Rate

five

Drama Series 493

"Kamu mau sampai kapan Dell? Jangan terlalu berlarut dalam kesedihan. Dari tadi kamu cuman dikamar doang... Keluar dong! Se enggaknya makan sedikit aja... "Suara tante Fatma menembus dinding kamar. Pulang dari pemakaman, memakamkan jenazah ayah, aku hanya mengurung diri dikamar. Jujur, aku sangat sedih. Perasaanku tak keruan. antara sedih karena harus kehilangan ayah, kepikiran keadaan bunda, dan juga marah dan sebal karena bunda tidak memberitahuku tentang kanker otak yang diidapnya. Itu sama saja meremehkan penyakitnya kan? "Dellia, ayo keluar nak. Sudah sejak pulang dari pemakaman, kamu belum makan apapun. Nenek khawatir." ya, sekarang aku sedang dirumah nenek. Tadinya aku mau pulang kerumah saja. Tapi karena tante Fatma khawatir karena tak ada siapapun dirumah, aku pun diajak kemari. "Maaf nenek. Aku lagi pengen sendiri." kataku lemas. "Mau jenguk bunda gak di rumah sakit?" tanya tante Fatma. "Eum... Okelah. Aku siap-siap dulu ya Tan." ketika aku hendak beranjak untuk bersiap-siap, tante Fatma tiba-tiba berkata, "eitss... Makan dulu dong!"

***
Setelah akhirnya dengan terpaksa aku makan walau hanya beberapa suap, aku, tante Fatma dan nenek pergi kerumah sakit tempat bunda dirawat. "Bunda udah makan belum?" tanyaku pada bunda. Bunda tersenyum lemas dan berkata, "belum sayang... Tapi kamu gak perlu khawatir. Nanti kalau bunda lapar bunda akan minta sendiri kok." jawab bunda. "Eitss... Gak boleh gitu bun. Makan jangan nunggu lapar. Lagi pula bunda kan lagi sakit. Bunda harus banyak makan. Dellia suapin ya?" baru saja bunda hendak melakukan penolakan, tante Fatma segera berkata, "benar yang dikatakan Dellia, adik ipar. Kamu itu lagi sakit. Harus banyak makan! Jangan ditolak dong Zainab.biarkan anakmu itu menyuapimu." ujar tante Fatma.nenek mengangguk mengiakan. "Benar Zainab.makanlah. kita baru saja kehilangan Ghani, kita gak mau kehilangan kamu...." kali ini nenek yang berucap. akhirnya, bunda pun mau makan dengan sedikit paksaan. "Bagaimana tadi pemakamannya? Apakah berjalan lancar? Sayang banget bunda gak bisa hadir." tampak sekali penyesalan yang amat dalam dari raut wajah bunda. "Gapapa bun. Ayah sudah dimakamkan dengan layak kok." aku berusaha membuat bunda agar tidak terlalu menyesal. "Sayang, bunda kesepian banget selama gak ada kamu disini. Jadi kamu malam ini nginap di rumah sakit aja ya Dell?" pinta bunda penuh harap. "Pengennya sih gitu... " kataku seraya melirik memberi kode pada tante Fatma. Tante Fatma pun mengangguk mengizinkan. "Yaudah. Tapi jaga bunda baik-baik ya! Jangan bikin bunda repot." pesan tante Fatma. "Yeah!"

***
"Malam ini, sesuai dengan yang sudah direncanakan aku akan menginap di rumah sakit. Aku tadi sempat pulang sebentar untuk mengambil pakaian-pakaianku dirumah nenek. Kemudian aku diantar tante Fatma ke rumah sakit. "Malam ini tolong temani bunda ya Dellia sayang. Kak Fatma mau ikut nginap apa gimana? Tanya bunda pada tante Fatma. "Ah enggak. Kasian ibu kalau ditinggal dirumah. Dellia jaga bundamu baik-baik ya... " pesan tante Fatma sebelum pergi. "Tenang aja Tan. Aku jaga baik-baik kok."

***
Hari ini hari pertama aku keekolah setelah kepergian ayah dan jatuh sakitnya bunda. Seperti biasa, Yuna datang menyapaku di pagi hari ketika aku baru tiba disekolah. "Hai Dellia! Pagi! Aku dengar ayahmu baru saja pergi ya? Turut berduka cita ya atas meninggalnya ayahmu. Maaf aku tidak bisa datang menghadiri pemakaman ayahmu. Kemarin aku sekeluarga sedang diluar kota." kata Yuna. "Gapapa kok Yun. Sudah yuk kita kekelas!" ajakku. Yuna pun mengangguk tanda setuju. "Oh iya, nanti pulang sekolah ke rumah sakit jenguk bundamu yuk!"

***
"Assalamualaikum bunda!"
"Assalamualaikum tante Zainab!"
Sesuai dengan yang aku dan Yuna bicarakan disekolah tadi, aku dan Yuna datang ke rumah sakit menjenguk bunda. Kami berdua datang membawa bubur kacang hijau kesukaan bunda. "Wa'alaikumussalam Dellia sayang. Eh, ada Yuna juga?" ujar bunda disertai dengan senyuman. "Iya dong Tan! Yuna dateng buat jenguk tante mewakili keluarga Yuna. Soalnya mama-papa lagi diluar kota. Jadi gak bisa jenguk. Btw aku dan Dellia dateng bawa bubur kacang hijau lho!" jelas Yuna panjang lebar. "Wah makasih banyak ya. Tante jadi ngerepotin nih. Hehehe... " lama aku, bunda, dan Yuna mengobrol bertiga, tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Wah, udah sore nih. Yuna pulang dulu ya Del, Tan. Assalamualaikum! " pamit Yuna. "Wa'alaikumusalaam... " jawabku dan bunda berbarengan. Sayang, mandi dulu gih! Bau! Dari tadi kan kamu belum mandi"

***
{Guys, peringatan nih! Mulai eps besok, kayaknya bakalan banyak kejadian deh! So, siapin mental ya! Huahaha...^O^ kyk biasa, jangan lupa kasih Bintang lima, komen, dan follow profil kuh yah! ^_^]

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience