BAB 6

Horror & Thriller Completed 272

Kusimpan tas kamera di meja, aku beranjak ke dapur untuk membuat kopi, berharap kopi dapat menghilangkan mimpi burukku untuk kesekian kalinya. Rumah ini merupakan kontrakan kecil sederhana. Hanya ada ruang tamu yang merangkap sebagai ruang tengah, dapur yang berdampingan dengan kamar mandi dan dua kamar di sini, satu kamar kujadikan kamar tidur dan satunya lagi adalah ruang cetak, tempat mencetak hasil bidikanku.

Kembali ke ruang tengah untuk mengambil tas kamera, berjalan ke dalam ruang cetak. Ruangan berukuran 3×4 meter dengan lampu seadanya. Sengaja aku tidak memasang lampu terang, aku lebih menyukai keremangan dan kegelapan, sama seperti kehidupanku. Sebagian foto hasil bidikan tergantung pada tempat yang disediakan, sebagian lagi menempel pada tembok di samping komputer. Aku melepaskan jaket setelah menyimpan kopi dan kamera di atas meja. Kuhempaskan tubuh di kursi, mulai mengeluarkan kamera dan memasang kabel USB. Kuperhatikan foto itu satu persatu. Terlihat foto seorang pria bernama Alam dengan 18 tusukan di tubuhnya, dia terbujur kaku dengan tubuh bersimbah darah, yang lebih mengerikan telinga dari pria itu hilang. Jelas ini merupakan kasus pembunuhan. Polisi menduga sang pembunuh adalah rekan kerja korban yang bernama Radit. Keningku berkerut saat mendengar namanya.

Radit?

Masuk akal, jika dihubungkan dengan gantungan kunci si pelaku yang tertinggal. Namun, sesaat kemudian aku menggeleng, tidak mungkin, lagi pula bukti yang dimiliki polisi tentangnya hanya sedikit, belum cukup membuktikan jika Radit seorang pembunuh, sangat tidak masuk akal jika Radit adalah tersangkanya. Kualihkan kursor untuk melihat foto selanjutnya, terlihat wajah seorang wanita dengan tubuh berlumur darah, wanita itu bernama Wanda, dia mati karena terlindas oleh truk, keadaannya tak kalah mengenaskan, tubuhnya terbujur kaku, tulang rahangnya hampir patah dan salah satu bola matanya hilang. Polisi menduga dia tidak tertabrak, melainkan dengan sengaja menabrakan diri di tengah jalan. Haha polisi bodoh! Jelas-jelas wanita itu sengaja didorong oleh seseorang sebelum truk mendekat dan melindas tubunya. Aku masih terus memperhatikan hasil bidikan sampai akhirnya mataku terpaku pada sosok anak muda yang sedang menghadap kamera. Anak itu, anak yang sama dengan yang kutemui tadi. Ridwan.

Kuperhatikan foto-foto yang lain. Ridwan lagi, ini tidak mungkin, dalam semua foto Ridwan selalu tertangkap oleh lensa. Artinya anak itu selalu ada di lokasi kejadian saat proses evakuasi. Ini aneh sekali, mungkinkah anak itu….

Ridwan?

Selalu berada di lokasi kejadian?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience