VII

Romance Series 1126

"woy dimana? aku sama anak-anak udah deket rumahmu, jangan bilang masih keluyuran ya!"

18.44 ku lihat layar handphoneku terdapat pesan masuk di aplikasi Whatsapp dari Robet.
"ngga", hanya itu balasku jahil.

sembari menunggu anak-anak datang kerumah, aku coba membersihkan studio pribadiku. Ya, diulang tahunku ke 17 sekitar 5 tahun lalu Mami memberikan aku kado sebuah studio pribadi didalam rumah.
karena Mami tau aku senang bermain musik. Beberapa gitar, bass, dan sebuah drum ada distudio ini.
jika lenggang aku biasa mengisinya dengan bermain drum atau hanya memainkan gitar. Biru juga. Mami, Biru dan aku memang suka musik.
di pojok ruang keluarga, ada sebuah piano pemberian Eyang Kakung untuk Mami.

"Ndes!!!!!!", begitu suara terdengar dari luar rumah.
Tidak usah ditanya lagi, siapa yang memanggilku seperti itu kalau bukan anak-anak Land Over.
Mereka masuk tanpa harus ku buka pintu, begitu semestinya.

"masak apa?", tanya Indra dengan sekejap didepan pintu studio
"salam ngapa? susah amat kayaknya", kataku sambi menyetem gitar.
"mana Biru? kamu check sound sendirian
?", tanya Achal.
"ada, dikamar mungkin. mana Robet?",
"biasa, gerilya dulu cari yang enak-enak dikulkasmu", jawab Indra disusul Achal dengan tawa.
"Dasar kucing garong", kataku sinis dan kami tertawa.

sembari menunggu Robet masuk, kami bertiga setting alat musiknya. Indra diposisi drum, Achal di bass, Robet gitar melodi, aku sendiri divokal dan gitar.

"Land Over band kampungan!!!", teriak Robet sembari memasuki studio dan dibawanya beberapa kaleng beer serta makanan yang sudah dibuatkan oleh Mamak.
"Dasar kamu kampungan", balasku.

tawa dalam studio terpecahkan. hangatnya suasana seperti ini.
walaupun banyak hal-hal menyebalkan diantara kami, namun aku bersyukur hampir 5 tahun kami bersahabat dan tidak pernah ada pertengkaran hebat diantara kami.

"cari pattern baru di I'm Alcoholic dong", kata Indra.
"boleh, coba yuk", jawab Achal.

tak perlu lama, kami langsung melakukan pemanasan dengan menyanyikan lagu Stay Together For Kids - nya Blink182.
kebetulan, lagu ini memang menggambarkan kisah keluargaku dan keluarga Achal. kisah kami hampir sama.
Hanya saja aku sedikit lebih beruntung, sampai saat ini Achal hidup bersama dengan kakek dan neneknya. Mamanya di Singapura bersama keluarga baru, sedangkan Ayahnya di Kalimantan.
Achal enggan untuk bertemu dengan orang tuanya, sesekali saja Ia mau untuk mengangkat telfon dari orang tuanya.

setelah sekian puluh menit berlalu, handphoneku berdering dan memaksa aku harus menghentikan permainan alat musik kami.

"kriiiiingggg....",
"kriiiiingggg....",
"ya Mi?",
"Mba, baru dimana? Hari ini Mami batal pulang. tapi ini bisa transit ke Jogja dulu 3 jam jemput client. Mami di Sahid Rich, ayo makan malam.", jelas suara dari sebrang
"Dirumah Mi, baru latihan sama anak-anak. Harus sekarang?", kataku
"Mami sudah disini, ajak anak-anak sdkalian. Biru dimana? Mami coba telfon nggak ada respon",
"mungkin ketiduran dikamar, biar Mba bangunin terus kita kesana ya",
"Mami tunggu sayang . hati hati kalian ya..",

"Mami pulang?", tanya Robet.
"transit doang, makan yuk", ajakku
"latihan pending nih?", tanya Achal
"heeh", jawabku singkat dan bergegas kekamar Biru.

ada sedikit rasa kecewa karna tau Mami tidak jadi pulang. tapi tak apalah, makan malam bisa membuat kerinduanku pada Beliau mereda.

"Birrrrrr....", panggilku ke dalam kamarnya
"Bir bangun, Mami transit doang sekarang kita makan malam", jelasku
"gagal ya?", jawabnya sedikit kecewa sembari mengumpukan nyawanya yang masih berlarian dan mampir di tikungan.
"iya, ganti baju gih. anak-anak ikut juga. syukuri aja, Mami masih sempetin waktu buat kita kok", jawabku dengan mengelus rambutnya.
Aku tau bagaimana perasaan adikku saat ini. apalagi lusa adalah hari ulangtahunnya.

setelah aku dan Biru selesai bersiap-siap, kami akhirnya berangkat menuju Sahid Rich untuk menemui Mami.
sepanjang perjalanan aku melihat Biru hanya terdiam, seperti ingin tapi tak ingin bertemu dengan Mami.
di bagian belakang, Robet, Achal, dan Indra selalu tertawa. membuat lelucon tentang orang-orang disekeliling kami.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience