menatap mata gadis didepanya.

"Itu...anu-"ucap Lilis terbata-bata,dia sangat takut dengan pria didepanya yang terus menatapnya kemudian mengalihkan pandangannya kesamping.

"Siapa namamu?"sambil berjalan mendekat kegadis itu

"Hmm...Lilis"jawabnya kemudian agak mundur kebelakang,Pria itu mengerinyit bingung melihat tingkah gadis didepanya hanya satu kata dikepalanya tentang gadis itu 'polos'.

"Kamu disana kemari!!"ucapnya agak keras memanggil seorang Pria yang sedang bekerja agak dekat dengannya sampai membuat Lilis memalingkan wajahnya kePria itu.

"Ada apa tuan?"sahut pria paruh baya yang juga bekerja disini,tampak menunduk hormat didepan pria didepanya.

"Angkut kerajang itu kegudang teh, sekarang"perintahnya membuat tanda tanya dikepala Lilis.

"Baik tuan"kemudian pria peruh baya itu mengambil kerajang teh Lilis setelah membereskannya karna separuh teh didalamnya tumpah tadi lalu pergi membawanya kegudang.

"Tuan?"tanya Lilis menatap orang didepanya.

"Apa kau tak mengenalku?"dan Lilis hanya mengeleng polos.

"sudah berapa lama kau bekerja disini? ingat jangan paksakan dirimu bekerja,gajimu tidak akan bekurang kalau kau istirahat sebentar"ucap pria itu dingin menatap gadis cantik didepannya dan berjalan melewati Lilis yang masih bingung,ketika sadar Lilis berbalik melihat Pria itu tapi Pria itu sudah tidak dapat dilihatnya lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience