Part 12 Mimpi Buruk

Short Story Completed 1915

#Berbagi_Suami Part 12
Author : Ersu Ruang Sunyi

MIMPI BURUK

Pelangi sirna seiring datangnya badai, senja jingga menghilang tertutup awan hitam tebal. Bisik lembut sang bayu berubah menjadi malapetaka, hadir badai terdahsyat melebihi badai-badai dahsyat yang pernah terjadi di dunia seperti badai, berikut di antaranya.

1. Badai 1780
Badai 1780 dianggap paling mematikan sepanjang masa. Badai ini menerjang kawasan Karibia, termasuk Martinique, Barbados, dan St Lucia pada Oktober 1780 dan menewaskan 22.000 orang. Kebanyakan korban tewas adalah tentara Amerika dan Inggris yang sedang bertempur di kapal perang sebagai bagian dari perang revolusioner. Menurut seorang saksi mata, badai terkuat ini merobohkan pohon-pohon dengan kecepatan angin 200 mph

2. Badai Galveston 1900
Badai ini menyebabkan kematian bagi 8.000 hingga 12.000 manusia. Badai ini mencapai pesisir Texas, selatan Galveston, dan masuk kategori empat. Kategori ini artinya kecepatan angin badai bersangkutan mencapai 131-155 mil per jam. Badai paling mematikan kedua dalam sejarah AS adalah badai Okeechobee, Florida, yang juga masuk kategori empat pada 1928 dengan jumlah korban 2.500–3.000 orang. Mayoritas kematian para korban disebabkan meluapnya air Danau Okeechobee

3. Badai Katrina 2005
Terjadi pada 29 Agustus 2005, badai Katrina melanda wilayah Karibia dan Florida, AS. Topan awalnya berkategori tiga dengan kekuatan angin 125 mph (201 km/jam) saat melanda pantai teluk AS. Tapi, kemudian berubah jadi kategori lima saat masuk ke daratan. Topan ini menaikkan air pasang laut antara 7,6 hingga 8,5 meter. Setelah mereda, lebih dari 1.800 orang meninggal dan menyebabkan kerugian USD125 miliar.
________

Dan saat ini badai rumah tanggaku yang tidak kalah dahsyat dari beberapa badai yang pernah terjadi di belahan dunia ini. Mencakup keutuhan rumah tangga yang selama ini terjaga selama hampir 3 tahun, sehingga hilang kepercayaan dan menyebabkan kecurigaan tingkat tinggi. Dengan emosi Mas Ilham yang tidak terkendali, melebihi badai 1780, ataupun badai Galveston, juga Katrina yang pernah menguncang berita dunia.

***

"Aku talak 3 kamu karena sudah mengkhianatiku!" ucapan Mas Ilham bagaikan halilintar yang menyambar kepalaku, hingga merobek ke jantung.

"Yank, apa yang kamu katakan?" Aku berkata lirih, sambil turun dari ranjang dan menghampiri Mas Ilham dan berlutut di hadapannya.

"Aku tidak sudi, punya istri yang bermain di belakangku!" hardiknya, membejek-bejek seluruh hatiku.

"Tapi yank, sungguh aku tidak ada apa-apa sama Alex," kataku, berusaha menjelaskan.

"Sudah jelas, kamu berselingkuh dengan dia, dan berduaan ketika tidak ada siapapun," balasnya.

"Lo punya mulut itu di jaga, jangan asal ngomong ...!" seru Alex sambil menghajar wajah Mas Ilham. "Gua memang suka sama Davira, tapi Davira sama gua tidak ada hubungan apapun," lanjut Alex sambil terus menghajar Mas Ilham.

Aku mencoba melerai keduanya, tapi apa dayaku yang hanya perempuan lemah tak berdaya. Mas Ilham membalas pukulan Alex, dan mengena ke wajahku.

"Kamu berani mukul aku! dasar bajingan! perebut bini orang! Mulai dari sekarang kalian bebas berbuat mesum, sudah kutakak tiga perempuan bertopeng ini!" ucap Mas Ilham yang melayangkan tangannya dan mendarat di pipiku.

"Apa ... apa maksud Nak Ilham dengan berkata menalak 3 Davira?" tanya ibuku yang tiba-tiba datang dari rumah makan bersama keluarga Alex.

Seketika ibuku jatuh tak sadarkan diri. Ia kembali kena serangan jantung. Ya ALLAH ... kenapa cobaan bertubi-tubi hadir di kehidupanku?.

"Umi," teriakku.

Tak kurasa sakit yang di timbulkan pukulan Mas Ilham, aku lari menghampiri ibuku, yang tergolek lemah, Om Afan segera memanggil Suster dan Dokter, Ibu di bawa keruangan UGD.

Hancur! Hatiku porak-poranda bagaikan di terjang Tsunami. Talak 3 dari yang dikatakan Mas Ilham sudah membuatku serasa tak berpijak, kini Ibuku yang kena serangan jantung membuatku kehilangan sebagian nyawaku.

***

Tak kuhiraukan sekelilingku, tersengkur di sudut ruangan.

"Kak Davira ...!" seru Risa, yang kala itu baru tiba di RS. " Kenapa kak? Ada apa?" lanjut tanya Risa.

"Lo lihat! kalau terjadi apa-apa sama Tante Vanty Gua bunuh Lo!" hardik Alex kepada Mas Ilham.

"Kenapa Umi kak?" tanya Risa berkaca-kaca.

"Umi, kena serangan jantung," jawabku tak sanggup lagi untuk menjelaskan kepada Risa.

Bagaimana bisa aku menjelaskan semua yang terjadi , jika Mas Ilham sudah menalakku.

"Jadi ini gara-gara Mas Ilham!" hardik Risa dengan sekuat tenaga memukuli Mas Ilham.

***

"Hentikan! Risa berhenti."

"Sayang, bangun yank, kamu kenapa? bangun yank."

"Hen ... henti ... hentikan."

"Bangun yank." Suara Mas Ilham, terdengar samar.

Kubuka mataku, terlihat laki-laki yang sangat kucintai menggenggam kedua tanganku, penuh khawatir.

"Mas ... mimpiku ...," ucapku terbata. "Jangan pernah tinggalkan aku Mas," bisikku lirih, sambil memeluk lelaki yang sangat kucintai.

Mimpi itu seperti nyata adanya. Sangat jelas di ingatan.

"Nak Ilham, baiknya Nak Ilham pulang, kasian Sakila, biar Umi yang jaga di sini," kata Ibuku yang baru tiba.

Mas Ilham pun pulang, kutatap punggung yang keluar dari kamar rawatku setelah mengecup keningku.

"Davira, nanti keluarga Om Afan mau menjenguk ke sini," ucap Umi.

Kenapa kala kudengar keluarga Om Afan mau menjengukku ada khawatiran yang timbul. Apa karena mimpi buruk tadi?. Aku enggan bertemu dengan Alex.

Tak berapa lama keluarga Om Afan datang dengan membawa buah-buahan. Namun tak kulihat Alex bersamanya, sedikit lega ketika Alex tidak ikut dengan keluarganya.

Adik perempuan Alex dan Risa menemaniku di ruangan Umi dan Om Afan dan istrinya pergi keluar, membicarakan sesuatu yang entah apa. Risa menyuapiku, dan meminta aku membuka cadar, katanya biar mudah menyuapinya, walaupun aku keberatan, namun Risa meyakinkan, jika tidak ada siapa-siapa ini selain Risa dan adik perempuan Alex.

Ketika makan hampir usai kulihat seseorang yang bertubuh tinggi berhidung mancung, berbulu mata lentik mematung di depan pintu.

"Oho ... oho." Aku terbatuk seketika kala melihat Alex mematung di pintu.

Segera kutarik selimut untuk menutupi sebagian wajahku.

"Kenapa kak?" tanya Risa, bingung.

Kuberikan kode kepada Risa ke arah pintu.

"Hmmm ... sorry gak ngetuk pintu dulu," ucap Alex sambil berjalan ke arah kami.

"Kak Alex!" seru Risa dan adiknya.

"Sorry telat datang, tadi ada ketemu temen dulu," ucapnya.

"Kak aku mau beli teh kotak dulu ke depan ya," ijin Risa sambil beranjak dari duduknya yang diikuti oleh adiknya Alex.

Hening, suasana ini seperti yang di dalam mimpiku tadi, ada yang bergemuruh di dada, aku takut jika ini DeJavu. Ya ALLAH, semoga mimpi itu hanya sekedar bunga tidur, semoga bukan DeJavu, semoga DeJavu itu hanya terjadi ketika aku bermimpi mas Ilham meminta ijin menikah dan benar terjadi. Semoga kejadian mimpi tadi siang bukan DeJavu, aku menguatkan doa-doa yang kupanjatkan dalam hati.

"Davira, suami kamu tidak menemani?" tanyanya, membuyarkan lamunanku.

"Em ... tadi siang dia dari sini," jawabku spontan.

"Kamu cantik!" serunya.

Kenapa dia harus berkata seperti itu? Apa tadi dia melihat wajahku dengan keseluruhan? Alex menjadi perangai di pikiranku.

" Kamu bisa keluar dari ruangan ini," pintaku.

"Kenapa?"

"Tidak baik kita berduaan di sebuah ruangan."

"Kita tidak ngapa-ngapain ini!"

"Tapi."

"Tapi kenapa?"

"Nanti jika suamiku lihat, bisa salah paham."

"Suamimu tidak ada di sini ini!"

"Tapi."

"Sudahlah Dav, kenapa kamu ini selalu memojokanku."

"Siapa juga yang memojokan."

Lalu suasana kembali hening, sebelum terdengar pintu terbuka. Dadaku tiba-tiba berdetak kencang.

"Alex sudah di sini ternyata," kata Om Afan sambil masuk. Yang di ikuti oleh ibuku dan istrinya.

"Iya Pah," jawab Alex simple.

"Alex, perempuan yang akan Papah jodohkan sudah menunggu di restaurant dekat sini, ayo kita ke sana," ajak Om Afan yang membuat reaksi muka Alex berubah.

"Apa-apaan sih Papah ini! Papah pikir aku ini anak kecil main jodoh-jodohkan!" protes Alex yang berdiri dari duduknya, dan berkata pelan kepala Om Afan. Namun aku masih mampu mendengarnya dengan jelas.

"Alex!" seru Om Afan, memolototi anaknya.

"Tidak Pah, aku tidak mau di jodohkan!" seru Alex sambil keluar dari ruangan rawatku.

"Anak itu! Susah di atur, usia segitu masih saja tidak mau menikah."

Ada apa dengan keluarga itu? Perjodohan?.
Hening. Lalu Om Afan terdengar menarik napas panjang.

Bersambung

#Fiksi #BerbagiSuamiPart12 #ErsuRuangSunyiCerbung

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience