3. The Plan

Romance Series 375

Karina. Nama yang sesuai banget sama Lo.
Arti nama Lo itu murni, dan Lo?
Lo murni ada dipikiran gue semenjak pertemuan singkat kita waktu itu.
-Alfainaz yahza pratama

©®©®©

Jam baru menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, tampak tiga orang siswa yang tengah mengendap-endap keluar dari kelas mereka. Mereka adalah Alfa, Reno dan tentunya Monik. Ketiga orang tersebut tampak memperlihatkan wajah serius mereka. Ralat, bukan tiga tapi dua. Monik malah melihatkan wajah polos dan bingungnya.

Mereka bertiga tampak akan menaiki tangga yang menghubungkan lantai satu dan Rooftop. Sepertinya mereka bertiga akan pergi ke rooftop. Tampak Alfa yang tengah merogoh sakunya dan mencari benda kecil berwarna silver yang pas untuk dimasukkan ke lubang yang ada di pintu. Yap, kunci pintu rooftop. Setelah menemukan kunci tersebut, Alfa segera membuka pintunya. Pintu rooftop tersebut memang dikunci, sebab jika tidak, tempat ini akan ramai dikunjungi oleh siswa.

Alfa, Reno dan Monik tampak duduk di kursi yang sebelumnya memang mereka siapkan untuk menjadi tempat favorit mereka. Alfa dan Reno tengah membicarakan tentang wanita misterius Dan Monik yang tengah membaca .

Tampak Reno yang memulai pembicaraan tentang cewe itu. "Woi Al, jadi gimana rencana Lo?

"Hm, keknya gue bakal pindah kelas deh," tutur Alfa yang sukses membuat Reno membulatkan matanya. "Iya, soalnya kan si Karin tuh tertutup banget, jadi satu-satunya cara ya gue yang nyamperin dia. Kata lainnya sih gue pindah kelas." sambungnya menjelaskan pada Reno.

Reno hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mengerti. Lalu, ia berkata, "eh btw emang gak susah ya pindah kelas?"

"Lo lupa apa gimana, yang punya sekolah ini kan om gue. Bokapnya si Monik tuh, jadi gue tinggal minta tolong om Satya aja."

"Oh iya, gue lupa," ujar Reno terkekeh kecil. "Kapan Lo mulai rencana lo?" Sambungnya bertanya.

"Besok," ucap Alfa seraya berlalu.

©®©®©

Pagi ini, Alfa tampak sedang memanjat pagar sekolahnya untuk memasuki sekolahnya. Mungkin saja, Alfa telat hari ini dan pagar sudah ditutup sehingga mengharuskan ia untuk memanjat pagar.

"Ahh tai, akhirnya nyampe juga," Ucapnya lega setelah ia berpijak pada tanah.

Setelah itu, ia segera menuju kelasnya. Ups, ralat, kelas barunya. Ternyata, pintu kelas barunya yaitu kelas 12 IPA 1 telah tertutup rapat, ia segera membukanya dan tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok, tok,

"Permisi Buk, maaf saya telat. Tadi mencret eh macet maksudnya," ujar Alfa asal dan berusaha untuk sehormat mungkin.

"Buk?" Ulang pak Tono sambil menaikkan sebelah alisnya heran.

"Eh, pak maksudnya," Alfa hanya cengengesan.

"Hm, ya sudah, kamu masuk," ujar Pak Tono cuek.

Pak Tono memang dikenal sebagai guru tercuek sekaligus terkiller di sekolah ini. Meski begitu, beliau sangat baik dalam hal memberi tugas. Saking baiknya, ia membuat tugas murid-murid nya menumpuk, hahaha.

Setelah mendapatkan izin dari Pak Tono, Alfa hendak mencari tempat duduk, tiba-tiba,

"Pak, bukannya Alfa kelas sebelah ya?" Ujar Nathan sebagai ketua kelas.

"Oh iya, bapak lupa. Alfa mulai sekarang pindah ke kelas kalian," tutur pak Tono sambil mengelus-elus kumisnya yang tertata rapi.

Pernyataan pak Reno sukses membuat ribut seisi kelas, terutama kaum hawa. Ada yang mendumel, namun tak sedikit yang kegirangan.

"Alhamdulillah, stok cogan di kelas ini nambah satu," ucap Sindi salah satu cabe-cabean' yang ada dikelas tersebut.

"Pangeran gue pindah kelas, huaa." Tutur Dinda heboh.

"Yah, gue kalah saing entar." Ucap salah satu dari siswa laki-laki di kelas itu.

"Gila, dia Dateng entar kelas jadi ribut lagi," kata Mima yang tak lain adalah bendahara kelas sambil mendengus kesal. Mima merupakan bendahara tergalak sepanjang jalan kenangan, eh sepanjang tahun 2k19 maksudnya.

Kira-kira itulah celotehan-celotehan dari mereka. Tak hanya itu, masih banyak celotehan mereka yang sangat membuat Alfa malas.

"BISA DIEM? GUE MAU DUDUK, PERMISI." Ucap Alfa setengah membentak dan segera pergi menuju bangku di sebelah cewek bermasker. Tepatnya bangku paling pojok dan paling ujung di dekat jendela yang dapat melihatkan pemandangan taman belakang sekolah.

Sebelum duduk, Alfa izin terlebih dahulu kepada Karin, "gue duduk disini ya? Gak ada tempat kosong lagi. Bolehkan? Boleh dong. Thanks," Ujar Alfa dan langsung duduk tanpa mempedulikan respon Karin dan teman-temannya.

"Lo yakin? Gak takut?" Tanya Sindi bergidik ngeri dan dibalas oleh anggukan cuek dari Alfa.

"Sudah! Sekarang kita lanjutkan belajarnya." Ucap Pak Tono.

Beberapa jam kemudian.

"Karin," panggil Alfa setengah berbisik, namun tak ditanggapi oleh Karin. Ia tetap menatap lurus ke depan, kearah papan tulis.

"Karina. Nama yang sesuai banget sama Lo. Arti nama Lo itu murni, dan Lo? Lo murni ada dipikiran gue semenjak pertemuan singkat kita waktu itu. Lo inget gak?" Tutur Alfa pada Karin dan tetap tak ada respon dari Karin. "Yah, gue dicuekin. Gak papa deh." Sambungnya.

"Gue mau ke toilet dulu ya, Kar." Kata Alfa.

Setelah mengucapkan itu, Alfa segera berlalu dan pergi ke toilet. Tak lupa, sebelumnya ia izin terlebih dahulu kepada Pak Tono yang tengah menjelaskan materi.
Sesudah dari toilet, Alfa langsung masuk ke kelas kembali. Tapi sayang, tak ada Karin lagi yang duduk disampingnya. Entahlah, ia tak tahu kemana Karin pergi sekarang.

Alfa pun kembali mendengarkan ocehan bermutu dan bermanfaat yang diberikan oleh Pak Tono. Alfa memang anak yang nakal dan sedikit bad boy. Tetapi, dia tetap menjadikan pelajaran menjadi hal yang utama. Jadi, tak heran jika Alfa selalu mendapatkan nilai A dalam raportnya.

Tak terasa, sekarang telah memasuki waktu istirahat. Artinya, sekarang telah jam 10.30.
Sebelum pergi ke kantin, Alfa menghampiri Mima terlebih dahulu.

"Eh Mima! Kok si Karin gak ada?" Tanya Alfa pada Mima.

"Oh, dia emang suka gitu. Dia selalu pergi jam 9. Gak tau kemana. Guru-guru aja udah tau sama sifatnya. Ntr juga balik lagi kok," Terang Mima pada Alfa dengan sedikit kebohongan.

"Gak dimarah tuh dia?" Tanya Alfa bingung.

Mima hanya menggeleng dan mengucapkan, "Enggak, percuma marah ke dia, gak didenger juga."

"Lah? Kok bisa?" Kata Alfa kepo.

"Lo ganteng-ganteng kepo'an yah. Banyak bacot banget. Udah ah, gue mau jajan," Ucap Mima seraya pergi ke kantin. Maklum, Mima itu orangnya memang sedikit ganas.

"Kemana dia?" Batin Alfa.

©®©®©

Sekarang, Alfa tengah berada di rooftop bersama teman-temannya yang lebih tepatnya sahabatnya. Mereka bertiga tengah menyantap mie instan yang tadi sempat Reno beli dari kantin. Kenapa mereka tidak makan di kantin? Alasannya simple saja. Mereka tak suka dengan suasana kantin yang sangat ribut itu.

Ditengah makannya, Monik bertanya pada Alfa dengan polos dan begonya. "Alfa tadi gak masuk kok sekarang masuk?"

"Gue pindah kelas, Mon." Ucap Alka jujur.

"Alfa kok pindah sih? Gak ngajak Monik lagi," tutur Monik cemberut.

"Hm, ntar gue jelasin. Gue mau makan," ujar Alfa sambil memutar malas matanya dan dibalas anggukan kepala oleh Monik.

Setelah selesai makan, bukannya meminta penjelasan kepada Alfa, Monik malah membaca novel onlinenya yang ada di hpnya alias membaca . Sementara itu, Alfa sedang berbicara bersama Reno.

"Gimana?" Tanya Reno langsung.

"Ya gitu deh. Dia benar-benar introvert banget. Gue aja dicuekin sama dia. Terus Ren, yang anehnya tadi jam sembilan dia pergi dari kelas. Gue gak tau kemana soalnya waktu itu gue lagi ke toilet. Kata Si Mima sih-," ucap Alfa terputus karena Reno memotong pembicaraannya.

"Mima? Si bendahara itu? Yang galaknya minta ampun?! Shit! Dia gebetan gue. Awas aja Lo embat!" Kata Reno.

"Iye kagak bakal. Gue lanjutin ya. Kata Mima dia emang selalu kek gitu."

"Unik," Kata Reno sambil menampu dagunya sok berpikir keras dan dibalas oleh gumaman oleh Alfa.

"Eh, liat deh Fa! Itu ada cewe pake payung, rambut panjang sama pake masker masuk ke sekolah! Jangan-jangan itu dia." Ujar Reni setengah berteriak karena merasa heran dan keget diwaktu yang bersamaan.

Alfa segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Reno yang berdiri. Setelah melihat cewek itu, Alfa segera berlari ke bawah untuk menemui cewe itu yang tak lain adalah Karin.

Monik yang tak tahu menahu pun bertanya, "lah? Alfa mau kemana, Ren?"
"Gak tau," jawab Reno cuek.

Tring,
Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel Monik. Ternyata itu adalah pesan dari salah satu teman Monik.

??Gilang??
Ke ruang OSIS skrg!

Ada apa? Monik lagi di atas. Capek.

Cptn. Pntng bgo!

Gak ah, Monik males.

Bu, Sovia

Innalilahi. Ibu meninggal? :(

G, dya mnggl kita. Cpt!

Iya otw

Setelah menerima pesan dari Gilang Monik mengajak Reno untuk turun. Mereka berdua turun dan mengunci pintu kembali.

Dilain sisi,
"Karin!" Panggil Alfa.
"Dari mana?"tanyanya.
"Kok bolos? Gak takut ketahuan?" Oceh Alfa namun tetap tak direspon oleh Karin.
"Masuk yuk, bentar lagi masuk. Udah jam 11 nih." Ajaknya sambil melihat arloji yang ada di tangan kirinya itu.

Tanpa menunggu Alfa, Karin segera berjalan dan masuk ke kelas mereka. Sesampainya di kelas, Karin duduk di tempatnya dan menatap ke luar jendela.

"Lo suka taman ya? Entar jalan yuk. Gue gak Nerima penolakan." Ajak Alfa yang tetap tak menerima respon dari Karin.
"Oke, Lo gak jawab berarti iya!" Sambungnya dengan senyum yang merekah lebar.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience