Part V

Romance Series 1734

"Akh....sa..sakit....tuan....pelan...pelan" jerit gadis itu membuat para pelayan yang lewat didepan kamar tuan mereka menatap ibah dan curiga,sedang apa tuan mereka dengan seorang gadis didalam kamarnya.

"Makanya diam....bentar lagi kok ini"geram seorang pria yang menunduk didepan seorang gadis,kedua pembantu wanita yang berada didepan kamar majikannya takut masuk kedalam untuk mengantarkan makan siang kepada tuan mereka.

'Yul kamu aja yang masuk deh aku takut ganggu acara tuan'

'Akh.....kamu pikir aku enggak takut Ci...apa kita taruh aja didepan pintu'

'Jangan Yul nanti tuan Reno marah...kan enggak sopan kalau naruhnya didepan pintu'

'Terus gimana dong Ci,gadis itu siapa sih ?'

Didalam kamar gadis yang berada didepan Reno terus terisak membuat Reno tampak kualahan menghadapi gadis cengeng,dia menunduk sambil menekan pelan handuk kecil itu kelutut gadis didepannya.

Lilis yang terisak karena lututnya terasa perih dan Reno harus mengopres lutut Lilis dengan air dingin supaya bengkaknya tidak parah dan memberinya sedikit salep.

"Sudah jangan menangis lagi"ucap Reno menatap Lilis yang sudah tidak menangis,terlihat jelas bekas air mata dipipinya padahal lutunya cuma bengkak sedikit.

"Ma-maaf sudah merepotkan tu-tuan"gagap Lilis sambil menunduk dan Reno menghela nafas pelan kemudian mengusap rambut Lilis lembut untuk menenangkan Lilis,gadis didepannya seperti anak kecil dan itu menguji tingkat kesabarannya.

"Sudah... tidak apa-apa..aku yang seharusnya minta maaf karna menabrakmu tadi"ujarnya lembut dan tersenyum kecil ketika gadis itu mendongak,setelah itu Reno pergi kekamar mandi untuk sambil membawa ember kecil yang berisi air dingin berserta handuk kecil yang sudah basah.

'Ternyata tuan Reno orang baik'

Pertama kali melihat Reno, Lilis mengira Reno itu sama seperti pria lainnya yang jahat, apalagi ucapan dingin Reno waktu pertama kali mereka bertemu,itu membuat perkiraannya tentang Reno. bertambah kuat bahwa orang kota itu sombong dan angkuh.

lututnya kini sudah tidak terlalu sakit,dia terdiam sambil memikirkan cara membayar utang-utangnya,dia bingung harus cari uang kemana lagi bukan cuma bu Rukma yang menagih utangnya tapi penjual lainnya juga,jujur dia tidak mau berhutang cuma mau diapa kondisi keuangannya tidak mencukupi dan perut tetap harus diisi dengan nasi setiap hari.

Alasan mengapa Lilis seminggu yang lalu tidak memakai uang hasil berkebunnya untuk membeli beras di bu Rukma karna dia harus menyimpan uang itu untuk pengobatan Simboknya.

Tok!tok!

Lilis berbalik ketika mendengar suara ketukan yang cukup keras dan saat itu juga Reno keluar dari kamar mandi dan langsung menatap kepintu.

"Masuk saja"ucap Reno kemudian berjalan kedekat ranjang dimana gadis itu duduk sambil menunduk,apa wajah nya begitu menakutkan hingga gadis didepannya ketakutannya.

"Tuan makanannya"ucap salah satu pelayan itu yang bernama Yuli sambil memengang nampan dan wanita didekatnya cuma berdiri memengang nampan yang berisi makanan.

Salah satu pelayan itu memandang gadis didepannya dengan tatapan tidak suka,Reno sama sekali tidak memperhatikan kedua pelayan itu kemudian mengalihkan tatapannya dari Lilis ke salah satu pelayan itu.

"Taruh saja disana dan kalian boleh keluar"dan kedua wanita itu langsung pamit keluar kemudian Reno menyuruh gadis didepannya untuk makan walau dengan sedikit ancaman.

'Ckc!gadis jalang,awas saja kau' salah satu pelayan itu keluar dengan sedikit geram ketika tahu,siapa gadis yang dibawah oleh tuan mereka.

"Makan sampai habis"Lilis mengangguk mendengar permintaan tuannya padahal dia ingin langsung pulang saja tadi malah dibawa pergi kesini oleh tuannya.

Reno cuma duduk didekat Lilis sambil memperhatikan tingkah malu-malu Lilis entah kenapa wajah itu tak asing dimatanya,dimana dia pernah melihat gadis ini bukankah mereka baru dua kali bertemu tapi rasanya sudah lama.

Piring berisi bekas makanan itu Lilis taruh diatas meja dan meminum air didekat piringnya hingga tandas,Reno langsung berdehem pelan untuk mengalihkan pikirannya.

"Kamu tinggal dimana?"tanya Reno dengan nada beku hingga Lilis menatapnya dengan tatapan polosnya,kedua tangan Lilis meremas roknya entah kenapa dia langsung merasa takut dengan pria ini.

"Didalam hu-hutan tu-tuan"gugup Lilis kemudian menunduk lagi ketika Reno menatapnya intens sambik mengigit bibir bawahnnya apa dia salah bicara.


*********

Rasa cangung mengisi suasana didalam mobil,Reno mengemudikan mobilnya melewati jalan setapak sedangkan gadis didekatnya cuma diam dan sesekali melirik kearah jendela mobil,dia tak berani menatap tuannya karna merasa sudah merepotkan tuannya.

"Kamu gadis waktu itu bukan"ucap Reno memecahkan keheningan sambil menatap kedepan dan kali ini dia harus fokus karna tidak ingin mencelakakan orang lagi.

"A-apa?"tanya Lilis bingung dengan perkataan tuannya.

" kamu gagap?"Reno bingung kenapa gadis ini setiap diajak bicara selalu gagap,dia bukan gadis gagapkan?.

"Tidak tuan"kilah Lilis karna di kira gagap dengan nada tinggi membuat Reno terkejut kemudian terkekeh kecil tanpa diketahui oleh gadis itu,makhluk didekatnya cukup lucu dan polos.

"Ma-maaf"ucap Lilis dengan nada memelas karena berbicara tidak sopan tadi.

"Tak apa....kau beneran gadis bodoh itu...hmm maksudku kau gadis yang menabrakku waktu itukan"Reno sedikit bersalah karena mengatai gadis itu bodoh.

"Iya tuan...maaf"kali ini suaranya tidak gagap dan Reno hanya menganguk saja.

"Apa yang kau mau bekerja dirumahku?"tawar Reno kemudian melirik sedikit ke Lilis untuk melihat respon gadis itu,dia hanya ingin memberi gadis pekerjaan yang lebih baik daripada jadi buruh diperkebunannya, ya sekalian hitung-hitung minta maaf.

"Tapi tuan...hmmm.."aku bingung ingin menolak nanti dikira enggak sopan atau terima aja, tapi kan enggak enak sama tuan Reno.

" kamu besok kerja dirumah saya dan gajinya juga lumayan,besok dirumah saya..kamu bisa bicarain sama paman Malik tentang pekerjaanmu"tutur Reno hingga dia menemukan sebuah rumah didalam hutan walau tak terlalu dalam,cukup mudah menemukan rumah ini karena jarang ada warga yang tinggal dihutan.

"I-iya tuan terimah kasih"gumam Lilis kemudian dia berusaha membuka pintu mobil,Reno yang menghentikan mobilnya kemudian melihat kesamping dan tampak gadis itu sedikit kesusahan.

"Sini, biar saya bantu"Reno menjulurkan tubuhnya kesamping hingga tepat didepan Lilis ,kini mata Lilis melotot kaget dan menahan nafasnya melihat tuannya sangat dekat dengan tubuhnya.

"Hmkh!kamu sudah bisa bernafas sekarang"deheman Reno menyadarkan Lilis yang mematung sedari tadi,Reno menarik tubuhnya setelah membuka pintu mobil dan mendorongnya keluar hingga terbuka lebar.

"Saya permisi tuan,Si mbok pasti sudah khawatir"ucap Lilis dan Reno memandang kearah Lilis sambil mengangguk.

"Oke saya pergi dulu dan ucapin salam saya untuk simbok mu" ucap Reno cukup keras ketika Lilis sudah berada diluar mobilnya,kemudian dia memutar mobilnya untuk pulang setelah melihat simbok Lilis keluar dari rumah, dia dapat melihat Lilis dan simbok Lilis yang tampak cemas dari kaca spion mobilnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience