Restu datang Terlambat

Romance Series 2107

Setelah permainan dahsyat yang sangat melelahkan pada malam itu, Kavi semakin menunjukkan kasih sayang dan sikap romantisnya pada Roshi. Begitupun dengan Roshi, ia seakan tidak ragu lagi untuk bemesraan dengan Kavi.

Malam itu bukanlah malam yang sia sia bagi mereka, terbukti sekarang Roshi sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah memasuki tujuh bulan. Di rumah, mereka hanya tinggal berdua saja. Chandra yang kemarin ada, kini sudah kembali ke luar negeri untuk melanjutkan study nya. Jika Kavi sedang bekerja atau tidak sedang dirumah, Roshi pasti merasa kesepian sendiri. Sesekali ia mengundang teman temannya untuk menemaninya, tetapi tak semua temannya yang ada waktu setiap hari untuk menemani Roshi. Di usia kandungannya yang sudah membesar, Roshi berniat untuk menggali lagi identitas dirinya. Selama ia dibesarkan oleh ibu panti, hingga Kavi mengadopsinya dan menikahinya, Roshi tak pernah peduli tentang dirinya. Di hidupnya, ia hanya memikirkan ibunya, sementara ayahnya yang entah kemana perginya itu tidak pernah terfikirkan di otak Roshi. Hari ini, Roshi berniat untuk mengunjungi panti tempat tinggalnya dulu, ia mulai menggali identitas dirinya. Ia sempat meminta izin kepada Kavi untuk keluar rumah dalam jangka waktu yang tak lama lewat telepon, dan Kavi pun mengizinkannya. Setelah sampai di panti, selain melepas rindu dengan ibu panti yang sudah seperti ibunya sendiri, Roshi pun memberikan sedikit bantuan untuk kemajuan panti itu.

"Sudah lama sekali kamu tidak kesini, ibu kangen banget sama kamu, tau tau kesini sudah hamil saja." Roshi sengaja tidak mengundang ibu panti di acara pernikahannya karena ibu panti sendiri masih banyak kegiatan selain menghadiri acara resepsi pernikahannya. Tetapi, Roshi tetap memberikan sumbangan kepada anak anak yatim piatu yang ada di panti ini. Anak anak panti pun senantiasa mendoakan Roshi menjelang hari pernikahannya. Memang tidak Roshi sendiri yang memberikan sumbangan kepada panti ini, Kavi melarangnya dan memilih orang untuk mengantarkan sumbangan darinya. Dan ini, kali pertama Roshi menginjakkan kakinya lagi setelah sekian lama ia pergi karena diadopsi oleh lelaki yang berniat untuk menikahinya yaitu Kavi. Tidak berlama lama silaturahmi di panti, Roshi pun berpamitan dengan ibu panti dan anak anak yatim piatu yang masih tinggal disini. Tidak banyak informasi yang Roshi ketahui tentang dirinya, ibu panti hanya mengatakan jika ia dititipkan ke panti asuhan ini oleh seorang wanita yang bernama Shinta. Wanita itu adalah tante nya, ibu panti memberikan alamat Shinta kepada Roshi. Hanya itu yang ia ketahui tentang Roshi. Walaupun begitu, Roshi tidak menyerah dan tetap ingin tau tentang dirinya. Memang ia mengetahui sosok Shinta sebagai tantenya, tapi setelah Shinta tidak pernah lagi datang menjenguknya dan mengetahui keadaannya, Roshi tidak lagi mengingat tantenya itu. Dengan informasi yang ia dapatkan, ia berdoa semoga saja Shinta belum pindah dari kediamannya.

Saat ia hampir saja sampai di alamat rumah Shinta, Roshi memilih berhenti karena melihat sebuah rumah batu yang ukurannya sangat kecil. Tidak bercat bahkan tidak memiliki halaman, seketika Roshi menangis dan merasa sedih melihat rumah itu. Ia mencoba masuk dan melihat penghuni rumah itu. Seorang lelaki yang usianya sudah tidak muda lagi datang menyambutnya dengan senyuman yang ikhlas.

"Kamu siapa nak? Apakah kamu mencari seseorang?" Ia merasa prihatin melihat kondisi lelaki tua ini. Sesekali ia memandangi sudut rumah ini, tangis harunya tak mampu untuk berkata kata. Tanpa sepatah kata, ia memilih meninggalkan lelaki tua ini, dan kembali pergi ke alamat rumah Shinta yang tidak jauh dari kediaman lelaki tua ini.

Sesampainya di rumah Shinta, ia melihat Shinta yang sudah tua. Rambut hitamnya sudah tidak mampu menutupi ubannya yang hampir menyeluruh tumbuh di atas kepalanya. Roshi datang dan menceritakan semuanya kepada Shinta. Teringat akan gadis kecil yang kehilangan ibunya, Shinta menangis melihat Roshi yang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan ia juga tidak menyangka sebentar lagi Roshi akan memiliki seorang anak. "Tante bersyukur Tuhan menggerakkan hatimu untuk mencari identitas dirimu. Ayahmu nak, ayahmu sudah kembali dan mencari kamu dan ibumu, ia sangat menyesal meninggalkan kalian." Roshi menatap mata Shinta dengan tajam dan kembali ia tak bisa menahan tangis air matanya yang sudah membendung sedari tadi. "Kemana ayah? Tante, Roshi ingin ketemu dengan ayah sekarang." Roshi tak kuasa menahan tangisnya, bahkan mendengar handphone nya yang berdering karena telepon masuk dari Kavi. Berbicara dengan Kavi pun Roshi tak berhenti menangis. Kavi sempat dibuat kebingungan dengan Roshi, ia takut sekali terjadi sesuatu dengan Roshi. Mendengar tangisan Roshi, Kavi pun berniat untuk segera pulang di antara kesibukan kantornya. Mengetahui Kavi yang akan pulang, Roshi hanya memberikan sebuah sms alamat rumah ayahnya. Ia ingin memperkenalkan Kavi kepada keluarga yang baru diketahuinya.

Berjalan kaki bersama Shinta menuju kediaman ayahnya, Roshi merasa kaget seketika setelah Shinta berhenti di depan rumah lelaki tua yang ditemuinya tadi. Ia tidak menyangka lebih dulu ia bertemu dengan ayahnya. Rumah batu yang berukuran sangat kecil dan tidak bercat itu adalah tempat tinggal Roshi dan ibunya dulu sebelum ia dititipkan ke panti karena ibunya yang telah meninggal dunia. Shinta sempat berbicara lebih dulu kepada lelaki tua itu dan memberi tau tentang Roshi. Lelaki tua itu seketika menangis dan jatuh berlutut di hadapan Roshi.

"Maafin ayah nak, maafin ayah! Ayah menyesali perbuatan ayah. Ayah menyesal sudah menelantarkan kamu dan ibumu. Ampuni kesalahan ayah!" Seorang ayah yang sangat dirindukannya berlutut memohon ampun padanya. Air mata Roshi jatuh seakan membanjiri bumi ini. Shinta yang melihat pertemuan perdana seorang anak yang sudah lama merindukan ayahnya turut mengundang air mata. Sambil menangis, dengan nafas yang sedikit tergopoh gopoh, Roshi meminta ayahnya untuk bangkit dan tidak berlutut lagi padanya. Senyum bahagia pun muncul diantara anak dan ayahnya ini. "Ayah tidak perlu meminta maaf kepada Roshi. Sebelum ayah meminta maaf, insyaAllah Roshi dan almarhumah ibu sudah memaafkan ayah." Kini Roshi merasa hidupnya semakin lengkap, ditambah sebentar lagi ia akan memiliki anak dan memberikan cucu pada ayahnya. Roshi semakin merasakan syukur yang tak hentinya kepada Tuhan. Berkat kesabarannya selama ini, Tuhan memberikan balasan yang setimpal dengan kesabarannya.

Saat Kavi datang dengan wajah khawatir, Roshi mulai memperkenalkan suaminya pada tante dan ayahnya. Dengan penuh kehormatan, Kavi berlutut dihadapan ayah dan tantenya untuk meminta restu yang terlambat atas pernikahannya dengan Roshi. "Kalian adalah sepasang suami istri yang cocok, anakku yang cantik memiliki suami yang tampan, ayah merestui hubungan kalian. Ayah berdoa semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah, amin." Dengan suasana bahagia hari ini, Kavi, Roshi dan Shinta serentak mengatakan amin untuk menambah berkah dari doa lelaki tua yang diketahui adalah ayah yang sudah lama dirindukan oleh Roshi.

Semakin terasa lengkap dengan keluarga barunya, Roshi memutuskan untuk mengajak ayahnya tinggal bersamanya, sementara Shinta tetap tinggal bersama keluarga kecilnya. Kavi merasa bahagia melihat istrinya yang semakin ceria sejak kedatangan ayahnya.

Untuk menambah kebahagian diantara keluarga kecil mereka, Kavi membuat sebuah acara syukuran tujuh bulanan usia kandungan Roshi secara kecil kecilan. Kavi hanya mengundang keluarga, kerabat terdekat dan beberapa anak yatim yang berasal dari panti asuhan tempat tinggal Roshi sewaktu kecil. Roshi selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala rezeki yang tak henti hentinya diberikan kepadanya. Roshi pantas mendapatkan segalanya atas ujian kesabaran yang begitu lama di deritanya berhasil dilewatinya. Kebahgiaan itu datang disaat kita diberikan ujian, kita tidak pernah melupakan Tuhan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience