Janji Hati

Romance Series 2107

Waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi. Kavi merasa tidurnya kali ini tidak seperti tidur yang kemarin kemarin. Kali ini, Kavi merasakan dirinya yang kian gelisah.

"Apa yang telah kukatakan pada gadis itu?" Ia bersuara mengikuti hatinya yang semakin gelisah

Ia memutuskan untuk bangun dari tidurnya dan keluar dari kamar untuk pergi menuju kamar Roshi yang berbeda dari lantai kamar tidurnya. Rumah yang besar tanpa penghuni, tidak membuat Kavi merasa takut untuk naik ke lantai atas dan melihat keadaan Roshi yang membuatnya sedari tadi merasa gelisah. Ia membuka pintu kamar adik adopsinya itu dan melihat Roshi sedang tertidur pulas.

"Gadis ini sungguh sexy." Ujarnya setelah melihat Roshi yang tidur hanya dengan menggunakan tank top berwarna biru kesukaannya. Tapi, pandangan Kavi tidak terlalu jelas melihat Roshi yang menutupi tubuhnya selimut putih yang melindunginya dari kedinginan di setiap malam. Kavi memutuskan untuk mendekat dan berniat untuk membuka selimut putih yang menutupi tubuh Roshi itu dan makin memperjelas pandangannya. Tapi, kesekian kalinya Kavi merasa gagal.

"Astaghfirullah!" Iman yang dibangunnya selama ini membuat dia secara refleks istighfar dan masih mengingat Tuhannya.

Kavi memutuskan untuk kembali ke kamar tidurnya dan mencoba mencari bermacam aktifitas yang membuatnya lupa akan Roshi. Ia menyalakan televisi di kamar tidurnya dan Roshi masih menjadi alasan kegelisahannya. Ia mematikan televisi-nya yang tak bermanfaat untuk suasana hatinya saat ini dan membuka handphone-nya. Kavi membuka galery foto di hp nya dan banyak sekali foto selfie Roshi yang tersimpan di hp nya. Memang saat Roshi memegang hp Kavi, ia hanya melakukan kebiasaan buruknya yang sangat disukai Kavi, yaitu selfie. Roshi sama sekali tak memikirkan kapasitas memori hp Kavi, kapasitas yang membludak nyaris didominasi oleh foto Roshi yang mencapai ribuan foto. Kavi sudah pernah memutuskan untuk menghapus sebagian foto Roshi yang ada di hp nya, tetapi setelah Roshi mengetahuinya, ia marah besar dengan Kavi hingga ia tidak mau berbicara dengan Kavi selama tiga hari. Kali ini, saat Kavi memandang ribuan foto Roshi di hp nya, ia mengingat momment dimana Roshi marah karenanya, kelucuan dan keimutan Roshi membuatnya tertawa melihat foto Roshi di galery hp nya.

Kavi menelfon sekretaris nya dan memberitahu bahwa ia tidak bekerja hari ini. Entah kegalauan apa yang membuatnya malas bekerja hari ini. Pastinya, semua ini karena ia terus terusan memikirkan Roshi. Saat matahari sudah mulai memancarkan cahayanya, Kavi merasa perutnya sangat lapar. Ia memutuskan untuk pergi ke dapur. Ternyata, Roshi masih marah dengannya sampai ia tidak memasakkan sarapan untuknya pagi ini. Tapi ia sama sekali tidak membalas marah kepada Roshi, ia memutuskan untuk lebih mengalah. Ia mengambil bungkus nugget dari kulkas, dan memasaknya sendiri tanpa disediakan Roshi lagi.

"Dari mana kamu belajar cara menghidupkan kompor gas?" secara tiba tiba Roshi datang dari belakang dan meledeknya yang sama sekali tak pandai memasak bahkan menghidupkan kompor gas.

"Dari pacar!" Jawab Kavi, singkat.

"Oh gitu? Bagus deh! Masakin buat aku sekalian ya."  Dasar gadis yang nakal, untung saja Kavi masih bersabar dengan tingkah manjanya.

Setelah makan dan merasa kenyang, Roshi dengan tingkah manjanya mengajak Kavi untuk liburan hari ini. Karena cinta butanya, Kavi pun tak bisa menolak permintaan gadis pujaannya itu. Mereka memutuskan untuk berlibur ke salah satu danau terkenal di Indonesia, dan singgah di salah satu hotel yang tak lain masih terdapat kepemilikan saham Kavi di dalamnya. Kavi tidak bisa menuruti permintaan Roshi yang ingin menginap di hotel ini dan ia memberikan sedikit pehaman kepada Roshi, dan untungnya Roshi pun memahaminya.

Untuk mengelilingi danau yang cukup luas ini, Kavi menyewa salah satu kapal kecil yang khusus hanya untuk ia dan Roshi di dalamnya. Roshi pun merasa bahagia dengan sikap spesial Kavi kepadanya.

"Terimakasih kak, aku cukup berbahagia hari ini!" ia memilih memegang erat kedua tangan Kavi dalam mengungkapkan cara berterimakasihnya. "Tetaplah berbahagia, kakak bahagia melihat senyummu." Meski ia belum berani mengungkapkan perasaannya kepada Roshi, tetapi ia berani menunjukkan sikap romatisnya dengan segala macam tingkah lakunya yang berlebihan.

Di tengah danau yang luas ini, aku berjanji pada diriku. Aku akan mendapatkannya! Ia gadis yang kucintai, sebelum usianya genap 20 tahun, aku harus menjadi pacarnya!

Di dalam hati Kavi, ia selalu memendam perasaannya terhadap Roshi. Kali ini, Kavi tak lagi mau terus terusan menjadi seorang pecundang yang hanya bisa berkhayal tanpa berbuat. Dalam tiga bulan kedepan adalah ulang tahun Roshi yang ke 20, dan ia memutuskan untuk tidak akan melewatkan pernyataan cintanya kepada Roshi di ulang tahunnya yang ke 20.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience