Adopsi Calon Istri

Romance Series 2107

Hari ini adalah hari ulang tahun Roshi. Di ulang tahun Roshi sebelumnya, Kavi menyiapkan berbagai hadiah yang diminta oleh Roshi sendiri, tetapi kali ini Kavi dibuat bingung oleh Roshi, biasanya sebelum ulang tahunnya, Roshi selalu meminta hadiah ke Kavi, tapi tidak dengan hari ini. Kavi bakal mengerti jika ia tidak memberikan hadiah ulang tahun ke Roshi, pasti Roshi akan ngambek dan menangis bahkan tidak mau berbicara dengan Kavi selama berhari hari.

Kavi memutuskan untuk bangun lebih pagi. Dengan ilmu memasaknya yang terbatas, Kavi memutuskan untuk melihat internet cara memasak makanan kesukaan Roshi. Sebelum Roshi bangun, ia ingin sudah menyelesaikan masakannya agar Roshi segera mencicipi makanan kesukaan Roshi yang dibuatnya sendiri. Tetapi rencananya itu sia sia, dengan suara kakinya sudah terduga kalau Roshi akan segera turun dari kamarnya yang berada di lantai dua. Kavi merasa menyesal bangun selalu kesiangan, ia tidak pernah tau jadwal Roshi bangun. Ternyata, jam segini adalah jam Roshi untuk bangun dan mempersiapkan sarapan pagi untuknya sebelum ia berangkat kerja. Apapun belum dilakukannya, sementara Roshi sudah didepan matanya. Reaksi kagetnya seolah olah membuatnya kaku dan tak tau ingin berbuat apa. Dengan refleks, Kavi mengambil sebuah lilin dari lemari susun yang ada di dapurnya dan menyalakan api dari kompor masaknya, ia bertepuk tangan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Roshi. Ia tak mengerti apalagi yang harus dilakukannya untuk Roshi. Ia sudah tau akibatnya, Roshi akan marah kepadanya dan Roshi bakal tidak mau berbicara dengannya selama berhari hari.

Melihat sebuah api yang menyala diatas sebuah sumbu lilin tanpa adanya secuil kue yang mewarnai harinya ini, dengan hatinya yang kini bercampur aduk, Roshi meniup lilin yang ada di genggaman tangan Kavi dan memeluknya tulus. Kavi yang mengira Roshi akan marah besar dengannya dibuat kaget dengan reaksi Roshi dengan erat memeluknya.

"Happy Birthday gadisku, semoga kamu mau jadi istriku." Kavi membisikkan kata kata singkatnya itu ke telinga Roshi.

Roshi merasakan kehangatan nafas Kavi yang berhembus ditelinganya sama sekali ia tidak mengerti dengan sikap Kavi. "Apa?" Tegas Roshi dengan nada suaranya yang meninggi. "Kakak adalah lelaki yang tidak pernah mengerti dengan makna cinta. Kakak adalah lelaki yang berantakan. Kakak hanya manusia biasa yang memiliki hati. Selama ini hati kakak terasa kosong. Kakak merasa Tuhan sudah memberikan berkat kepada kakak dipertemukan dengan wanita seperti kamu. Kamu datang memperbaiki kakak yang berantakan, kamu datang mengajari kakak apa makna cinta, dan kamu datang mengisi hati kakak yang kosong. Roshi, jika kakak tidak mengatakan hal ini ke kamu, berarti kakak sama saja layaknya seperti seorang lelaki pecundang. Kakak mencintai kamu, terlebih bukan hanya sebatas sepasang kakak dan adik, tapi kakak mencintai kamu melebihi sepasang kekasih. Kamu mau nerima cinta kakak?" Menggenggam kedua tangan Roshi dengan tangan dinginnya, Kavi memberanikan diri menyatakan cintanya kepada Roshi tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.

Matahari belum menunjukkan tanda tanda sinarnya, sementara dengan kondisi hatinya yang tak menentu, Roshi tidak tau apa yang akan ia katakan kepada Kavi. Dalam hatinya yang paling dalam, Roshi juga memiliki perasaan yang sama dengan Kavi, tapi entah hal apa yang membuatnya berat menerima Kavi.

"Roshi mencintai kakak, tapi terlebih Roshi minta maaf, Roshi belum bisa menerima cinta kakak!" Roshi menolak Kavi, dengan rasa menyesal ia menuturkan kalimat penolakannya. Ia berkata ia mencintai Kavi, tetapi mengapa ia tidak ingin menerima cinta Kavi dan memiliki Kavi sepenuhnya? Ia memilih menyendiri di kamarnya dan meninggalkan Kavi yang berhasil ia buat sakit hati.

Entah takdir ataupun karma yang dialami Kavi saat ini. Semasa lajangnya, banyak wanita yang ingin mendekatinya dan ingin memilikinya, tapi Kavi menolaknya mentah mentah dengan alasan karir. Dahulu, Kavi pernah menjalani sebuah hubungan dengan seorang wanita cantik yang bernama Meisya. Mereka sama sama merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Tapi, dibalik paras cantiknya, Meisya dengan teganya meninggalkan Kavi yang lagi sayang sayangnya dengannya. Di hari itu, Kavi benar benar merasa kecewa dengan Meisya, ia merasa kehilangan dengan arti cinta. Meisya telah menghancurkan segalanya. Kavi sempat merasakan putus asa dengan kehilangan Meisya dan ingin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Tapi, suatu hari Kavi menemani ayahnya melihat sahabatnya yang lebih dulu meninggalkannya. Saat ia melihat teman ayahnya yang meninggal, Kavi membuang jauh jauh fikirannya untuk mengakhiri hidup. Ia merasa jika ia mengakhiri hidupnya, banyak orang yang ia sayangi menangis mengelilinginya. Tapi, disaat usianya yang masih 18 tahun itu, ia tertarik melihat seorang gadis kelas 1 SD, sepulang sekolah ia berlari dan menangis melihat ibu yang dikasihinya meninggalkannya untuk selama lamanya. Karena Kavi memiliki hati nurani, ia ingin sekali mengasuh gadis kecil itu, ia pernah merasakan berada di posisi gadis kecil itu saat tiga hari sebelum usianya menginjak 17 tahun, ibunya pergi meninggalkannya. Masih beruntung ia masih memiliki ayah, sementara gadis itu tidak tahu kemana ayahnya pergi. Karena diusia Kavi yang masih 18 tahun dan belum memiliki apa apa, dia memutuskan untuk mengejar karirnya dan mengadopsi gadis kecil itu yang diputuskan oleh keluarga terdekatnta untuk diasuh di panti asuhan. Kavi mengetahui hal itu.

Setelah sukses menyelesaikan gelar sarjananya di usia 24 tahun, bukannya bersuka cita, Kavi lagi lagi dihalau duka. Ayahnya meninggal dunia, disaat ayahnya meninggal, ia kembali teringat dengan gadis kecil yang ditinggalkan ibunya. Saat Kavi ingin mengadopsi gadis itu yang sudah berusia 13 tahun, ternyata ibu asuhnya tidak mengizinkan karena ia sangat menyayangi gadis itu. Kavi berfikir keras lagi untuk mendapatkan gadis itu hingga diusianya ke 27 tahun, ia berhasil memajukan perusahaan yang diwariskan oleh ayahnya, dengan banyak menerima keuntungan, Kavi memutuskan menyumbangkan sebagian besar uangnya untuk panti asuhan gadis kecil yang dirindukannya itu. Ia kembali bertanya tentang izin mengadopsi gadis kecil yang sudah tumbuh dewasa itu. Dengan berat hati, ibu asuh itupun mengizinkan Kavi untuk mengadopsi gadis itu. Kavi merasa sangat bahagia bisa memiliki gadis itu. Ia merasa puas dengan usaha dan kerja kerasnya selama ini. Saat ia bisa mendapatkan gadis kecil kerinduannya, ia berhasil memajukan perusahaan ayahnya, dan ia juga berhasil menyekolahkan adiknya, Chandra Airlangga Haryasa di luar negeri. Usia adiknya berbeda dua tahun dengan gadis itu, jika sekarang gadis itu berusia 16 tahun, maka Chandra sekarang sudah menginjak usia 18 tahun dan sedang belajar menyelesaikan program sarjananya di luar negeri. Kavi benar benar menjadi lelaki yang sukses, berkat putus cintanya, ia maju dari segala galanya. Tapi, masalah hati Kavi masih menutup rapat hatinya untuk jatuh cinta lagi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience