BAB 2

Horror & Thriller Completed 272

“Ya salah satunya itu.”

“Jaman memang benar-benar sudah gila.” Ucapnya. Kami berdua bungkam, dia menikmati rokoknya sedangkan aku kembali menyeruput kopi.

“Orang memang selalu gelap mata jika berhubungan dengan harta, tahta dan wanita.” Lanjutnya lagi.

“Jangan lupakan satu hal lagi.” Dia menatapku dengan alis tertaut. Seperti menyadari maksudku, dia memicingkan matanya.

“Dan hutang.” Ucap kami bersamaan. Kami pun tertawa di tengah kebisingan ibukota dan dinginnya malam. Membicarakan apapun yang terlintas dalam pikiran masing-masing. Sampai waktu menunjukan pukul 22.00, kami memutuskan untuk pulang. Kuantar dia sampai di depan apartemetnnya. Sekali lagi aku berterima kasih atas kebaikannya sebelum menjalankan motor menuju kediamanku. Ironis memang, jika mengingat hari itu adalah pertama sekaligus terakhir kalinya kami berbincang. Ironis ketika orang sebaik dirinya harus mengalami nasib tragis.

Aku terus mengarahkan kamera pada tubuh Alvin sampai jasadnya dimasukan ke dalam kantong jenazah. Tidak lama, jasad itu pergi dengan ambulance. Aku masih berdiri di tempat sambil mengamati hasil bidikan, senyum puas tersungging di wajah ketika melihat hasilnya memuaskan. Sempurna.

Aku adalah seorang fotografer handal dengan bidang khusus. Jika fotografer lain lebih suka memotret model cantik dan seksi atau panorama alam, lain halnya denganku. Aku lebih suka memotret objek manusia bertubuh kaku, bersuhu dingin, berwajah pucat dan bersimbah darah. Entahlah, ini merupakan keuntungan bagiku. Belum lagi akhir-akhir ini banyak sekali kasus pembunuhan dan bunuh diri yang terjadi di kota ini. Kebanyakan dari mereka mati dengan tubuh mengenaskan dan kehilangan salah satu anggota tubuhnya.

Menurut kabar burung, dalam kasus pembunuhan si pelaku berinisial R. Hal ini diketahui polisi dari gantungan kunci yang terdapat di lokasi kejadian salah satu pembunuhan. Polisi sangat yakin jika gantungan kunci itu adalah milik si pelaku mengingat tidak ditemukannya sidik jadi korban. Dalam kasus pembunuhan berikutnya, polisi selalu menemukan gantungan kunci yang sama ada di dekat korban. Entah ini disengaja atau tidak, yang jelas polisi berpendapat jika pelaku pembunuhan adalah orang yang sama. Belum lagi waktu pembunuhan yang selalu sama, menambah kuat dugaan polisi tersebut.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience