1. First meet

Romance Series 375

Saat pertama kali
Mata kita bertemu, saat itulah aku mulai merasakannya. Merasakan getaran yang menandakan suka atau cinta.
Entahlah, saat itu aku belum tahu.
Apakah itu cinta, atau hanya rasa penasaran
-Alfainaz Yahza Pratama

©®©®©

Seorang laki-laki tampan keluar dari mobil sedan hitamnya, dengan gaya cool-nya ia mulai berjalan menuju kelasnya. Yaitu XII IPA 2. Hampir semua teman-teman gadisnya memberikan senyuman termanis mereka kepadanya.

"Hai Fa," sapa Salma, salah satu most wanted girl dan merupakan ketua cheers. Dan jangan lupakan, bahwa dia adalah salah satu fans terbesar Alfa yang sangat terobsesi dengan Alfa. Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan Alfa.

"Hai cantik," balas Alfa dengan genitnya dan mengedipkan sebelah matanya. Gadis yang bernama Salma itu pun menjadi salah tingkah akibat ulah Alfa.

Penampilannya yang mendukung dan ketampanannya, membuat ia menjadi sosok yang diidolakan oleh kaum hawa yang ada di sekolahnya. Yap, Alfa adalah salah satu most wanted disekolahnya. Bukan hanya karena ketampanannya, Alfa juga dikenal dengan kebadungan dan prestasinya.

Meskipun Badung, Alfa termasuk siswa yang berprestasi, karena kerap kali mewakili sekolahnya dalam beberapa cabang olahraga, yaitu catur dan renang. Tak hanya tingkat sekolah, bahkan Alfa pernah mencapai tingkat nasional.

Alfa terus melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Di depan kelas, ternyata ia sudah ditunggu oleh kedua sahabatnya yaitu Monik dan Reno.

"Woi, baru Dateng lo?" Tanya Reno

"Kagak, udah sejam yang lalu gw dateng. Ya baru datenglah bego!" Sahutnya sewot.

"Lah? Alpa udah dateng lama dong? Kok baru muncul sih?" Ucap Monik dengan polosnya.

Ya, Monik adalah satu-satunya sahabat wanita yang dimiliki Alfa dan merupakan sahabat ter bego dan terpolos. Selain polos, Monik juga sangat lemot dalam hal apapun kecuali dalam bidang pelajaran, jadi tak heran jika Reno dan Alfa meminta Monik untuk mengerjakan tugas mereka.

"Tadi berak dulu, Nik." Ucap Alfa asal.
"Udah cebok?" Tanya Monik polos
"Udah lah Monik pinterr!!!" Kata Alfa sangat geram dengan pertanyaan-pertanyaan konyol dari Monik. "Emosi gua," Sambungnya.

Sementara Reno sudah tertawa terpingkal-pingkal sebab Alfa sudah sangat emosi dengan tingkah polos dan lemot Monik.

"Tawa teross!" Bentak Alfa pada Reno yang tak berhenti dari tawanya.

"Lucu anjir haha," Ujar Reno dengan tawa yang masih tersisa.

"Apanya yang lucu, Ren? Siapa yang ngelucu? Emangnya si Edel mana?" Sambung Monik

"Edel? Siapa Nik?" Tanya Reno bingung.

"Itu yang juri di stand up comedy tuh," Ucap Monik berusaha menjelaskan kepada Reno tentang Edel yang dimaksudnya.

Reno pun bertanya bingung, "Yang mana?"

"Ihh, yang biasa sama mamah Dedeh juga tuh. Masa gatau sih Ren. Reno mah lemot!" Rajuk Monik

"Bukannya itu Abdel ya?"

" Nah itu!! Ternyata selain cakep, Reno pinter juga. Makin cintah," Kata Monik sambil membentuk hati dengan kedua tangannya dan mata yang dikedip-kedipkan.

"Najis, Mon!" Hentak Reno bergidik ngeri dan segera masuk ke dalam kelas mereka.

©®©®©

Sekarang, Alfa tengah berada di kolam berenang yang ada di sekolahnya. Ya, Alfa memang bersekolah di tempat elit yaitu SMA Tunas Bangsa, yang tak lain adalah sekolah terelit di kotanya.

Saat ia selesai berenang, tak sengaja matanya menangkap sosok wanita yang tengah duduk di atas kursi, yang berada di tepi kolam berenang, dengan tatapan kosong dan masker yang menutupi wajahnya. Gadis itu berambut panjang dan berkulit cukup pucat untuk anak seusianya. Tampak dari sorot matanya tersimpan suatu kerinduan. Entah pada siapa dan mengapa ia merindukan orang tersebut.

Alfa yang melihat wanita itupun langsung keluar dari kolam berenang dan menghampiri wanita itu.

"Hai," Ucapnya melambaikan tangan di depan wajah Wanita tersebut. Tapi, tetap tak dihiraukan oleh Wanita tersebut.

Merasa tak dihiraukan dan telah diacuhkan, Alfa pun duduk di samping wanita tersebut. Tapi sayang, wanita tersebut langsung menatapnya datar dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hanya kesunyian dan rasa penasaranlah yang gadis itu sisakan sekarang.

"Siapa cewe itu? Gue gak pernah ngeliat dia sebelumnya," Gumam Alfa pada dirinya sendiri. "Gua harus dapetin info tentang dia. Gua harus dapetin dia, entah itu sebagai teman atau pacar," Putus Alfa sambil menyunggingkan bibirnya keatas.

Setelah itu, Alfa kembali berenang dengan berbagai gaya diantaranya gaya kupu-kupu dan juga gaya punggung. Dia memang sangat lihai berenang. Selain hobi, renang juga menjadi ajang mencari popularitas dan prestasinya. Karna baginya, masa muda harus diisi dengan kenakalan, kepopularitasan dan juga prestasi untuk masa depannya kelak.

Setelah sekian lama berenang, Alfa menghentikan kegiatannya karena mendengar ada suara tangisan dibalik tembok dibelakang kolam berenang.

"Eh anjir, itu suara orang nangis tapi siapa? Kuker banget dia mau nangis disini. Apa mba Kunti? Anjirr," Kata Alfa bergidik ngeri. Lalu, ia memutuskan untuk menghampiri sumber suara tersebut.

Dengan langkah bergetar dan perlahan-lahan, Alfa pun mendekati tembok tersebut dengan niat untuk mengecek apakah itu suaranya mba Kunti atau orang biasa. Dia pun memberanikan dirinya,

"Hufttt, gue harus berani. Ntar mba Kunti nyembur gue lagi, kalo disembur ntar kegantengan gue ilang," Celetuknya sambil nyengir kuda. Tak hanya badung, Alfa juga humoris dihadapan sahabatnya tetapi sangat dingin jika berhadapan dengan musuh-musuh olahraga tinjunya.

Setelah sampai di depan tembok, akhirnya Alfa menengok tembok tersebut dan melihat siapakah yang tengah menangis sekarang. Dengan keringat dingin yang bercucuran dan tangan yang bergetar, ia menengoknya.

Ternyata, yang menangis bukan mba Kunti melainkan adalah,

"Kurang asem!! Ternyata elo Nik. Ngapain Lo dengerin suara mba Kunti nangis, Monik!" Ucap Alfa dengan nada frustasi karena suara itu ternyata berasal dari ponsel Monik. Ia pun menghembuskan nafasnya lega.

"Hehe, tadi Monik cuma denger aja, gak sengaja eh terus Monik ingat kalo bentar lagi pensi, jadi Monik mau latihan nangis. Biar jadi pemeran utama. Alfa takut ya? Iya kan?? Ngaku dong. Hahaha, Alfa penakutt. Wlee," Ejek Monik sambil memeletkan lidahnya dengan maksud mengolok Alfa.

"Apaan enggak lah. Au ah bodo amatt!" Bohong Alfa. " Si Reno mana?" Tanya Alfa mengalihkan pembicaraan.

"Tadi katanya Reno mau ke tempat baju Alfa, katanya dia mau ngumpetin baju Alfa," Ucap Monik polos.

"Kurang asem!!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience