Nadine menerima hak nya

Romance Series 5632

Keesokan harinya saat sudah sampai di kantor, dengan polanya Damar menuju ke ruangan atasannya.

"Selamat pagi Bu!"sapa Damar saat dia memasuki ruangan bosnya tersebut setelah sebelumnya mengetuk pintu.

"Selamat pagi, silakan duduk pak Damar, ada perlu apa-apa pagi-pagi ke sini?"tanya Bu Indra.

Damar pun mengeluarkan uang yang sudah disiapkannya dari tadi, uang sejumlah 75 juta tanpa kurang tanpa lebih ia letakkan di depan Bu Indra atasannya.

"Ini uang club 75 juta yang Ibu minta! Saya tidak jadi diturunkan jabatan kan Bu? tanggungan saya sudah lunas!" tanya Damar dengan sedikit takut-takut.

"Saya tidak akan ingkar dengan apa yang sudah saya janjikan, mengingat kinerja anda yang cukup baik di perusahaan ini saya berniat untuk membiarkan anda tetap di jabatan anda yang sekarang, tapi satu minggu terakhir kinerja anda benar-benar buruk, semua laporan yang anda buat benar-benar kacau!"kata Bu Indra panjang lebar, dan sukses membuat Damar panas dingin.

"Jadi mohon maaf, anda akan dipindah jabatannya di divisi pemasaran di bawah kepemimpinan pak Joni!"kata Bu Indra.

"Itu artinya gaji saya...?"tanya Damar tak percaya.

"Sesuai jabatan yang anda tempati sekarang, tak banyak kok pak selisihnya dengan jabatan bapak yang terdahulu, cuma selisih 500.000 saja!" jawab Bu Indra.

"Dan mengenai tunjangan untuk istri, di video tersebut anda benar-benar sudah menjatuhkan talak bahkan talak 3, maka tunjangan itu akan langsung diterima oleh mantan istri anda selama dia masa iddah!" dan jika di catatan negara dia masih tercatat sebagai istri anda, maka selamanya uang tersebut akan diterima oleh ibu Nadine.

"Apppaaaa...?" pekik Damar.

"Kenapa bisa begitu Bu?" tanya Damar tanpa tahu malu.

"Apakah menurut anda kami masih akan mempercayakan uang tunjangan untuk istri anda setelah kecurangan yang anda lakukan selama ini? tentu jawabannya tidak!"jawab Bu Indra sengit.

Mau mendebat seperti apapun, pada akhirnya Damar pun hanya bisa menerima peraturan kantor dengan sukarela, peraturan tetap sebuah peraturan dan itu tak bisa dirubah begitu saja.

Dengan langkah lemas Damar keluar dari ruangan bosnya tersebut, dia mulai mengemasi barang-barang yang ada di ruangannya untuk menuju ke tempat yang disebutkan oleh bos nya tadi.

Penyesalan tidak ada gunanya karena semuanya pun sudah terjadi, tapi uang yang akan diterima oleh Nadine dia belum bisa mengikhlaskannya.

Dia akan membuat berbagai macam cara untuk merebut uang tersebut, 100 juta itu cukup lumayan untuknya, karena cukup menguras sisa tabungannya yang ada.

Damar masih belum juga menyadari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya, Dia pun bahkan hendak melakukan kesalahan yang lain yang jika diketahui oleh pihak kantor maka dia akan langsung dipecat.

Perusahaan pun tidak tinggal diam, Mereka pun mencari dan menelusuri Di mana keberadaan Nadine, karena hendak menyerahkan uang yang selama ini ditilap oleh Damar suaminya.

Di sore itu, Bu Indra sendiri datang mengunjungi Nadine untuk menyerahkan uang tersebut, kedatangan Bu Indra ke kontrakan miliknya membuat Nadine bingung.

Pasalnya dia tidak pernah mengenal Siapa itu Bu Indra, awalnya Dia mengira jika Bu Indra adalah salah satu pelanggan kue buatannya, ternyata setelah Bu Indra menyatakan maksudnya, dari sana maju baru tahu jika perempuan cantik yang ada di hadapannya Adalah Bos dari mantan suaminya, mantan suami jika di catatan negara masih tercatat sebagai suaminya.

"Begini bu Nadine, saya perwakilan dari kantor tempat pak Damar bekerja, saya memohon maaf Yang sebesar-besarnya atas kelalaian kami yang tak mengetahui pegawai kami melakukan kecurangan seperti itu terhadap keluarganya!"kata Bu Indra.

"Sebagai permohonan maaf kami, Kami ingin menyerahkan uang yang seharusnya memang menjadi hak Anda selama 3 tahun terakhir!"kata Bu Indra selanjutnya dengan menyodorkan amplop yang cukup tebal berisi uang 100 juta yang dimaksudkan oleh perempuan tersebut.

"Saya mohon maaf jika jumlahnya tidak sama seperti akumulasi yang sebenarnya, saya mengambil garis besarnya saja membulatkan semuanya menjadi 100 juta, mohon diikhlaskan kekurangannya ya Bu?"kata Bu Indra memohon maaf.

"Apakah ini benar hak saya bu? Apakah saya tidak akan dituntut, misalnya oleh mantan suami saya, atau keluarga suami saya?"tanya Nadine sebelum menerima uang yang disodorkan oleh wanita yang ada di hadapannya.

"Ini murni hak Anda sebagai istri dari pak Damar, perusahaan memberikan uang tunjangan untuk istri sebanyak 3 juta setiap bulannya, itu di luar hasil kerja suami ibu! siapapun tidak bisa mengambil atau mengganggu gugat tentang uang tersebut!"jawab Bu Indra.

"Kalau begitu bolehkah saya meminta bukti rekaman pernyataan ibu? bukan apa Bu, Saya tidak mau dipersalahkan atau di zolimi lagi tentang uang ini!"kata Nadine meminta izin untuk mendokumentasikan pernyataan Bu Indra tentang uang yang diserahkan kepadanya.

"Rupanya Anda memang cerdas, baiklah saya akan memberikan pernyataan tentang uang yang saya serahkan ini!"kata Bu Indra lagi.

"Tapi mohon maaf sebelumnya, Apakah saya boleh meminta tolong untuk ibu memasukkan uang ini ke dalam nomor rekening saya saja? uang 100 juta bagi saya sangat banyak, apalagi Ibu tahu sendiri kalau setiap bulannya Saya hanya di jatah 600.000 saja!"kata Nadine memberanikan diri untuk meminta tolong.

Bu Indra pun menyanggupi permintaan tolong dari Nadine, setelah dirinya memberikan pernyataan tentang uang yang diserahkan kepada Nadine, Bu Indra pun kembali mengambil amplop tersebut untuk digantikannya dengan cara mentransfer ke nomor rekening milik Nadine.

"Oh ya satu hal yang perlu Ibu ketahui, selama status ibu di catatan negara masih sebagai istrinya pak Damar, maka setiap bulannya Ibu masih akan mendapatkan 3 juta, uang tunjangan khusus untuk para istri dari perusahaan!"jelas Bu Indra hampir lupa menyampaikan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh Nadine.

"Dengan ibu memberikan nomor rekening Ibu tentu uang jatah Ibu setiap bulannya akan kami transfer langsung ke nomor rekening Ibu, khusus kasus Ibu ini menjadi prioritas kami untuk mengatasinya, supaya tidak ada lagi pegawai kami yang berani melakukan hal yang sama!"kata Bu Indra menjelaskan.

Pasalnya sebelumnya Nadine menanyakan kerepotan Bu Indra yang mau mengurus urusannya bersama Damar yang dianggapnya itu adalah sepele untuk sebuah perusahaan, apalagi yang turun tangan adalah langsung pemegang kendali perusahaan.

Rupanya video yang sempat viral tentang Damar yang hanya memberikan jatah 600.000 bahkan mengungkitnya dan meminta separuh dari apa yang pernah diberikannya selama ini, lebih parahnya lagi uang 300.000 menjadi jatah untuk Nadin 3 bulan terakhir, dan itu benar-benar membuat seorang Bu Indra murka.

Tanpa Nadine sadari, rupanya Ibu Pratiwi dan juga Sarah memperhatikannya dari jarak yang cukup dekat, mereka berdua bisa mendengarkan sangat jelas apa yang menjadi perbincangan antara Nadine Dan juga Bu Indra.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience