Jangan baik padaku,
Aku tak mau kisah kita sama seperti kisahku dulu.
Berawal manis, berakhir pahit.
-Karina Gunaikes Advendita Radenia Saputri
©®©®©
Sesuai perkataan Alfa tadi, sekarang Alfa dan Karin tengah berjalan kaki bersama. Saat pulang sekolah tadi, Alfa langsung mencegah Karin dan mengajak Karin untuk ikut berjalan-jalan bersamanya.
Flashback on
Kring, Kring...
Bel tanda pulang sekolah tampaknya sudah mulai menampakkan suaranya. Semua siswa tampak sangat bergembira termasuk Alfa. Setelah guru keluar, Alfa tetap belum keluar. Hingga kelas sepi pun, Alfa belum keluar juga. Ia tidak sendirian, melainkan ada Karin yang juga belum keluar dari kelas mereka. Mungkin, Alfa tengah menunggu Karin.
Karin mulai bangkit dari duduknya dan menggendong tas ransel birunya, lalu mulai melangkahkan kaki menuju keluar kelas. Alfa yang melihat itupun tidak tinggal diam, ia langsung menghalangi jalan Karin yang akan keluar kelas.
"Eh tunggu! Kan tadi gue ngajak Lo jalan berdua dulu, Rin," Ujar Alfa sambil merentangkan kedua tangannya yang bermaksud untuk menghalangi jalan Karin.
Karin tidak merespon ucapan Alfa. Ia langsung menunduk dan melewati Alfa begitu saja. Alfa tetap berjalan di samping Karin dan mengajaknya berbicara.
"Karin, ayolah jalan sama gue. Gue gabakal ngapa-ngapain elo kok. Kali ini aja ya??" Bujuk Alfa. "Ayolah, kalo enggak gue bakal ikutin elo terus sampe ke rumah Lo. Emang Lo mau gue ke rumah lo?" Sambung Alfa bertanya pada Karin sekaligus mengancamnya secara halus.
Karin pun menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada Alfa masih dengan tatapan datar, dingin, dan kosongnya seperti tidak ada semangat hidup. Lalu, tampak ia yang menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia menyetujui ajakan Alfa.
Alfa meloncat kegirangan dan meninjukan kepalan tangannya ke udara dengan senyum merekah, "Yes!"
"Ayo masuk mobil gue aja biar cepet," Tawar Alfa yang dibalas dengan gelengan dari Karin. "Gak mau? Mau jalan kaki aja?" Sambung Alfa seolah mengerti bahasa tubuh Karin.
Lagi-lagi, Alfa mendapatkan anggukan dari Karin. "Yaudah deh, jalan aja," Putusnya.
Akhirnya, Alfa dan Karin pun memutuskan untuk berjalan kaki menuju tempat yang telah Alfa pilih.
Flashback end.
Mereka berdua tampak berjalan kaki di atas trotoar yang dihiasi dengan keheningan diantara mereka. Alfa yang telah bosan dengan suasana hening ini pun memutuskan untuk mengisi keheningan dengan berceloteh yang sebenarnya sangat tidak bermanfaat.
"Rin, rambut Lo panjang deh. Halus keknya. Gue pengen nyentuh deh. Tapi takut Lo marah." Ujar Alfa. "Eh tapi Rin, tadi Lo bolos jam 9 kan? Kenapa? Terus kok pulang lagi? Ketahuan ya?" Celetuknya.
"Rin, Lo suka matematika gak?" Tanya Alfa tiba-tiba dan dijawab gelengan kepala dari Karin.
Tampak Karin yang menautkan kedua alisnya di depan Alfa. Pertanda ia bertanya akan kemanakah mereka pergi?
"Oh, itu kita bakal ke taman perpus punya keluarga gue. Deket lagi kok," Jawab Alfa seakan tahu pertanyaan Karin.
15 menit kemudian
Sesampainya di sana, ternyata Alfa membawa Karin ke suatu tempat yang tampak jauh dari kebisingan kota dan tampak sangat asri. Mereka sekarang sedang berada di depan pintu pagar dari kayu yang tampak sangat gagah berdiri di depan sana.
Tampak Alfa yang sedang membongkar isi tasnya untuk mencari Kunci dari gembok penutup pagar kayu tersebut.
"Nah ini dia!" Ujar Alfa menunjukkan Kuncinya.
Lalu, Alfa segera membuka gembok tersebut. Setelah berhasil Alfa langsung membukanya dan menyuruh Karin untuk masuk terlebih dahulu.
Setelah masuk, Alfa mengajak Karin mengelilingi taman keluarganya tersebut sambil menjelaskan beberapa tempat yang tentunya tidak mendapatkan respon apapun dari Karin.
"Ini tuh taman keluarga gue. Sebenarnya keluarga besar sih, tapi kan nyokap gue cuma satu bersaudara, terus bokap cuma dua bersaudara, jadi ya yang punya ini cuma dua keluarga kecil. Yaitu keluarga gue sama si Monik. Kan gue sama dia sepupuan tuh. Nenek sama kakek gue juga udah meninggal. Taman ini kakek gue bikin, buat anak cucunya katanya. Jadi kalo ada acara keluarga biasanya kita kesini. Kalo mau piknik juga disini. O ya, disana ada taman mawar. Mau liat gak??" Tanya Alfa yang lebih tepatnya sih sebuah ajakan.
Karin pun mengangguk lagi. Lalu, mereka berdua langsung menuju arah barat yaitu taman mawar.
Karin terpesona dan tersenyum dibalik masker hijaunya. Meskipun begitu, Alfa tahu bahwa dibalik maskernya Karin sedang tersenyum.
"Suka gak?" Tanya Alfa yang dibalas anggukan oleh Karin. "Besok kita ke sini lagi ya. Sekalian kita berenang, disudut sana ada kolam," Ucap Alfa sambil menunjuk di ujung taman Mawar merah.
Jauh dari perkiraan Alfa, kini Karin malah menggelengkan kepalanya kuat dengan sorot mata seperti orang ketakutan. Alfa yang melihat hal itupun merasa bingung dan sedikit aneh.
"Lah? Kenapa, Rin?" Tanya Alfa bingung.
Karin terus menggeleng hingga ia terduduk di tanah yang berlapiskan rumput pendek. Alfa yang melihat itu pun tak tinggal diam, ia segera memeluk Karin untuk menenangkannya.
"Stsst, tenang ada gue. Lo gak perlu takut, ada gue," Ucap Alfa menenangkan sambil mengusap-usap rambut Karin.
Setelah merasa Karin cukup baik, Alfa mulai melepaskan pelukannya pada Karin.
"Udah tenang?" Tanya Alfa yang dibalas anggukan kecil dari Karin. "Ke perpustakaan aja yuk. Lo suka baca kan?" Ajak Alfa
Lagi, Karin hanya menganggukkan kepalanya.
Lalu, mereka berdua langsung menuju perpustakaan yang ada di taman ini. Mereka berhenti di sebuah rumah kecil yang bernuansakan warna putih dengan pohon dan tempat duduk didepannya. Tempat duduk yang sederhana, namun sangat nyaman jika diduduki sambil membaca buku. Alfa langsung membuka Pintu tersebut. Dan tampaklah ekspresi terpukau dari wajah Karin.
"Masuk deh, cari buku apa aja," suruh Alfa.
"Gue gamau baca, sumpek ntr pala gue." Sambungnya lalu bergerak menduduki kursi tadi.
Karin segera masuk dan mencari buku yang bagus untuk dibaca. Setelah menemukannya, ia duduk di depan Alfa.
Alfa tengah memperhatikan Karin karena dia tampaknya sangat serius membaca bukunya.
"Lo baca buku apa sih serius amat?"
Karin tak menjawab, dia hanya menunjukkan judul bukunya. Betapa terkejutnya Alfa, karena Karin membaca novel Harry Potter yang menggunakan bahasa Inggris.
"Lah? Itu yang bahasa Inggris? Kan ada yang udah ditransletin, Rin." Ucap Alfa terkejut. Karin menatapnya dan menunjukkan jempolnya padanya pertanda bahwa ia bisa membacanya. Sontak, hal tersebut membuatnya kagum.
Pukul 18.03
Alfa melihat arlojinya. Lalu ia segera mengajak Karin untuk pulang. "Rin, pulang yok. Udah malem. Gak baik pulang malem." Ujarnya.
Karin mengangguk.
Mereka pun pulang dan tak lupa Alfa mengunci setiap gembok yang ada di taman tersebut. Alfa memberhentikan taksi untuk Karin dan menyuruhnya masuk. Karin pun masuk. Taksi melaju dengan kecepatan sedang dan menghantarkan Karin ke rumahnya terlebih dahulu.
"Ati-ati ya," Ucap Alfa setelah Karin turun dari taksi. "Yaudah pak, lanjut ke rumah saya," sambungnya pada supir taksi yang tampaknya sudah memasuki kepala tiga itu.
Ditengah jalan, pak Taksi sempat bertanya pada Alfa.
"Den tadi itu pacarnya ya?" Tanya bapak itu.
"Bukan pak." Jawab Alfa singkat.
"Oh. Dari tadi dia gak ngomong. Bisu ya, Den? O iya, kok pake masker?" Tanya Bapak itu kepo.
"Saya gatau pak. Yang pasti dia anti sosial banget. Makanya sampe kek gitu," Tutur Alfa.
Pak Sopir taksi itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Setibanya di depan rumah mewah Alfa, dia segera turun dan tak lupa membayar ongkos tadi.
©®©®©
Sekarang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Tapi tampaknya, Alfa belum dapat tertidur nyenyak. Ia hanya berharing-baring saja. Tiba-tiba pikirannya melayang pada kejadian tadi sore di taman.
"Kok Karin takut banget ya gue ajak berenang? Sampe bergetar gitu badannya tadi," gumam Alfa. "Au ah bodo amat, gue mau tidur tapi gak bisa tidur. Ngapain ya? Hmm, nelpon Reno aja kali ya? Sapatau bisa tidur. Hehe," Ucap Alfa yang diakhiri dengan cengengesan.
Alfa pun menelepon Reno tapi tampaknya handphone Reno tidak aktif. Ia memdumel lalu, ia memutuskan untuk pergi ke dapur. Biasa, makan adalah rutinitasnya bila di dapur.
Share this novel