BAB 1

Drama Completed 215

Bagi lelaki itu, setiap saat adalah pagi. Lantas ke mana perginya malam ? Mungkin telah mati atau tepatnya telah pergi, bersamaan dengan hilangnya nyala lilin terakhir. Bagi Zulfekar , malam hanya menyisakan pekat, selain sepi dan sunyi tentunya.

Jadi, untuk Zulfekar . Ia adalah lelaki yang tinggal dan ditinggalkan pada suatu keadaan yang mulanya hanya dianggap mimpi. Terkait ambang waktu, terkait ajal yang terbuka lebar kerahsia annya. Manusia bukan lagi khawatir dengan kapan harusnya ia datang. Lebih tepatnya manusia berpikir bagaimana harus meninggalkan. Seperti satu dari tiga puluh mimpi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience