Rate

two

Drama Series 493

"Apa?! Ayah akan pulang besok pagi ? Yeah! Bawa oleh-oleh yang banyak ya yah! " seruku bersemangat. Di malam yang Indah ini, aku sedang bicara dengan ayah lewat telepon. Ketika kami sedang berbincang-bincang ria, Tiba-tiba bunda buncul dengan membawa sepiring pisang goreng yang masih mengepulkan asap. "Lagi ngomong sama ayah ya? Bunda ikutan dong! " bunda pun segera meletakkan pisang goreng yang dibawanya, dan ikut nimbrung pada obrolanku dan ayah. "Jadi kamu mau pulang besok? " tanya bunda pada ayah. "Yah, doakan saja kalau besok tidak ada masalah. Sekarang ayah sedang dalam perjalanan." kata ayah disebrang sana. "Oh.. Begitu... Jaga diri baik-baik ya yah" pesanku pada ayah. "Tentu saja sayang" jawab ayah, sampai akhirnya telepon pun ditutup. "Fyuh... Gak sabar rasanya nunggu ayah pulang! " seruku sumringah. "Hahaha! Bunda juga sudah gak sabar nih. Maklum, sudah 5 bulan ayah gak pulang. Jadi kangennya udah gak ketahan" kali ini giliran bunda yang berkata.

***
"Huh.. Panas! Panas! " seruku seraya mengipas-ngipas mulutku yang kepanasan, akibat memakan pisang goreng yang masih sangat panas karena baru turun dari penggorengan. "Makanya, makannya ditiup dulu dong! Kan kepanasan jadinya. Nih, minum air! Biar gak kepanasan!" bunda menyerahkan segelas air putih. Tanpa berkata-kata lagi aku segera meneguk cairan berwarna bening itu. "Sudah enak?" belum sempat aku menjawab pertanyaan bunda, sebuah suara terdengar dari luar rumah. "Assalamualaikum! " suara salam yang cukup familiar ditelingaku.
?"AYAH?! " seruku dan bunda kaget. Cepat-cepat, aku membukakan pintu untuk ayah. "Ternyata memang benar ayah! " aku pun memeluk ayah dengan erat, dan bergantian dengan bunda. "Ayo masuk yah" bunda mempersilahkan ayah untuk masuk. "apa kabar yah?" tanyaku memulai pembicaraan. "Allhamdulillah ayah baik. Oh iya, Ayah bawa oleh-oleh loh buat kalian berdua! " kata ayah, diikuti dengan tangan ayah yang sibuk mengaduk-aduk isi kopernya. Tak lama, ayah pun mengeluarkan 4 kotak besar yang dibagi sama rata denganku dan bunda. "Dua buat Dellia, dan dua lagi buat bunda. Ayo dibuka! " seru ayah mempersilakan. "Wow! Ayah super baik deh! Aku dikasih baju semahal ini? Makasih banyak lho yah! " ujarku girang ketika melihat sebuah baju ber merk internasional. Baju seperti itu mah, pasti mahal harganya. "AAAA!!!!!!!! ada bando dan sepatunya juga? Ayah baik banget! Makasih lho yah! " pekikku kegirangan. Ayah hanya senyum-senyum melihat tingkahku yang agak norak itu. "Coba buka kotak satunya lagi. " kata ayah. Aku pun menurut. Begitu membuka kotak yang kedua, alangkah senangnya aku. "B-buku ini? Ini buku langka lho yah! Cuma ada 30 aja di seluruh dunia. Di Indonesia cuman ada 2 dan sudah sold out. Di negara-negara lain juga udah abis. Cuman di amerika aja sisa 1 buku lagi. Dan ada tanda tangan penulisnya juga?! Ah!!! Ayah is the best deh! " aku langsung memeluk ayah. "Hehehe.... Seneng? Tanda tangan sama bukunya ayah dapetin susah payah lho... Untuk bukunya ayah sampe keliling-keliling dan gak ketemu, sampai akhirnya ayah hampir putus asa. Dan di toko yang terakhir, ayah berhasil dapetin buku ini! Dan kalau soal tanda tangan, ayah juga susah payah lho! Ayah harus bikin temu janji dulu sama penulisnya, baru bisa ketemu. Dan buat bikin temu janji juga susah. Pokoknya payah banget lah! " cerita ayah panjang lebar. Aku hanya melongo mendengar cerita perjuangan ayah mendapatkan buku yang kini ada di tanganku. "Wah... Ternyata buat dapetin buku ini susah banget ya? Oya, bunda dapet apa nih? Kok diem aja dari tadi? " tanyaku pada bunda yang sedari tadi hanya diam. "Ayah, ini maksudnya apa ya? " tanya bunda pada ayah. Wajahnya menampakan kemarahan. Tanganya menunjuk-nunjuk kearah kotak hadiah yang diberikan ayah. Sebuah... Timbangan? "Hehehe... Bunda suka? Bagus deh.... Ayah sengaja kasih timbangan biar bunda bisa pantau berat badan bunda setiap hari. Abisnya bunda gendut sih.... Kayaknya karena gak rajin pantau berat badan. Makanya ayah kasih timbangan. " ucap ayah dengan mimik wajah tak berdosa. "APA?! BUNDA GENDUT?! DASAR AYAH!!!! " seru bunda penuh amarah. sebelum amarah bunda semakin meletup-letup, aku dengan cepat mengambil tindakan. "Eh, bunda sabar dulu dong.... Coba dilihat dulu kotak yang satunya. Siapa tau bunda suka." syukurlah, bunda menurut dan amarahnya pun reda. Rupanya, begitu kotak kedua dibuka, isi nya adalah.... Obat herbal? Waduh, obat herbal penurun berat badan! Gawat nih! Bunda bisa mengamuk kalau begini. Sebelum bunda mengamuk lagi, aku segera mengelus-elus pundak bunda, agar amarahnya mereda. "Ayah, ayah itu kenapa sih? Kasih timbangan, terus kasih obat herbal pula! Maksudnya apa sih yah?! " kali ini bunda bicara dengan sedikit lebih lembut. Tapi tetap saja wajahnya tampak masih marah. "Hehehe.... Kan ayah sudah bilang, bunda tambah gendut belakangan ini. Jadi ayah kasih ini deh. Semoga bermanfaat ya! Oh, iya! Ayah masih punya hadiah lagi buat bunda. Liat dibawah obat-obatannya."kata ayah. Bunda pun menurut. Tapi sepertinya bunda tak begitu mengharap. "UNDANGAN PEMBUKAAN RESTORAN D'FRANCISO?! KYAAA!! ITU KAN RESTORAN ELITE YANG UNDANGAN PEMBUKAANNYA GAK BISA DIDAPETIN SEMUA ORANG?AYAH IS THE BEST!!!!! "pekikku dan bunda bersamaan, begitu melihat sesuatu yang ayah letakkan di bawah obat herbal. "Iya. Kaget? Hohoho! Ayah pintarkan membuat kejutan? Nanti malam kita akan dinner disana"

***
{thanks yang udah baca,selalu Setia nunggu lanjutan tiap hari nya ya!dijamin makin lama makin seru! Jangan lupa komen dan kasih Bintang 5 yah!??]

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience