BAB 1

Drama Completed 286

Ku hulur tanganku dan kami berjabat mesra, halus mulus tangannya menjentik hatiku. Kukunya panjang namun ditata indah penuh artistik bercat merah jambu. Ohhh, lembut sekali telapak tangan itu. Tubuhnya yang mungil-molek beraroma paduan sari mawar dan melati. Rambut dan alisnya hitam berkilauan, kontras dengan kulitnya yang cemerlang. Sayangnya, bibirnya yang merah jambu itu terkatup rapat. Padahal aku telah tersenyum manis kepadanya kusertai tatapan penuh sahabatan. Maka segera kusimpulkan, ia seorang perempuan yang angkuh.

Maka timbullah niatku untuk mengurungkan wawancara dengannya, meskipun itu membuatku kehilangan point besar. Kerana , kehilangan sumber berita paling berharga untuk surat-kabar di mana aku bekerja sebagai reporter. Lagi pula, apa artinya aku ke Brazil, bila tidak berhasil mewawancarainya? Perempuan angkuh itu merupakan salah satu ‘ruh’ dari objek berita yang sedang kutelusuri di Brazil. Tugas pokok yang kuterima adalah menulis kehidupan dan penanganan street-children. Aku harus, membongkar akar-akar sejarah sebab musabab membiaknya anak-anak jalanan di kota-kota besar di Brazil, khususnya di Sao Paulo dan Rio de Janeiro.

Apakah anak-anak jalanan itu merupakan fenomena sesaat? Bukankah ia mempunyai sejarah panjang? Bukankah itu merupakan kasus-kasus yang tersisa setelah berlalunya upaya keras Abraham Lincoln membebaskan ras Negro dari sistem perbuadakan yang nyaris abadi? Aku sempat pula mendapatkan secuil fail tentang hubungan system perbudakan, yang dikaitkan dengan maraknya pemutaraan fil-film biru di kawasan Amerika Latin, yang menyebabkan baby boom yang lahir dari perut-perut dara remaja, dengan catatan: di luar nikah. Anak-anak jalanan. Dilahirkan, dibesarkan di jalanan.
Anak-anak jalanan, makan dan tidur di jalanan.
Anak-anak jalanan bercinta lalu melahirkan benih jalanan tanpa sebarang ikatan perkahwinan. Catatan itu kutemukan di sebuah majalah edisi Inggris terbitan Sao Paulo tahun 1990-an.

Aku senang mendapat kutipan itu, sebab itu ucapan si perempuan angkuh yang sedang kuhadapi: Nikita Jose , pendiri dan sekaligus Ketua Umum Alfa-Beta Foundation, yang kabarnya punya dana besar untuk menyantuni anak-anak terlantar itu.

“Hadi , bila kita berbicara tentang street children di Brazil, tidaklah lengkap apabila tidak menulis peranan Nikita Jose , maka you harus mewawancarainya.” kata Lorecia Paolo , seorang wartawan terkenal dan paling disegani di Brazil.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience