BAB 3

Drama Completed 286

Obrigada! Tchau! Thank you! Goodbye! Terima kasih. Selamat jalan! Astaga, jadi Nikita Jose mengusirku? Mengusir aku, seorang wartawan surat kabar terkemuka di Indonesia? Hem! Jauh-jauh aku dari Indonesia ke Brazil dengan biaya ribuan dolar Amerika, cuma dilecehkan oleh Nikita Jose . Maka begitu keluar dari rumah Nikita , aku lalu mencari telefon umum untuk memuntahkan kemuakanku ini kepada Lorecia yang tengah berada di Mexico City.

Malam itu, udara Sao Paulo dingin sekali, kerana tengah berada di puncak winter. Brrbrrrrrr! Angin bertiup kencang sekali, pepohonan gundul di sekitarku terhempas-hempas. Malam itu langit kelabu pekat, suasana sepi. Lampu-lampu penerang jalan sinarnya temaram, membuatku kesulitan menemukan telefon umum, untuk menelepon Lorecia .. Sepuluh menit kemudian aku menjumpai seorang lelaki tua tengah terbatuk-batuk. Ia bermantel panjang-tebal, bersyal panjang dan bertopi.

“Permisi, Tuan, di mana ada telefon umum?” tanyaku kepadanya.
“Ini kawasaan elit, tidak ada telefon umum.” sahutnya, berbahasa Inggris gaya Brazil, berlogat Porto. “Anda ke kota saja, naik taksi.” Sarannya.
Kemudian, si Lelaki Tua itu memandangiku, “Anda orang asing. Filipino?”
“Indonesia!” sahutku spontan.

“Oba! Indonesia! Soekarno! Bali! Saya pernah dengar itu!” ia ceria, “Hai, cara! Berada di Sao Paulo tidak afdol, kalau belum ngopi di Café de Fravo. Tchau!” tangannya melambai, lalu meninggalkanku. Ia menyebutku cara – yang berarti ‘anak muda’..

Aku ingin segera menelpon Lorecia , untuk menumpahkan kekesalanku atas sikap Nikita padaku. Untung, ada taksi melintas di depanku. Ia mengantarku ke sebuah boks telefon umum. Kuambil beberapa koin uang Brazil untuk menelepon Lorecia . Hanya dalam hitungan detik, aku dapat respon darinya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience