BAB 2

Drama Completed 215

Ia duduk di depan sebuah nyala lilin kecil di sebuah ruangan yang disekat oleh bilik. Tiada lain dalam ruangan itu, selain suasana hening dan dirinya. Keadaan di luar begitu gelap, menunjukkan waktu telah malam. Saat itu, ia masih belum membenci malam. Karna nyala lilin di depannya masih terasa terang dan mendamaikan.

Ada tiga nyala lilin sepanjang ruangan itu, dan ketiganya berdiri sejajar dengan tinggi yang tak tentu. Ketiganya membentuk api kecil, yang bagi Zulfekar merupakan pasangan sepanjang malam. Bagi orang-orang yang hidup di sini, nyala lilin adalah nafas kehidupan. Begitu ada lilin, maka tentu di dalamnya terdapat pula kebahagiaan. Bagi semua orang tak terkecuali Zulfekar , yang begitu menyenangi nyala api kecil dan selalu benci ketika apinya mulai mengecil atau mati dihembus angin. Atau mati kerana sudah saatnya batang lilin meleleh habis.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience