Begitu lama ia berusaha menyambut pagi. Di antara jalan-jalan luar penuh keramaian. Menuju suatu tempat yang mungkin memang satu-satunya tujuannya. Tiga lilin masih menyala, pikirnya. Waktu masih membuka lebar-lebar segala keadaan dan batas. Kerana sampai saat-saat ini, ia masih memutuskan bersahabat dengan waktu, berteman dengan malam.
Saat-saat nyala lilin masih tampak terang. Begitu terang, sehingga tampak pula di dalamnya cerita-cerita hidup yang mulai habis masanya. Untuk kemudian menyusul api kecil itu menjadi asap. Pun dengan segala cerita yang sebelumnya tampak.
Share this novel